7 Hal yang Perlu Diketahui tentang Bibir Hitam pada Bayi
Bisa jadi tanda bahaya, waspadai jika warnanya tak kunjung berubah
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Secara umum, bayi yang baru lahir akan memiliki kulit yang cerah dan bibir yang merona. Entah itu berwarna sedikit kemerahan atau sedikit berwarna kekuningan. Namun, ada beberapa kondisi kesehatan yang dapat menyebabkan warna bibir bayi yang baru lahir menjadi biru atau kehitaman.
Dilansir dari WebMD, dokter Carrie Drazba, MD, dokter anak di Rush University Medical Center di Chicago, mengatakan bahwa kondisi ini bisa jadi merupakan tanda bahaya pada bayi.
"Jika bibir bayi membiru, atau selaput lendir di mulut atau lidahnya membiru, ini adalah tanda bahwa mereka tidak mendapatkan cukup oksigen," katanya. Lebih lanjut ia mengatakan bahwa kondisi ini dikenal juga sebagai cyanosis atau sianosis.
Nah, berikut ini adalah informasi yang sudah Popmama.com rangkum tentang hal yang perlu diketahui tentang bibir hitam pada bayi. Baca di sini, yuk!
1. Apa itu kondisi sianosis, kondisi yang membuat bibir bayi menjadi hitam?
Dilansir dari Cincinnati Children's Hospital, terjadinya perubahan warna bibir bayi menjadi hitam ini merupakan suatu kondisi yang tidak normal. Kondisi ini terjadi karena kurangnya pasokan oksigen yang dibawa sel darah ke jaringan tubuh.
Warna hitam pada bibir bayi terjadi akibat kadar hemoglobin yang terlalu sedikit di dalam sel darah yang berada di permukaan kulit.
Hemoglobin (Hb) sendiri adalah protein yang terdapat dalam sel darah merah, yang bertugas mengangkut oksigen dari paru ke bagian tubuh lain.
2. Tak hanya dari warna bibir, sianosis juga bisa dideteksi di bagian tubuh lainnya
Pada bayi yang memiliki kulit berwarna terang, kondisi sianosis akan tampak lebih jelas karena warnanya yang biru keunguan. Sedangkan pada bayi yang memiliki kulit berwarna gelap, perubahan warnanya akan jadi terlihat seperti warna abu-abu atau putih.
Sianosis biasanya tak hanya terlihat pada bagian bibir saja. Mama juga bisa menemukan area lain yang mengalami perubahan warna lebih gelap seperti pada daun telinga, kuku tangan dan kakinya.
Memang umumnya warna bibir bayi akan berubah ketika ia mengalami kedinginan. Jadi, cobalah untuk menghangatkan tubuh bayi dengan pelukan atau selimut.
Jika warna bibirnya tak kunjung berubah Mama wajib waspada. Ini adalah pertanda kalau si Kecil sedang mengalami kondisi serius dan membutuhkan pertolongan ahli dengan segera.
3. Dapat menunjukkan adanya gangguan organ vital pada tubuh bayi
Kadar oksigen yang tidak mencukupi bisa jadi merupakan tanda kalau dua organ vital si Kecil tidak bekerja dengan sempurna. Kedua organ tersebut adalah jantung dan paru-paru.
Seperti yang kita ketahui, paru-paru berfungsi sebagai tempat pertukaran oksigen dan karbon dioksida. Sedangkan jantung bertugas untuk memompa darah dan menyebarkan oksigen ke seluruh tubuh.
Jadi, saat oksigen yang terdapat di dalam darah si Kecil mencukupi, maka warna kulit atau bibirnya akan semakin cerah pula. Sebaliknya, kalau semakin rendah oksigen yang dibawa dalam darah, maka akan semakin hitam pula kulit atau bibir si Bayi.
5. Beberapa kondisi yang dapat memicu terjadinya sianosis
Masih dilansir dari Cincinnati Children's Hospital, dijelaskan bahwa terdapat kondisi-kondisi lain yang bisa menyebabkan si Kecil mengalami sianosis. Misalnya seperti:
- Kondisi yang membatasi jumlah oksigen yang dapat dihirup (menghirup asap dari kebakaran rumah, keracunan karbon monoksida, dll).
- Penyumbatan pada jalan pernapasan yang membatasi jumlah oksigen yang masuk ke paru-paru (tersedak benda asing, croup, dll).
- Penyakit paru primer (asma, pneumonia, bronkiolitis, dll).
- Kelainan jantung bawaan. Ini dapat menyebabkan darah biru (kurang oksigen) melewati paru-paru dan tidak pernah mengumpulkan oksigen. Kelainan pada darah dapat menurunkan kemampuannya dalam menyerap oksigen. Semua kelainan ini menyebabkan darah biru (miskin oksigen) dipompa ke tubuh.
5. Terdapat 4 jenis kondisi sianosis yang perlu Mama pahami
Ada empat kondisi sianosis yang biasanya terjadi dan dialami manusia, khususnya bayi yang baru lahir. Keempat kondisi tersebut adalah:
- Peripheral Cyanosis / Sianosis Perifer
Peripheral cyanosis atau sianosis perifer dikatakan sebagai kondisi perubahan warna kulit menjadi biru atau keunguan. Hal ini terjadi karena sirkulasi darah dan ekstraksi oksigen pada jaringan perifer mengalami penurunan ekstrem.
Kondisi ini ditandai dengan warna jari tangan dan kaki yang berubah kebiruan atau keunguan di mana umumnya disebabkan oleh suhu yang terlalu rendah atau dingin.
- Central Cyanosis / Sianosis Sentral
Perubahan warna kebiruan yang terjadi pada jenis sianosis ini terjadi khususnya di bagian bibir dan lidah. Jenis sianosis ini merupakan kondisi kurangnya oksigen dalam darah yang berkaitan dengan jenis penyakit pernapasan seperti pneumonia dan asma.
Penderita sianosis sentral biasanya juga akan mengalami sianosis perifer di mana timbul kebiruan, keunguan atau justru keabuan pada area jari kaki maupun tangan. Hal ini juga bisa terjadi akibat efek dari penggunaan obat tertentu yang menyebabkan pigmen abnormal dalam darah sehingga menimbulkan kebiruan pada kulit.
- Sianosis pada Bayi dan Balita
Sianosis jenis ini adalah kondisi timbulnya perubahan warna menjadi kebiruan pada area mulut bayi, kaki, kepala, atau telapak tangan. Jenis kondisi ini menandakan bahwa bayi tidak memperoleh cukup oksigen di mana berpotensi terjadi pada bayi baru lahir dan balita.
- Differential Cyanosis
Jenis sianosis ini juga disebut dengan istilah mixed cyanosis, yaitu sebuah kondisi yang ditandai dengan timbulnya kebiruan pada beberapa area tubuh. Tanda perubahan warna kebiruan dapat timbul hanya di tubuh bagian atas saja atau justru di bagian tubuh bawah saja. Pada beberapa kasus, jenis sianosis ini terjadi pada bagian atas kiri tubuh saja. Sedangkan sebagian kasus lainnya menunjukkan adanya tanda-tanda di kedua bagian tubuh bawah.
6. Cara mendiagnosis kondisi sianosis pada bayi
Saat Mama menemukan kondisi kulit si Kecil cenderung membiru, terutama di bagian kulit yang tipis, seperti mulut, bibir, kuku, dan daun telinga, ini merupakan kondisi yang wajib Mama curigai.
Selain itu, beberapa tanda lainnya adalah detak jantung yang cepat, kesulitan bernapas, keringat berlebih, dan masalah pernapasan.
Jika Mama menemukan si Kecil mengalami hal-hal tersebut, segera bawa ia ke dokter untuk ditangani.
Biasanya, dokter anak akan melakukan pemeriksaaan, mengukur kadar oksigen, dan mengumpulkan informasi riwayat kesehatan si Kecil. Kemudian, setelah mendapatkan hasilnya maka dokter akan melakukan evaluasi lebih lanjut.
Jika kondisi cukup serius maka dokter akan meminta agar si Kecil diperiksa oleh spesialis jantung, paru-paru, atau dokter spesialis perawatan intensif.
7. Pertolongan pertama yang bisa dilakukan
Seperti yang sudah dijelaskan di awal, ada beberapa kondisi sianosis yang bisa hilang dengan sendirinya. Biasanya hal ini memakan waktu beberapa hari setelah bayi lahir.
Tetapi jika hal ini terjadi secara tiba-tiba, Mama bisa mencoba untuk melakukan pertolongan pertama. Contohnya dengan menciptakan kondisi ruangan yang hangat menggunakan pemanas atau memberikan pelukan atau selimut pada bayi.
Biasanya ini terjadi ketika bayi sudah sedikit besar dan mengalami demam.
Nah, itulah tadi beragam informasi mengenai hal yang perlu diketahui tentang bibir hitam pada bayi. Semoga informasi ini bisa membantu Mama.
Baca juga:
Penyakit Jantung Bawaan pada Bayi: Penyebab dan Cara Mendeteksinya
Mengenal Penyakit Hashimoto, Masalah Autoimun yang Bisa Menyerang Bayi
Mama Harus Tahu! 14 Fakta Penyakit Kuning pada Bayi Baru Lahir