TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA

Anak dengan Kondisi Ini Tidak Boleh Imunisasi Polio, Berbahaya!

dr. Kanya Ayu Paramastri, Sp.A menyebut ada kondisi yang membuat anak tak boleh diimunisasi polio

Freepik/stocky01

Imunisasi polio adalah langkah penting dalam melindungi anak-anak dari penyakit polio yang berbahaya dan dapat menyebabkan kelumpuhan permanen. Namun, tidak semua anak bisa menerima vaksin polio karena kondisi kesehatan tertentu. 

Pada beberapa kasus, pemberian vaksin polio dapat menimbulkan masalah serius jika dilakukan pada anak-anak dengan kondisi kesehatan tertentu. 

Anak-anak dengan sistem kekebalan tubuh yang lemah atau kondisi kesehatan yang tidak stabil mungkin membutuhkan jenis vaksin polio yang berbeda atau penundaan imunisasi hingga mereka cukup sehat.

Nah, mengutip informasi dari video edukasi milik dokter spesialis anak, dr. Kanya Ayu Paramastri, Sp.A. Popmama.com telah merangkum informasi tentang kondisi anak yang tidak boleh diimunisasi polio. Yuk, disimak.

1. Anak dengan HIV/AIDS atau tinggal serumah dengan orang yang mengalami HIV

Pexels/Towfiqu Bharbuiya

Anak-anak yang menderita HIV/AIDS memiliki sistem kekebalan tubuh yang sangat lemah. Vaksin polio hidup yang dilemahkan atau oral polio vaccine (OPV) dapat menyebabkan infeksi polio pada mereka, karena tubuh mereka mungkin tidak cukup kuat untuk melawan virus yang dilemahkan tersebut. 

Hal ini juga berlaku bagi anak-anak yang tinggal serumah dengan seseorang yang terinfeksi HIV, karena mereka bisa terpapar risiko yang sama.

Sebagai gantinya, anak-anak dalam kondisi ini akan menerima vaksin polio yang tidak aktif atauinactivated polio vaccine (IPV), yang lebih aman dan tidak mengandung virus hidup. 

IPV memberikan perlindungan yang sama tanpa risiko infeksi dari vaksin. Orangtua harus memastikan anak-anak mereka mendapatkan jenis vaksin yang tepat dengan berkonsultasi pada tenaga medis.

2. Anak dalam kondisi imunodefisiensi

pexels/lauragracia

Anak-anak yang mengalami imunodefisiensi, seperti penderita kanker, tumor, penyakit kronik, atau yang sedang mengonsumsi obat-obatan imunosupresan, harus berhati-hati dengan vaksin polio. 

Obat-obatan dan kondisi medis tersebut dapat menekan sistem kekebalan tubuh anak, sehingga tubuh mereka mungkin tidak dapat menangani virus yang dilemahkan dalam OPV.

Dalam kasus ini, konsultasi dengan dokter sangat penting untuk menentukan apakah anak boleh mendapatkan PIN polio atau tidak. Biasanya, anak-anak ini akan mendapatkan vaksin polio yang tidak aktif (IPV). Anak-anak yang tinggal serumah dengan orang yang mengalami imunodefisiensi juga termasuk dalam kelompok yang membutuhkan perhatian khusus.

3. Bayi baru lahir dengan berat badan rendah

Freepik/rawpixel.com

Bayi yang lahir yang berumur 0 hari dengan berat badan kurang dari 2.000 gram atau 2 kilogram tidak disarankan untuk segera menerima vaksin polio. Sistem kekebalan tubuh mereka belum cukup matang dan kuat untuk menerima vaksinasi polio.

Oleh karena itu, pemberian vaksin polio perlu ditunda hingga berat badan bayi mencapai lebih dari 2 kilogram atau hingga usia bayi mencapai 2 bulan dengan kondisi klinis yang stabil.

Menunda vaksinasi hingga bayi cukup sehat sangat penting untuk memastikan efektivitas dan keamanan vaksin. Orangtua juga harus memantau pertumbuhan dan perkembangan bayi serta berkonsultasi dengan dokter untuk menentukan waktu yang tepat untuk imunisasi polio.

4. Anak dengan infeksi aktif

Freepik/freepik

Anak yang sedang mengalami infeksi aktif, seperti demam di atas 38 derajat Celsius, tidak dianjurkan untuk menerima vaksin polio. Sistem kekebalan tubuh anak sedang bekerja keras melawan infeksi, dan pemberian vaksin pada saat ini bisa mengganggu proses penyembuhan atau bahkan memicu reaksi yang tidak diinginkan.

Menunda vaksinasi hingga kondisi anak membaik adalah langkah yang bijaksana. Setelah anak sembuh dari infeksi, orangtua dapat menjadwalkan kembali imunisasi polio untuk memastikan anak mendapatkan perlindungan yang diperlukan tanpa risiko tambahan.

5. Anak yang sedang diare

Freepik

Anak yang sedang mengalami diare juga tidak dianjurkan menerima vaksin polio. Vaksin polio hidup yang dilemahkan, bila diberikan kepada anak dengan kondisi tubuh yang tidak stabil, bisa berisiko menyebabkan penyakit polio pada anak tersebut. Oleh karena itu, tunda pemberian vaksin hingga diare sembuh dan kondisi anak kembali stabil.

Dalam kasus ini, anak-anak lebih aman menerima vaksin polio yang tidak aktif. Konsultasikan dengan dokter untuk menentukan jenis vaksin yang tepat dan waktu yang aman untuk imunisasi setelah anak pulih dari diare.

Demikianlah informasi mengenai kondisi anak yang tidak boleh diimunisasi polio. Saat ingin memberikan imunisasi polio, orangtua harus memastikan kondisi anak dalam keadaan stabil dan memungkinkan untuk menerima vaksin.

Jika perlu, orangtua bisa konsultasikan dengan dokter jika anak memiliki riwayat kondisi kesehatan yang serius, seperti HIV/AIDS, imunodefisiensi, atau baru sembuh dari penyakit berat.

Baca juga:

The Latest