Ciri-Ciri Bayi Kuning yang Berbahaya, Jarang Disadari Orangtua
Jika bayi menunjukkan tanda-tanda ini, segera bawa ke dokter ya, Ma
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Bayi yang sehat adalah harapan terbesar orangtua. Orangtua tentu tak ingin anaknya sakit, apalagi menderita penyakit yang berbahaya.
Oleh karena itu, dibutuhkan kepekaan dan kesadaran untuk mengenali tanda-tanda awal bayi sakit. Sehingga, orangtua bisa mengambil tindakan yang tepat untuk pencegahan dan pengobatan.
Salah satu penyakit yang mengkhawatirkan orangtua adalah bayi kuning. Sayangnya, ciri-ciri bayi kuning yang berbahaya jarang disadari orangtua.
Nah, Mama dan Papa tentu harus mengetahui ciri-ciri bayi kuning berbahaya.
Berikut Popmama.com telah merangkum penjelasan tentang bayi kuning. Yuk, simak ulasan lengkapnya di sini!
1. Ketahui pengertian bayi kuning
Sebelum membahas ciri-ciri bayi kuning yang berbahaya, kenali dulu tentang penyakit kuning.
Bayi kuning atau disebut juga kernikterus adalah penyakit yang disebabkan oleh tingginya kadar bilirubin dalam darah (hiperbilirubinemia).
Bilirubin ini menumpuk pada otak. Jika tumpukan ini dibiarkan terus-menerus, akibatnya akan terjadi komplikasi serius yang disebabkan oleh penyakit kuning pada bayi.
Bayi dengan hiperbilirubin atau tingkat bilirubin yang tinggi menyebabkan tubuhnya berwarna kuning. Oleh karena itu, penyakit ini disebut penyakit pada bayi.
Sekitar 60% bayi mengalami penyakit ini dan akan sembuh dalam beberapa hari. Namun, dibutuhkan penanganan medis yang tepat agar proses kesembuhan lebih cepat.
Lantas, apa yang terjadi jika penyakit kuning pada bayi dibiarkan saja? Bilirubin semakin tinggi dan memicu kernikterus.
Apabila sudah mengalami kernikterus, bayi harus segera mendapatkan penanganan medis.
Pasalnya, kernikterus yang tidak segera ditangani bisa menyebabkan kelebihan bilirubin menyebar hingga ke otak. Akibat fatalnya, dapat membuat kerusakan otak permanen.
2. Penyebab bayi kuning
Selain ciri-ciri bayi kuning yang berbahaya, pahami juga penyebabnya.
Penyakit kuning pada bayi disebabkan oleh penumpukan bilirubin pada darah.
Bilirubin adalah zat kuning yang dihasilkan dari proses penghancuran sel darah merah secara alami. Penumpukan ini memang sering menyerang bayi yang baru lahir.
Selain itu, bayi sebenarnya sudah memiliki bilirubin sejak dalam kandungan. Bilirubin diproduksi oleh plasenta.
Nah, ketika lahir, bilirubin mengalai penyaringan oleh hati. Kemudian, bilirubin dilepaskan ke saluran usus.
Kendati demikian, penyakit kuning tetap bisa terjadi karena fungsi hati bayi belum berfungsi secara maksimal.
Organ hati bayi belum berkembang dengan sempurna, sementara bilirubin yang dihasilkan lebih banyak. Akhirnya, proses pembuangan bilirubin terhambat.
Selain penumpukan bilirubin, berikut penyebab kuning pada bayi:
- Sepsis pada bayi
- Infeksi virus atau bakteri
- Perdarahan internal
- Kerusakan hati
- Kekurangan enzim tertentu
- Sel darah merah bayi tidak normal
- Ketidakcocokan rhesus serta golongan darah antara ibu dan bayi
- Masalah pada sistem pencernaan bayi
- Bayi lahir prematur.
3. Ciri-ciri bayi kuning yang berbahaya
Dilansir Centers for Disease Control and Prevention (CDC), berikut ciri-ciri bayi kuning yang umum terjadi:
- Kulit bayi terlihat lebih berwarna kuning
- Bagian putih pada mata terlihat kuning
- Bayi terlihat sakit dan sulit untuk bangun
- Berat badan tidak bertambah
- Nafsu makan menurun drastis
- Menangis dengan nada tinggi
- Demam, muntah, dan kejang-kejang.
Penyakit kuning pada bayi juga bisa berdampak serius jika bayi mengalami gejala lainnya. Berikut ciri-ciri bayi kuning yang berbahaya:
- Bayi mengalami gerakan tidak terkontrol
- Penglihatannya diarahkan ke atas secara terus menerus
- Tubuh melengkung seperti busur. Kepala dan tumit ke arah belakang, sementara badan bayi ke arah depan
- Kemampuan pendengaran bayi menurun
- Perkembangan enamel gigi yang buruk
- Badan bayi kaku atau malah lemas.
Apabila bayi Mama dan Papa menunjukkan gejala bayi kuning disertai dengan gejala tersebut, segera periksakan ke dokter. Pasalnya, kemungkinan besar bayi menderita penyakit kuning yang berbahaya.
4. Cara mengatasi bayi kuning
Pada dasarnya, penanganan bayi kuning yang tepat dilakukan oleh dokter. Jadi, usahakan segera ke dokter bila si Kecil menunjukkan tanda-tanda terkena penyakit kuning.
Penting diketahui, bilirubin bayi meningkat di umur 3-5 hari. Untuk mendeteksi ciri-ciri bayi kuning yang berbahaya, bayi akan diamati oleh dokter selama 24 jam. Pengawasan dilakukan setiap 8 sampai 12 jam selama 2 hari pertama kelahiran.
Normalnya, kadar bilirubin bayi yang baru lahir yakni di bawah 5 mg/dl. Apabila bayi mengalami kernikterus, kadar bilirubinnya akan mencapai lebih dari 20-25 mg/dl.
Apabila tingkat bilirubin tinggi selama 5 hari, dokter akan mengambil sampel darah untuk diagnosis lebih lanjut.
5. Perawatan bayi kuning yang tepat
Selain perawatan dokter, beberapa cara ini bisa dilakukan bila Mama dan Papa menemukan ciri-ciri bayi kuning yang berbahaya.
Perawatan ini ditujukan untuk untuk mengurangi kadar bilirubin dalam darah dan mencegah terjadinya kerusakan otak bayi.
- Berikan asupan ASI secara rutin
Ciri-ciri bayi kuning yang berbahaya bisa hilang dengan cara memberikan ASI yang cukup. ASI akan membantu mengeluarkan bilirubin melalui urin dan tinja.
Pastikan Mama menyusui bayi setidaknya 8-12 kali dalam sehari.
- Fototerapi
Untuk menghilangkan ciri-ciri bayi kuning yang berbahaya, lakukan pengobatan fototerapi.
Pengobatan ini dilakukan dalam dua metode, yakni metode konvensional dan metode fiberoptik.
Biasanya, setelah fototerapi, dokter akan mengukur kadar bilirubin setiap 4-6 jam. Jika kadarnya menurun, kondisi bayi akan diperiksa setiap 12 jam. Perawatan ini dilakukan selama 2-3 hari hingga kadar bilirubin bayi turun.
- Transfusi darah
Ciri-ciri bayi kuning yang berbahaya dapat diatasi dengan transfusi darah. Tujuannya, untuk mengurangi jumlah bilirubin dan mencegah terjadinya kerniterus.
Jadi, kenali ciri-ciri bayi kuning yang berbahaya agar Mama dan Papa tahu perubahan kondisi si Kecil. Semakin cepat orangtua menyadari gejalanya, semakin cepat pula bayi mendapatkan perawatan medis yang tepat.
Semoga bermanfaat, ya.
Baca Juga:
- Begini Cara Ampuh Mengatasi Kolik pada Bayi Baru Lahir
- 10 Cara Menghilangkan Bekas Gigitan Nyamuk pada Bayi
- Penyebab Alergi Minyak Telon pada Bayi dan Cara Mengatasinya