Bayi Prematur: Gejala, Penyebab, dan Risiko
Simak selengkapnya di sini mengenai gejala, penyebab dan risiko bayi prematur
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Menjadi orangtua merupakan hal yang didambakan banyak orang. Namun, dibutuhkan persiapan yang matang bagi setiap calon orangtua untuk menghadapi serangkaian tantangan yang mungkin terjadi.
Salah satu tantangan bagi orangtua adalah saat melahirkan bayi prematur.
Setiap orangtua yang melahirkan bayi prematur tentunya akan sangat cemas dan khawatir karena banyak risiko tak diinginkan yang bisa terjadi pada bayi.
Perlu Mama ketahui bahwa saat ini, teknologi medis semakin berkembang, sehingga tingkat kelangsungan hidup bayi prematur semakin tinggi.
Namun, menurut Centers for Disease Control and Prevention, kelahiran prematur masih menjadi penyebab utama kematian bayi di seluruh dunia.
Selain itu, kelahiran prematur juga merupakan penyebab utama gangguan sistem saraf jangka panjang pada anak.
Mengetahui risiko tersebut, alangkah baiknya Mama memahami lebih dalam mengenai kelahiran bayi prematur.
Nah, kali ini Popmama.com akan membahas mengenai gejala, risiko, penyebab dan cara menangani bayi prematur. Langsung saja simak informasinya ya, Ma!
1. Apa itu bayi prematur?
Bayi prematur adalah bayi yang dilahirkan jauh sebelum waktu yang seharusnya. Pada umumnya, bayi normal lahir di antara minggu ke-37 hingga minggu ke-40.
Sedangkan bayi prematur lahir sebelum minggu ke-37, sehingga mereka lahir sebelum siap untuk berkembang di luar rahim.
Terdapat empat kategori kelahiran prematur yang ditentukan berdasarkan usia kehamilan, di antaranya adalah:
Late preterm, yaitu bayi yang lahir di antara minggu ke-34 dan minggu ke-36 kehamilan.
Moderately preterm, yaitu bayi yang lahir di antara minggu ke-32 dan minggu ke-34 kehamilan.
Very preterm, yaitu bayi yang lahir kurang dari 32 minggu kehamilan.
Extremely preterm, yaitu bayi yang lahir pada atau sebelum 25 minggu kehamilan.
2. Gejala bayi prematur
Bayi yang lahir prematur bisa menunjukkan gejala yang beragam. Hal ini tergantung pada kategori bayi yang lahir prematur.
Namun, bayi prematur memiliki beberapa karakteristik umum, mulai dari penampilan dan perilaku hingga kebiasaan makan dan tidur mereka.
Berikut adalah beberapa gejala bayi prematur:
Ukuran tubuh kecil, dengan kepala yang besar, sehingga tampak tidak proporsional.
Bayi memiliki tubuh yang kecil karena kurangnya simpanan lemak.
Terdapat rambut halus (lanugo) yang menutupi sebagian besar tubuh bayi.
Kulit bayi sangat tipis, bahkan terkadang terlihat pembuluh darah di bawah permukaan kulit karena lapisan lemak ekstra belum terbentuk.
Suhu tubuh rendah, terutama saat setelah lahir di ruang bersalin, karena kurangnya lemak tubuh.
Mengalami gangguan pernapasan.
Kurangnya refleks untuk mengisap dan menelan, sehingga menyebabkan kesulitan makan.
3. Penyebab kelahiran prematur
Penyebab kelahiran prematur pada dasarnya sulit untuk diidentifikasi. Namun, ada beberapa faktor tertentu yang dapat meningkatkan risiko ibu hamil melahirkan lebih awal dari waktu seharusnya.
Ibu hamil yang mengalami kondisi berikut lebih berisiko untuk melahirkan bayi prematur:
Diabetes
Penyakit jantung
Penyakit ginjal
Tekanan darah tinggi
Selain kondisi di atas, ada faktor terkait kehamilan yang bisa menyebabkan kelahiran prematur, di antaranya adalah:
Mengalami malnutrisi sebelum dan selama kehamilan.
Merokok, menggunakan obat-obatan terlarang, atau minum terlalu banyak alkohol selama kehamilan.
Mengalami infeksi tertentu, seperti infeksi saluran kemih dan membran.
Pernah mengalami kelahiran prematur pada kehamilan sebelumnya.
Memiliki masalah pada rahim.
Pelebaran serviks terlalu awal.
Selain itu, ibu hamil yang berusia di bawah 17 tahun atau lebih dari 35 tahun juga memiliki potensi lebih besar untuk melahirkan bayi prematur.
4. Risiko bayi prematur
Semakin dini bayi lahir, maka semakin besar juga kemungkinan ia memiliki masalah medis. Berikut adalah masalah yang mungkin dialami bayi prematur:
Kesulitan bernapas
Berat badan rendah
Lemak tubuh rendah
Ketidakmampuan untuk mempertahankan suhu tubuh normal
Memiliki masalah gerakan dan koordinasi
Kesulitan makan
Kulit terlihat pucat atau kuning yang tidak normal
Selain kondisi di atas, bayi prematur juga dapat lahir dengan kondisi yang mengancam jiwa, seperti berikut:
Perdarahan otak
Perdarahan paru-paru
Hipoglikemia atau gula darah rendah
Sepsis neonatorum, yaitu infeksi darah yang terjadi pada bayi yang baru lahir
Pneumonia atau infeksi dan radang paru-paru
Patent ductus arteriosus, yaitu kelainan di mana pembuluh yang menghubungkan arteri pulmonalis kiri dengan aorta desendens yang tetap terbuka setelah bayi lahir
Anemia, yaitu kekurangan sel darah merah untuk mengangkut oksigen ke seluruh tubuh
Sindrom gangguan pernapasan neonatal, yaitu gangguan pernapasan yang disebabkan oleh paru-paru yang tidak berkembang dengan baik
Beberapa dari kondisi di atas dapat diatasi dengan penanganan medis yang tepat.
Namun, jika tidak ditangani dengan tepat, maka dapat mengakibatkan masalah kesehatan yang lebih serius, hingga mengancam jiwa.
5. Cara menangani bayi prematur
Dilansir dari World Health Organization (WHO), lebih dari tiga perempat bayi prematur dapat diselamatkan dengan perawatan yang tepat, seperti perawatan selama kelahiran dan pascakelahiran.
Penanganan bisa dilakukan dengan pemberian suntikan steroid antenatal yang diberikan kepada ibu hamil yang berisiko lahir prematur.
Sementara itu, bayi prematur dapat dirawat dengan kangaroo mother care atau metode kanguru, yaitu bayi digendong oleh sang Mama dengan kontak kulit ke kulit. Selain itu, bayi juga dapat diberikan antibiotik untuk mengobati infeksi.
Alangkah baiknya jika Mama mencegah kelahiran prematur dengan cara menjaga kehamilan yang sehat, seperti seperti mengonsumsi makanan bernutrisi, tidak merokok dan minum alkohol, serta rutin memeriksa kandungan ke dokter untuk mengidentifikasi jika ada faktor yang bisa menyebabkan kelahiran prematur.
Nah, itulah informasi seputar bayi prematur, mulai dari penyebab hingga cara menanganinya. Semoga informasi ini membantu ya, Ma.
Baca juga:
- Inilah Faktor Penyebab Mama Berisiko Mengalami Persalinan Prematur
- Bahaya Kekurangan Vitamin D saat Hamil, Bisa Sebabkan Bayi Prematur
- Hati-hati Ma, Ini Risiko dan Pemicu Terjadinya Kelahiran Bayi Prematur