TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA

Gejala dan Penyebab Sindrom Bayi Biru, Apakah Berbahaya?

Air susu yang terkontamasi bakteri bisa menyebabkan sindrom bayi biru

Pexels/Laura Garcia

Sindrom bayi biru atau dalam istilah medis dikenal sebagai cyanosis adalah kondisi yang harus diwaspadai orangtua. Sindrom ini ditandai dengan perubahan warna kulit bayi menjadi kebiruan, terutama pada bibir, lidah, dan kuku. 

Melansir Medical News Today, warna kebiruan ini disebabkan oleh kadar oksigen yang rendah dalam darah bayi, dan darah tersebut beredar ke seluruh tubuh. Sindrom bayi biru sering kali merupakan tanda adanya masalah serius pada jantung, paru-paru, atau sirkulasi darah bayi.

Kondisi ini bisa disebabkan oleh berbagai faktor, termasuk penyakit jantung bawaan, gangguan pernapasan, atau anemia berat. Karena sindrom bayi biru menunjukkan adanya kekurangan oksigen yang serius.

Agar kondisi ini bisa ditangani lebih dini, orangtua harus mengetahui gejala dan penyebab sindrom bayi biru.

Jadi, simak ulasan Popmama.com berikut ini untuk memahami lebih lanjut dan melindungi si Kecil dari risiko yang mungkin terjadi.

Gejala Sindrom Bayi Biru

Peels/Yan Krukau

Melansir Web MD ada beberapa gejala yang muncul pada si Kecil yang mengalami sindrom bayi biru. Berikut beberapa gejalanya yang harus diperhatikan oleh orangtua.

Bayi biru, termasuk penyakit jantung bawaan, gangguan pada paru-paru, dan paparan zat-zat tertentu yang berbahaya. Dalam artikel ini, kita akan menjelaskan lebih lanjut tentang gejala-gejala yang perlu diwaspadai dan penyebab umum yang mendasari kondisi ini.

Dengan pengetahuan yang cukup, orangtua dapat lebih waspada dan siap mengambil langkah yang diperlukan untuk melindungi bayi mereka.

  • Warna kulit kebiruan (sianosis) 

Sianosis adalah gejala utama dari sindrom bayi biru, di mana kulit bayi tampak kebiruan. Perubahan warna ini paling sering terlihat di bibir, kuku, dan sekitar mata. 

  • Napas cepat atau kesulitan bernapas 

Bayi yang mengalami sindrom bayi biru sering mengalami masalah pernapasan. Mereka mungkin bernapas lebih cepat dari biasanya atau tampak kesulitan untuk menarik napas dalam. Ini adalah tanda bahwa tubuh bayi sedang berjuang untuk mendapatkan cukup oksigen. 

  • Kelelahan dan lemas 

Kelelahan yang tidak biasa pada si Kecil adalah tanda lain yang harus diwaspadai. Bayi mungkin tampak lemas, kurang responsif, dan tidak menunjukkan minat pada aktivitas normal seperti makan atau bermain. 

  • Susah atau tidak mengalami kenaikan berat badan 

Bayi yang mengalami sindrom bayi biru mungkin sulit bahkan tidak mengalami kenaikan berat badan yang normal. Bayi dengan kondisi ini mungkin tampak kurus atau mengalami penurunan berat badan, meskipun mereka makan dengan baik.

  • Tidak mau makan 

Kehilangan nafsu makan adalah gejala lain yang sering terlihat pada bayi dengan sindrom bayi biru. Bayi mungkin menolak untuk menyusu atau makan, yang dapat memperburuk kondisi mereka. 

  • Jari tangan dan kaki membulat (clubbing) 

Clubbing atau pembulatan jari tangan dan kaki, adalah gejala yang dapat muncul pada bayi dengan sindrom bayi biru. Kondisi ini terjadi karena kadar oksigen yang rendah dalam darah menyebabkan jaringan di sekitar ujung jari membengkak dan membulat. 

  • Masalah tumbuh kembang 

Bayi dengan sindrom bayi biru mungkin mengalami keterlambatan dalam tumbuh kembang mereka. Ini bisa terlihat dalam bentuk keterlambatan dalam mencapai tonggak perkembangan, seperti duduk, merangkak, atau berjalan.

Selain itu, bayi mungkin juga mengalami kesulitan dalam berbicara atau menunjukkan tanda-tanda keterlambatan mental.

Penyebab Sindrom Bayi Biru

1. Penyakit jantung bawaan

Freepik/freepik

Melansir Healthline, penyebab sindrom bayi biru yang pertama adalah penyakit jantung bawaan seperti tetralogi Fallot atau transposisi arteri besar. Ini merupakan penyebab paling umum dari sindrom bayi biru. Pada kondisi ini, struktur jantung atau pembuluh darah besar tidak berkembang dengan benar selama kehamilan, sehingga mengganggu aliran darah yang kaya oksigen ke seluruh tubuh. 

Akibatnya, darah yang kurang oksigen beredar dalam tubuh bayi, menyebabkan sianosis. Diagnosis dan penanganan dini melalui operasi atau intervensi medis lainnya sangat penting untuk memperbaiki aliran darah dan mencegah komplikasi lebih lanjut.

2. Methemoglobinemia

Freepik/netrun78

Methemoglobinemia adalah kondisi di mana hemoglobin dalam darah tidak mampu mengikat oksigen secara efektif, sehingga tubuh tidak mendapatkan cukup oksigen. 

Keadaan ini disebabkan oleh keracunan nitrat, seperti pada bayi yang diberi susu formula dengan air yang tidak bersih. Kondisi ini paling sering terjadi pada bayi di bawah 6 bulan. 

Pada usia ini, bayi memiliki saluran pencernaan yang lebih sensitif dan belum matang, sehingga lebih mudah mengubah nitrat menjadi nitrit. Ini juga bisa terjadi akibat faktor genetik 

Bayi dengan methemoglobinemia mungkin menunjukkan gejala yang sama dengan sindrom bayi biru, seperti sianosis dan kelelahan, dan memerlukan perawatan medis khusus untuk menormalkan kadar oksigen dalam darah.

3. Gagal paru-paru dan masalah pernapasan lainnya

Freepik

Sindrom bayi biru juga dapat disebabkan oleh masalah pada paru-paru, seperti pneumonia, sindrom gangguan pernapasan akut, atau bahkan asma. 

Kondisi ini dapat mengganggu pertukaran oksigen di paru-paru, sehingga darah yang kurang oksigen tersebut beredar di tubuh bayi. Selain itu, kondisi seperti bronkitis atau infeksi saluran pernapasan juga bisa berkontribusi terhadap rendahnya kadar oksigen. 

Penanganan medis yang tepat, seperti pemberian oksigen atau antibiotik, bisa membantu mengatasi masalah pernapasan dan mencegah sindrom bayi biru.

Cara Mendiagnosis Sindrom Bayi Biru

Freepik/prostooleh

Selain memeriksa riwayat medis secara menyeluruh dan melakukan pemeriksaan fisik, dokter mungkin akan menjalankan beberapa tes untuk menentukan penyebab sindrom bayi biru. Tes-tes yang dapat dilakukan meliputi:

  • Tes darah
  • Rontgen dada untuk memeriksa kondisi paru-paru dan ukuran jantung
  • Elektrokardiogram (EKG) untuk memantau aktivitas listrik jantung
  • Ekokardiogram untuk melihat struktur anatomi jantung
  • Kateterisasi jantung untuk memvisualisasikan arteri jantung
  • Tes saturasi oksigen untuk mengukur kadar oksigen dalam darah

Cara Menangani Sindrom Bayi Biru

Freepik/onlyyouqj

Penanganan sindrom bayi biru sangat bergantung pada penyebab utamanya. Jika sindrom ini disebabkan oleh kelainan jantung bawaan, kemungkinan besar bayi memerlukan pembedahan pada suatu waktu untuk memperbaiki masalah tersebut. 

Operasi ini bertujuan untuk memperbaiki aliran darah dan memastikan tubuh bayi mendapatkan cukup oksigen. Selain pembedahan, obat-obatan juga mungkin direkomendasikan, tergantung pada tingkat keparahan kondisi. 

Obat-obatan ini dirancang untuk mendukung fungsi jantung dan paru-paru, tetapi harus digunakan dengan hati-hati.  Konsumsi obat hanya boleh dilakukan sesuai resep dokter dan biasanya diberikan melalui jarum yang dimasukkan ke dalam pembuluh darah bayi. 

Perawatan lainnya mungkin termasuk pemberian oksigen tambahan untuk meningkatkan kadar oksigen dalam darah dan perawatan nutrisi untuk mendukung pertumbuhan bayi. 

Nah, demikianlah penjelasan mengenai gejala dan penyebab sindrom bayi biru. Dengan penanganan sedini mungkin dan tepat, banyak bayi dengan sindrom bayi biru bisa menjalani hidup yang lebih sehat.

Baca juga:

The Latest