TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA

Ciri-Ciri ASI Perah Basi dan Tidak Layak Diminum Bayi

Mengonsumsi ASI perah basi bisa menyebabkan diare hingga risiko infeksi pada si Kecil

Freepik/victoriafly

ASI perah atau ASIP adalah solusi praktis bagi ibu menyusui yang tidak dapat memberikan ASI secara langsung kepada bayinya karena berbagai alasan. Namun, penting untuk memastikan bahwa ASI perah disimpan dan dikelola dengan benar agar tetap aman dan bergizi.

Salah satu tantangan yang sering dihadapi ibu yang mengandalkan ASI perah adalah ASIP rentan basi, sehingga tidak layak dikonsumsi. ASI perah yang basi, tidak hanya kehilangan nilai gizinya, tetapi juga dapat berbahaya bagi kesehatan bayi jika tidak sengaja dikonsumsi. ASIP yang basi bisa menyebabkan si Kecil mengalami muntah, diare, reaksi alergi, dan risiko infeksi karena kontaminasi bakteri.

Untuk menghindari hal yang tidak diinginkan, Popmama.com telah merangkum informasi mengenai ciri-ciri ASI perah basi dan tidak layak diminum. Yuk, disimak.

Ciri-Ciri ASI Perah Basi dan Tidak Layak Diminum

1. Bau yang tidak sedap

Freepik/kues1

ASI yang segar memiliki aroma yang ringan dan manis. Jika ASI perah mama berbau asam, busuk, atau memiliki bau yang tidak sedap lainnya, ini adalah tanda bahwa ASI tersebut sudah basi. ASI basi dapat berbau seperti susu asam atau bahkan seperti bahan kimia tertentu.

2. Tekstur menggumpal

Freepik/norgal

Ketika disimpan di lemari es, ASI akan tampak terbagi menjadi dua lapisan. Lapisan atas memiliki tekstur yang lebih kental dan kaya lemak, sedangkan lapisan bawah lebih encer. 

ASI yang masih layak dikonsumsi akan kembali menyatu saat dicairkan dan dihangatkan. Namun, pada ASI yang sudah basi, kedua lapisan tersebut akan tetap terpisah dan menggumpal, bahkan setelah diaduk mereka tidak bisa larut kembali.

3. Perubahan warna

Freepik/nourgal

Warna ASI segar biasanya putih kekuningan. Jika ASI berubah menjadi kekuningan pekat, abu-abu, atau kehijauan, ini bisa menandakan bahwa ASI tersebut sudah tidak layak diminum. Perubahan warna bisa disebabkan oleh oksidasi atau kontaminasi bakteri.

4.  Gelembung atau buih yang berlebihan

Freepik/zoldatoff

Sedikit gelembung atau buih adalah normal ketika mengocok ASI. Namun, jika terdapat banyak gelembung atau buih yang tidak hilang, ini bisa menjadi tanda bahwa ASI telah terkontaminasi bakteri atau telah mengalami fermentasi.

5. Rasa yang tidak biasa

Freepik/jcomp

Meskipun bayi tidak bisa mengatakan langsung, Mama bisa mencicipi sedikit ASI untuk memeriksa rasanya. ASI segar umumnya memiliki rasa manis atau netral. Jika ASI terasa asam, pahit, atau memiliki rasa yang tidak biasa lainnya, bisa jadi ASI tersebut sudah basi.

Itulah beberapa ciri-ciri ASI perah yang sudah basi dan tidak layak konsumsi. Jika si Kecil terlanjur meminum ASI perah yang sudah basi segera perhatikan reaksinya, jika perlu konsultasikan pada dokter.

Lama Waktu Penyimpanan ASI Perah

Freepik/erstudio

Melansir Centers for Disease Control and Prevention atau CDC, penting bagi Mama untuk mengetahui bahwa ASI yang baru diperah, dan disimpan pada suhu ruangan harus segera diberikan kepada bayi dalam waktu kurang dari 4 jam. Sementara itu, ASI yang disimpan dalam cold packs sebaiknya dikonsumsi dalam waktu kurang dari 24 jam.

Jika ASI perah disimpan di lemari es dengan suhu 4 derajat Celcius, sebaiknya digunakan dalam waktu 4 hari. Namun, jika disimpan dalam freezer dengan suhu -18 derajat Celcius atau lebih rendah, ASI dapat bertahan hingga 6 hingga 12 bulan.

Tips Mencegah ASI Perah Basi

Freepik/norgal

Pasti Mama tidak ingin membuang ASI mereka secara sia-sia. Oleh karena itu, untuk menghindari hal tersebut, ada beberapa tips untuk mencegah ASI perah basi, yaitu:

  • Simpanlah ASI yang sudah diperah dalam wadah khusus atau kantong yang dirancang khusus untuk penyimpanan ASI di dalam lemari pendingin atau freezer. Pastikan untuk mencatat tanggal penyimpanan agar penggunaannya dapat diatur dengan baik.
  • ASI yang disimpan dalam waktu yang terlalu lama bisa mengalami penurunan kualitasnya. Disarankan untuk menggunakan sistem rotasi, di mana ASI yang baru diambil diletakkan di bagian belakang, sementara yang sudah lebih lama dipindahkan ke depan.
  • Pastikan untuk membersihkan dengan baik alat penyimpanan ASI dan semua perlengkapan menyusui lainnya sebelum digunakan. Kebersihan yang baik dapat membantu mencegah pertumbuhan bakteri yang dapat mempengaruhi kualitas ASI.
  • Setelah ASI dipanaskan untuk diberikan kepada bayi, hindari memanaskan ulang lebih dari sekali. Gunakan ASI yang sudah dipanaskan tersebut segera setelah pemanasan pertama dan buang sisa yang tidak habis.
  • Jangan biarkan ASI berada pada suhu ruangan yang tinggi untuk waktu yang lama. Suhu yang tinggi dapat mempercepat perubahan kualitas ASI dan menyebabkan ASI basi.

Demikianlah informasi mengenai ciri-ciri ASI perah basi dan tidak layak diminum. Selalu pastikan kualitas ASI perah Mama dalam kondisi baik.

Semoga bermanfaat, ya, Ma!

Baca juga:

The Latest