Nyawa 39 Bayi di RS Al Shifa Gaza Terancam karena Kekurangan Oksigen
Listrik padam, nyawa bayi di Al Shifa terancam karena kekurangan oksigen dan obat-obatan
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Satu bulan lebih telah berlalu usai konflik kembali pecah antara Hamas dan Israel pada 7 Oktober lalu. Salah satu dampak tragis yang diakibatkan dari peristiwa ini adalah sejumlah rumah sakit berhenti beroperasi karena kehabisan bahan bakar.
Salah satunya adalah rumah sakit Al Shifa, yang merupakan rumah sakit terbesar di Gaza.
Kementerian Kesehatan Palestina mengatakan bahwa 39 bayi berisiko meninggal di rumah sakit Al Shifa setelah listrik padam. Pasalnya, padamnya listrik menyebabkan bayi kekurangan oksigen dan obat-obatan yang membantu mereka untuk tetap hidup.
Lebih lanjut, berikut Popmama.comrangkum informasi terkait nyawa 39 bayi di RS Al Shifa Gaza terancam karena kekurangan oksigen, dilansir dari berbagai sumber.
1. 39 bayi di rumah sakit Al Shifa terancam meninggal karena kekurangan oksigen sejak listrik padam
Rumah sakit Al Shifa, yang merupakan rumah sakit terbesar di Gaza telah berhenti beroperasi karena kehabisan bahan bakar listrik. Salah satu dampaknya adalah sejumlah bayi yang dirawat berisiko meninggal karena kekurangan oksigen dan obat-obatan.
Sebelumnya, Menteri Kesehatan Mai al-Kaila, mengatakan bahwa terdapat 39 bayi meninggal di departemen perawatan anak-anak modern. Namun, kabar ini dikoreksi oleh Kementerian Kesehatan Palestina bahwa 39 bayi tersebut dalam kondisi kritis.
2. Satu bayi meninggal di dalam inkubator
Kementrian Kesehatan Palestina juga menambahkan bahwa satu bayi telah meninggal dunia. Hal ini sejalan dengan yang disampaikan juru bicara kementerian di Gaza, Ashraf Al-Qidra.
"Satu bayi baru lahir meninggal di dalam inkubator, serta terdapat 45 bayi lainnya,” tutur Ashraf Al-Qidra, dikutip dari Reuters.
3. Potret bayi yang terbaring usai dikeluarkan dari inkubator
Seperti inilah potret sejumlah bayi prematur yang dikeluarkan dari inkubator karena tak lagi berfungsi akibat pemadaman listrik. Padahal, inkubator sangat penting untuk membantu tubuh mereka tetap hangat dan melindungi dari infeksi.
Direktur Rumah Sakit al-Shifa, Mohammed Abu Salmiya, menyampaikan bahwa rumah sakit telah berupaya menghubungi Palang Merah agar diberi izin untuk mengevakuasi bayi-bayi tersebut agar bisa mendapatkan perawatan yang layak di inkubator.
“Saat kami berkomunikasi dengan Palang Merah, meminta perlindungan dari mereka, mereka memberi kami izin untuk memindahkan bayi-bayi tersebut ke tempat lain dalam waktu satu jam,” kata Mohammed Abu Salmiya, dikutip dari Al Jazeera.
Namun, dibutuhkan jalan keluar yang aman dan transportasi yang aman dengan ambulans yang dilengkapi inkubator untuk menjaga bayi-bayi tersebut tetap hidup.
4. Orangtua khawatir dengan keselamatan bayinya
Ismail Yassin, yang merupakan ayah dari dua bayi perempuan prematur di rumah sakit Al Shifa, mengatakan bahwa ia terpisah dari bayi kembarnya yang berusia 33 hari ketika ia harus mengungsi ke Gaza selatan bersama istrinya.
“Mereka harus tetap di inkubator di Al Shifa. Saya tidak bisa menggambarkan perasaan saya. Saya tidak bisa memberikan rasa aman kepada anak-anak saya yang baru lahir,” kata Ismail Yassin, dilansir dari Al Jazeera.
Ismail Yassin juga memohon kepada Palang Merah dan organisasi internasional untuk membantu memindahkan anak-anaknya.
“Saya ingin informasi tentang putri saya. Saya harap mereka baik-baik saja. Saya ingin seseorang memindahkan putri-putri saya dari Al Shifa ke saya dan ibunya di selatan,” sambungnya.
Demikian informasi mengenai nyawa 39 bayi di RS Al Shifa Gaza terancam karena kekurangan oksigen. Mari kita doakan agar bayi-bayi tersebut segera mendapatkan perawatan yang layak, ya, Ma.
Baca juga:
- Dibalik Konflik, Anak-Anak Gaza Menyuarakan Keinginan Hidup Normal
- WHO Catat Rata-Rata 160 Anak Meninggal Setiap Hari di Gaza
- Kisah Ibu Melahirkan di Gaza, Listrik Padam dan Teror Serangan Bom