6 Cara Merawat Bayi Prematur di Rumah yang Aman
Mama bisa kok merawat bayi prematur di rumah
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Bayi prematur adalah bayi yang lahir sebelum usia kandungan Mama mencapai 37 minggu. Karena lahir terlalu cepat, maka organ-organ tubuh bayi prematur, khususnya paru-paru, belum cukup matang untuk menjalankan fungsinya. Risiko gangguan kesehatan pun menjadi tinggi untuk mereka.
Gangguan kesehatan yang umum dialami si Kecil yang lahir prematur adalah gangguan mata dan kulit yang berwarna kuning terutama pada hari ke-2 hingga hari ke-14 setelah kelahiran, kadar gula darah turun (hipoglikemia), anemia, dan serangan penyakit infeksi.
Oleh karenanya, saat dilahirkan bayi prematur membutuhkan perawatan khusus, Ma. Berikut panduan tepat dari Popmama.com dalam merawat bayi yang lahir prematur di rumah.
1. Pertahankan suhu tubuh bayi dengan menggendong cara kanguru
Melakukan perawatan metode kanguru di rumah sangat diperlukan bagi bayi prematur. Menggedong dengan metode kangguru adalah dengan cara memasukkan si Kecil ke dalam baju Mama atau menggunakan kain gendongan khusus.
Cara ini bertujuan agar kulit Mama bisa bersentuhan langsung dengan kulit si Kecil.
Dengan begitu, metode kangguru ini bermanfaat dalam menjaga panas tubuh si Kecil, meningkatkan kesehatannya, mendorong bayi menyusu dengan baik, dan juga dapat meningkatkan ikatan antara orangtua dan si Anak.
Baca disini: Ini Cara Melakukan Perawatan Metode Kanguru untuk Menyelamatkan Bayi Prematur
2. Memerhatikan posisi tidur si Kecil
Tidur merupakan kebutuhan dasar bagi setiap bayi, tak terkecuali bayi yang lahir secara prematur. Tidur yang baik bisa meningkatkan kesehatannya.
Bayi prematur umumnya akan menghabiskan waktu tidurnya lebih lama dibandingkan bayi normal, namun dalam periode yang lebih singkat.
Jadi, dengan kondisi ini Mama akan lebih sering terjaga di malam hari hingga enam bulan setelah tanggal melahirkan yang seharusnya.
Pastikan si Kecil yang terlahir prematur tidur telentang, tidak miring, atau tengkurap. Hal ini bertujuan untuk mengurangi risiko sindrom kematian bayi mendadak (SIDS) yang lebih umum terjadi pada bayi prematur.
Jika dirasa otot leher si Kecil sudah cukup kuat setelah beberapa bulan sejak ia dilahirkan, Mama bisa menempatkan si Kecil pada perut Mama saat ia bangun. Hal ini dapat membantu si Kecil dapat menopang kepalanya sendiri secara alami.
3. Berikan ASI eksklusif
Umumnya, bayi prematur membutuhkan 8-10 kali menyusu setiap harinya. Jadi, pastikan asupan ASI untuknya cukup dengan cara menghindari jeda waktu menyusui lebih dari empat jam. Hal ini juga perlu untuk mencegahnya mengalami dehidrasi.
Meskipun Mama mengalami kesulitan dalam menyusui bayi prematur, namun Mama jangan menyerah dan merasa kecil hati untuk tetap memberikan ASI. Jika si Kecil kesulitan dalam menjangkau puting susu Mama, untuk mencukupi asupan ASI, Mama bisa memberikan ASI perah yang ditempatkan di botol khusus untuk bayi prematur.
Mama juga harus rutin menimbang berat badan si Kecil. Apabila ia mengalami penurunan berat badan yang signifikan, sebaiknya segera periksakan ke dokter, Ma. Karena berat badan merupakan tolak ukur yang paling penting untuk menilai perkembangannya yang lahir secara prematur apakah baik atau tidak.
Baca disini: Begini Posisi yang Tepat Bagi Ibu Menyusui, Bukan Asal Nempel Ya Ma
4. Lebih intensif memantau perkembangan dan pertumbuhan Ss Kecil
Setelah si Kecil diperbolehkan pulang ke rumah, maka tugas penting bagi Mama untuk tetap mengontrol pertumbuhan dan perkembangannya. Mama harus rutin membawanya kontrol ke dokter setelah beberapa hari atau minggu ia diperbolehkan pulang ke rumah.
Dengan rajin memeriksakan kesehatan si Kecil, dokter bisa menilai pertumbuhannya dari berat badan dan menilai sejauh mana perkembangannya.
Dokter juga bisa melihat perkembangan penglihatan dan pendengaran si Kecil. Hal ini penting karena bayi prematur lebih berisiko mengalami gangguan penglihatan dan pendengaran.
Baca juga: 7 Masalah Kesehatan Bayi Prematur
5. Melengkapi kebutuhan imunisasi dan vaksin
Pemberian vaksin dan imunisasi ini diperlukan untuk si Kecil yang lahir secara prematur untuk melindunginya dari serangan berbagai penyakit serius.
Pada dasarnya, jadwal imunisasi untuk bayi prematur sama dengan jadwal untuk yang terlahir normal. Bedanya hanya pada pemberian vaksin hepatitis B. Untuk vaksin hepatitis B, Mama perlu menjalani pemeriksaan darah. Jika Mama memiliki HbsAg positif, si Kecil tetap harus divaksin Hepatitis B dalam waktu 12 jam setelah lahir. Dosisnya juga sama dengan dosis untuk bayi lahir normal. Dosis kedua, diberikan pada usia 1-2 bulan dan dosis ketiga diberikan di usia 6 bulan.
Umumnya, dokter sangat menyarankan si Kecil yang lahir prematur agar diberikan vaksin flu ketika mencapai usianya enam bulan. Tak hanya perlu diberikan pada si Kecil, seluruh anggota keluarga juga perlu mendapatkan vaksin flu untuk mencegah penularan flu kepada bayi yang masih rentan terkena penyakit.
Baca juga: Vaksinasi Wajib untuk Anak 1-3 Tahun
6. Membatasi aktivitas bayi
Jangan melakukan beberapa aktivitas secara berturut-turut pada si Kecil ya, Ma. Misalnya, mengganti popok, memakaikan baju dan menyusui secara beriringan waktu hingga membuat ia kelelahan.
Tanda si Kecil kelelahan misalnya hilangnya kontak mata, terlihat sering mengantuk, tangannya seperti menolak, menguap berlebihan, badannya menjadi kaku dan menjadi sangat rewel.
Karena jika si Kecil yang lahir prematur sering kelelahan akan membuat daya tahan tubuhnya menurun. Setelah ia berusia 2 tahun, tubuh bayi prematur akan menjadi lebih kuat dan sama seperti perkembangan anak pada usianya.
Namun, yang perlu Mama ingat, Mama harus memberikan perhatian ekstra kepada bayi prematur. Ajak ia untuk terus berinteraksi, tertawa, mengobrol, dan berikan rangsangan rangsangan untuk perkembangan motorik dan kognitifnya agar perkembangannya tidak tertinggal dengan bayi yang lahir normal.
Baca juga: Hal-hal yang Harus Diperhatikan Saat Merawat Bayi Prematur