Mengenal TSH dan Dampaknya pada Tumbuh Kembang Bayi
Kadar TSH yang tinggi maupun rendah dapat berpengaruh pada tumbuh kembang bayi
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Pernahkah Mama mendengar istilah Thyroid-Stimulating Hormone(TSH)? Thyroid-Stimulating Hormone(TSH) atau hormon perangsang tiroid merupakan hormon yang dibentuk pada otak.
Fungsi utama dari hormon ini adalah merangsang kelenjar tiroid yaitu kelenjar berukuran kecil dengan bentuk seperti kupu-kupu yang berada tak jauh dari tenggorokan. Melansir laman Health Central, hormon perangsang tiroid (TSH) juga dikenal sebagai tirotropin. Ini merupakan hormon yang mengontrol fungsi hormon lain.
Dengan fungsi yang begitu penting, pemeriksaan kadar TSH pada bayi menjadi sebuah hal yang perlu diperhatikan. Pasalnya, kadar TSH yang tinggi maupun rendah bisa memberikan dampak pada tumbuh kembang si Kecil.
Nah, berikut Popmama.com rangkumkan informasi tentang apa itu TSH dan dampaknya pada tumbuh kembang bayi. Simak di sini!
1. Pentingnya mengetahui kadar Thyroid-Stimulating Hormone (TSH) pada bayi
Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, Thyroid-Stimulating Hormone(TSH) merupakan hormon yang penting untuk manusia. Mengapa? Melansir uclahealth.org, perubahan TSH pada tubuh dapat menjadi sistem peringatan dini yang sering kali terjadi sebelum tingkat hormon tiroid dalam tubuh menjadi terlalu tinggi atau terlalu rendah.
Hormon tiroid merupakan hormon yang diproduksi kelenjar tiroid yang berfungsi membantu tubuh untuk menjaga fungsi organ-organ yang penting seperti otak dan jantung. Kadar TSH yang tinggi maupun rendah mampu menunjukkan berfungsi atau tidaknya kelenjar tiroid pada bayi.
Itulah sebabnya mengapa pemeriksaan kadar TSH menjadi penting. Umumnya, pemeriksaan ini dilakukan ketika bayi berusia 2-6 hari.
2. Penyebab dan dampak kadar TSH rendah pada bayi
Pemeriksaan kadar TSH merupakan hal yang penting dan wajib dilakukan setelah si Kecil lahir untuk mengetahui fungsi tiroid pada bayi. Hormon tiroid yang diproduksi kelenjar tiroid sangat penting di masa bayi dan anak-anak untuk pertumbuhan dan perkembangan otak.
Melansir Cleveland Clinic, jika setelah pemeriksaan TSH diketahui bayi memiliki terlalu sedikit TSH kemungkinan besar kelenjar tiroidnya memproduksi hormon tiroid berlebih. Kondisi ini disebut hipertiroidisme atau tiroid yang terlalu aktif. Ada berbagai kondisi yang dapat menyebabkan hipertiroidisme, termasuk penyakit Graves dan nodul tiroid.
Karena hormon tiroid menekan pelepasan TSH, tingginya kadar hormon tiroid dapat menyebabkan kadar TSH lebih rendah dari normal. Selain itu, walaupun jarang terjadi masalah pada kelenjar pituitari, seperti adenoma hipofisis yang tidak berfungsi, ini juga dapat menyebabkan rendahnya kadar TSH serta rendahnya kadar hormon tiroid.
3. Penyebab dan dampak kadar TSH tinggi pada bayi
Jika hasil pemeriksaan TSH si Kecil menyatakan kadar yang tinggi maka ini mungkin menunjukkan bahwa tiroidnya tidak menghasilkan cukup hormon tiroid. Kondisi ini disebut hipotiroidisme atau tiroid yang kurang aktif.
Sejumlah kondisi dapat menyebabkan hipotiroidisme, termasuk penyakit Hashimoto. Selain itu, kondisi genetik langka juga dapat menyebabkan kadar TSH dan hormon tiroid lebih tinggi dari normal.
Pada bayi yang baru lahir, hipotiroidisme kongenital (bawaan) adalah penyebab paling serius dari peningkatan TSH pada bayi baru lahir. Mengutip laman IDAI, angka kejadian hipotiroid kongenital bervariasi antar negara, umumnya sebesar 1:3000 – 4000 kelahiran hidup. Jika si Kecil mengalaminya, maka ia harus segera mendapatkan perawatan.
Sebab, jika tidak diobati, hipotiroidisme kongenital akan menyebabkan keterlambatan perkembangan dan keterbelakangan mental.
4. Kapan bayi harus mendapatkan terapi?
Mengutip laman IDAI, program skrining hipotiroid kongenital memungkinkan bayi mendapatkan terapi secara dini dan diharapkan memiliki tumbuh kembang yang lebih optimal. Itulah mengapa bayi perlu mendapatkan pemeriksaan ini, paling baik dilakukan saat bayi berusia 48-72 jam.
Skrining hipotiroid kongenital pada bayi baru lahir dinyatakan positif jika kadar TSH >20 mU/L. Kemudian, jika hasil pemeriksaan positif maka akan dilakukan pemeriksaan ulang serum TSH dan FT4, dengan pedoman:
- Jika kadar TSH >20 mU/L dan FT4 rendah atau kurang dari normal, maka dinyatakan hipotiroid kongenital primer dan harus segera mendapatkan terapi.
- Jika kadar TSH 10-20 mU/L dan FT4 rendah pada bayi usia TSH 2 minggu, termasuk kondisi abnormal, maka segera lakukan konsultasi dengan endokrinolog anak.
- Jika kadar TSH <10 mU/L dan FT4 rendah disarankan untuk dikonsultasikan terlebih dahulu dengan endokrinolog anak.
Hal ini harus terus dipantau dalam beberapa tahun pertama kehidupan si Kecil, yaitu:
- Setiap 1-2 bulan selama 6 bulan pertama.
- Setiap 3-4 bulan antara usia 6 bulan dan 3 tahun.
- Setiap 6-12 bulan sejak usia 3 tahun hingga akhir pertumbuhan.
Anak yang sudah lebih besar dapat dipantau lebih sering jika ada kekhawatiran mengenai kepatuhan. Setelah penyesuaian dosis pada anak yang lebih besar, kadar TSH dan T4 bebas diukur dalam 6 sampai 8 minggu.
Nah, itulah tadi rangkuman informasi tentang apa itu TSH dan dampaknya pada tumbuh kembang bayi. Pastikan si Kecil mendapatkan pemeriksaan yang satu ini setelah ia lahir, ya, Ma.
Baca juga:
Mulai Hari Ini, Bayi Baru Lahir Wajib Skrining Hipotiroid Kongenital
Hipotiroid Kongenital pada Bayi: Penyebab, Gejala dan Penanganannya
Ketahuilah 7 Tanda Bayi Kemungkinan Mengidap Gangguan Mental