Demam pada Bayi: Penyebab dan Cara Mengatasinya
Demam merupakan kondisi yang menandakan kekebalan tubuh sedang melawan infeksi dan virus
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Ketika si Kecil mengalami demam, pastinya Mama akan merasa sangat cemas dan khawatir.
Hal ini tentunya sangat wajar, mengingat ada banyak dugaan yang menjadi penyebab suhu tubuh si Kecil menjadi panas, seperti infeksi virus, flu, bahkan tumbuhnya gigi juga dapat membuat si Kecil mengalami demam.
Demam pada bayi, terlebih pada bayi baru lahir seringkali merasakan gejala tambahan seperti mendengus, kejang-kejang, dan dehidrasi. Disarankan untuk segera membawa si Kecil ke dokter jika demamnya diserta gejala tambahan yang mengkhawatirkan.
Untuk informasi lebih lanjut, berikut Popmama.comrangkum tentang demam pada bayi, mulai dari penyebab hingga pengobatannya.
Demam pada Bayi
Bayi dapat dikatakan demam apabila suhu tubuhnya mencapai 38 derajat Celsius dan bahkan lebih dari itu.
Seringkali Mama khawatir ketika suhu tubuh si Kecil mencapai 37 derajat Celsius lebih. Padahal, suhu di bawah 38 derajat Celsius dapat terbilang normal untuk bayi di bawah usia 12 bulan.
Dalam mengukur suhu demam pada bayi, biasanya bergantung pada metode pengukuran suhu, seperti:
- Termometer rektal (anus, telinga, nadi), biasanya bayi disebut demam jika suhunya berada di atas 38 derajat celcius.
- Termometer oral (mulut), bayi dikatakan demam jika suhu tubuhnya berada di atas 37,8 derajat Celcius. Sayangnya mengukur suhu dengan cara ini dianggap kurang efektif.
- Termometer ketiak, bayi dikatakan demam jika suhunya di atas 37,2 derajat Celcius.
Perlu Mama ketahui bahwa tubuh bayi secara alami akan terasa lebih hangat dibandingkan tubuh orang dewasa. Hal ini dikarenakan tubuh bayi lebih aktif secara metabolik yang dapat menghasilkan panas.
Penyebab Demam pada Bayi
Demam merupakan salah satu gejala yang sering menjadi pertanda dari suatu penyakit. Ketika si Kecil si Kecil demam, sistem kekebalan tubuhnya sedang melawan infeksi bakteri dan virus.
Ada beberapa penyebab terjadinya demam pada bayi, yaitu :
- Pneumonia.
- Infeksi virus, seperti flu dan infeksi pernapasan.
- Meningitis, yang berupa virus atau bakteri yang menyerang pada otak dan sumsum tulang belakang.
- Infeksi telinga.
- Infeksi bakteri yang mengarah pada sepsis ketika bayi di bawah usia 3 bulan, yang dapat menyebabkan demam tinggi 38 derajat Celsius.
- Demam setelah vaksin yang dapat berlangsung selama 2-3 hari.
- Cuaca panas akibat terik matahari.
- Infeksi saluran kemih yang dapat menyebabkan demam pada bayi.
- Tumbuh gigi.
Apakah Demam Berbahaya bagi Bayi?
Ketika demam, sistem kekebalan tubuh pada bayi sepenuhnya sedang melawan infeksi dan pastinya tidak berbahaya dan berisiko sama sekali.
Namun, Mama harus segera membawa si Kecil ke dokter apabila terjadi gejala-gejala berikut:
- Suhu tubuh si Kecil yang mencapai 40,5 derajat Celsius atau lebih.
- Demam yang tak kunjung berhenti selama 24 jam.
- Masih demam, walaupun sudah mengonsumsi obat-obatan.
- Memiliki tanda-tanda dehidrasi, seperti bibir kering, tidak buang air kecil lebih dari 8 jam, dan terlihat titik lunak cekung yang ada di atas kepala bayi.
- Bayi berusia kurang dari 3 bulan.
Segera bawa si Kecil ke Unit Gawat Darurat (UGD) untuk mendapatkan penanganan lebih lanjut, jika ia mengalami gejala yang cukup parah, seperti :
- Mengalami kejang-kejang untuk pertama kalinya.
- Mengalami kejang-kejang yang berlangsung lebih dari 15 menit.
- Demam hingga 41,6 derajat Celsius atau bahkan bisa lebih tinggi.
- Mendengus.
- Lubang hidung melebar saat bernapas.
- Menarik otot-otot yang ada di sekitar tulang rusuk ketika bernapas.
- Mendeteksi adanya warna kulit menjadi putih atau biru yang ada di sekitar dasar kuku atau mulut atau lidah.
Pengobatan Demam pada Bayi
Menurut American Academy of Pediatrics (AAP), bayi yang sedang demam harus dibuat senyaman mungkin oleh orangtua. Selain itu, Mama juga bisa mengatasinya dengan cara-cara di bawah ini:
- Mengawasi aktivitas bayi dan kenyamanannya secara keseluruhan, ketika bayi merasa nyaman dan bahagia, mereka tidak akan memerlukan perawatan khusus dan pada akhirnya akan sembuh.
- Terhidrasi dengan baik, ketika bayi sedang demam, risiko dehidrasi semakin meningkat. Pastikan Mama sesering mungkin untuk menawarkan susu untuk bayi mama untuk mengatasi dehidrasi.
- Memantau tanda-tanda dehidrasi pada bayi, dehidrasi mengakibatkan frekuensi volume urine pada tubuh bayi akan berkurang bahkan tidak ada. Selain itu, tanda-tanda lainnya berupa mata cekung, kulit kering dan pucat, dan bibir pecah-pecah.
- Membatasi penyebaran, pada dasarnya, si Kecil rentan terkena sakit. Untuk itu, hindari membawa bayi ke tempat-tempat yang berpotensi menyebarkan infeksi dan penyakit sementara waktu.
- Memberikan obat penurun panas, Mama boleh memberikan obat penurun panas untuk si Kecil. Jika perlu konsultasikan terlebih dahulu dengan dokter mengenai obat yang aman untuk si Kecil.
Pada umumnya, bayi yang baru lahir dan bayi yang usianya di atas 3 bulan kerap mengalami demam tinggi yang di mana menandakan bahwa kekebalan tubuh si Kecil yang sedang melawan infeksi dan virus.
Namun, Mama perlu memperhatikan gejala tambahan pada tubuh si Kecil ketika ia mengalami demam. Sebab, bisa saja ini menjadi tanda bahwa si Kecil mengalami infeksi atau penyakit lainnya.
Untuk itu, segera berkonsultasi dengan dokter atau membawa si Kecil ke fasilitas kesehatan terdekat jika Mama khawatir terhadap kondisinya.
Itu tadi ulasan tentang demam pada bayi, mulai dari penyebab hingga pengobatannya. Semoga bermanfaat!
Baca juga :
Apa yang Harus Dilakukan saat Bayi di Bawah 6 Bulan Mengalami Demam?
7 Cara Alami Merawat Bayi Demam, Konsumsi Sup Ayam Salah Satunya