5 Risiko Tumbuh Kembang Bayi Prematur, Waspada & Tangani dengan Tepat
Berbeda dengan bayi normal, bayi prematur terancam lambat dalam tumbuh kembang
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Bayi prematur yang lahir pada usia 34-36 minggu kehamilan sudah memiliki organ tubuh yang sempurna meski otak masih dalam proses perkembangan. Namun bayi prematur ekstrim yang lahir di bawah usia 28 minggu kehamilan memiliki risiko gangguan perkembangan yang paling tinggi.
Selain membutuhkan dukungan lebih banyak dan lebih lama dari rumah sakit, semakin cepat waktu kelahiran bayi prematur maka semakin besar juga risiko permasalahan tumbuh kembang yang dapat dialaminya kemudian.
Apa saja risiko tumbuh kembang bayi prematur tersebut? Cari tahu selengkapnya dalam artikel Popmama.com berikut ini!
1. Perkembangan fisik
Secara fisik, bayi prematur cenderung akan tumbuh lebih pendek dan ringan dibanding bayi yang lahir normal. Sekitar 40 persen bayi prematur juga mengalami gangguan pada aspek motorik seperti kemampuan dan perencanaan motorik, koordinasi visuomotor, dan sensorimotornya.
Selain itu, bayi prematur memiliki kecenderungan lebih untuk mengalami permasalahan gigi seperti enamel gigi abnormal, gigi tumbuh terlambat, dan lengkungan tinggi di langit-langit mulut yang dapat menyulitkan bayi dalam menggigit dan berbicara.
2. Perkembangan kemampuan berpikir dan belajar
Sebagian bayi prematur memiliki gangguan proses berpikir dan belajar yang seringkali ditemukan dalam bentuk sulit membaca, merencanakan, dan mengerjakan suatu tugas hingga selesai.
Banyak orangtua yang tidak memerhatikan hal ini hingga buah hati kesulitan di sekolah. Anak yang lahir dalam kondisi prematur butuh perhatian lebih dalam proses belajar, khususnya pada usia awal sekolah.
3. Perkembangan kemampuan berbahasa dan komunikasi
Pada umumnya bayi prematur tetap akan tumbuh dengan perkembangan kemampuan berbahasa yang normal, namun agak terlambat. Mereka cenderung lebih sulit berbicara dan memahami lawan bicara dibandingkan anak yang lahir normal.
Meski ini adalah hal yang cukup wajar dialami bayi prematur, kondisi yang berlarut dapat jadi sebuah tanda adanya gangguan dalam berpikir, mendengar, atau belajar si Kecil.
4. Perkembangan sensori
Dibandingkan bayi yang lahir secara normal, bayi prematur berisiko lebih besar untuk menjadi tuli atau sulit mendengar dan mengalami gangguan penglihatan seperti rabun dekat, rabun jauh, sensitivitas terhadap kontras, hingga juling.
Bayi prematur juga cenderung lebih sensitif dalam sensori yang membuat mereka lebih peka dengan bunyi atau tekstur benda, tidak senang jika ada benda asing masuk ke mulutnya termasuk minuman dan makanan, serta memiliki tingkat ketahanan lebih rendah terhadap rasa sakit.
5. Perkembangan kemampuan sosial dan emosional
Bayi prematur memiliki risiko lebih tinggi untuk mengalami kondisi gangguan spektrum autisme, kecemasan, hiperaktif, hingga depresi. Mereka cenderung lebih sulit mengelola emosi, menjaga ketenangan diri, dan membuat teman baru.
Meski mengkhawatirkan, kondisi yang satu ini tidak umum di kalangan bayi prematur dan hanya dialami oleh sebagian kecil saja.
Itu dia lima risiko tumbuh kembang bayi prematur. Mama yang memiliki bayi prematur harus memberi perhatian ekstra dan lebih peka melihat gejala pada si Kecil agar dapat ditangani lebih cepat dan mencegah kondisi menjadi lebih buruk.
Baca juga:
- 5 Hal Penting yang Harus Disiapkan sebelum Persalinan Prematur
- Tingkatkan Harapan Hidup, Ini Manfaat Skin to Skin untuk Bayi Prematur
- Hati-hati Ma, Ini Risiko dan Pemicu Terjadinya Kelahiran Bayi Prematur