Polusi Udara Sebabkan Ratusan Bayi di Jakarta Lahir dengan BB Rendah
Riset mencatat bahwa ratusan bayi di Jakarta lahir dengan BB rendah akibat polusi yang memburuk
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Polusi udara yang memburuk saat ini masih menjadi masalah serius, khususnya di Ibu kota Jakarta. Berdasarkan data dari IQAir, polusi udara diperkirakan telah menyebabkan 9.400 kematian di Jakarta pada tahun 2023.
Polusi udara bukan hanya merugikan orang dewasa saja. Bayi yang baru lahir juga rentan terhadap bahaya polusi, terlebih lagi sistem imunnya belum cukup matang untuk melawan infeksi.
Salah satunya dampak polusi udara dikaitkan dengan tingginya angka bayi lahir dengan berat badan lebih rendah. Riset mencatat bahwa ratusan bayi di Jakarta lahir dengan berat badan rendah akibat polusi udara yang buruk.
Untuk lebih lengkapnya, berikut Popmama.com rangkum informasi terkait polusi udara sebabkan ratusan bayi di Jakarta lahir dengan BB rendah.
1. Riset menunjukkan bahwa polusi sebabkan bayi lahir dengan BB rendah
Sebuah riset yang dilakukan oleh Ginanjar Syuhada yang dipublikasikan di International Journal of Environmental Research and Public Health mengukur dampak dari polusi udara terhadap kesehatan dan ekonomi di Jakarta.
Riset tersebut mencatat bahwa paparan polutan PM2.5 (partikel udara yang berukuran lebih kecil dari atau sama dengan 2.5 mikrometer) di Jakarta rata-rata mencapai 52 μg/m³ atau >10 kali lipat lebih tinggi dari standar WHO.
Tingginya paparan polutan tersebut berdampak pada kelahiran anak, termasuk memicu kelahiran ratusan bayi dengan berat badan rendah di Jakarta pada tahun 2019.
Dalam riset tersebut, tercatat ada 680 bayi yang lahir dengan berat badan rendah, 6153 anak mengalami stunting, 327 kematian bayi, dan 62 kelahiran prematur.
2. Bagaimana polusi memengaruhi berat badan bayi saat lahir?
Sebuah penelitian yang dipublikasikan dalam JAMA Network Open pada tahun 2022 menjelaskan bagaimana polusi dapat memengaruhi berat badan bayi saat dilahirkan.
Penelitian tersebut melibatkan 628 ibu hamil dan bayinya yang baru lahir. Penelitian menunjukkan bahwa ibu hamil yang terpapar PM 2.5, PM 10, dan NO2, terutama di awal kehamilan hingga pertengahan kehamilan dikaitkan dengan bayi mengalami berat badan lahir rendah.
Peneliti menyimpulkan bahwa masa awal hingga pertengahan kehamilan adalah masa kritisnya periode pembentukan organ tubuh. Maka dari itu, paparan polusi udara selama awal kehamilan dapat memengaruhi perkembangan janin dan plasenta, yang kemudian menyebabkan berat badan lahir rendah.
3. Kapan bayi dikatakan mengalami berat badan lahir rendah?
Berdasarkan standar WHO, bayi dikatakan mengalami berat badan lahir rendah (BBLR) saat berat badan lahirnya kurang dari 2500 gram.
Bayi yang mengalami BBLR bukan berarti berat badannya juga akan berada di bawah rata-rata saat ia besar nanti. Beberapa bayi dengan BBLR tetap dalam kondisi sehat meski tubuhnya berukuran kecil.
Namun, sebagian bayi dengan BBLR perlu perawatan khusus karena berisiko mengalami masalah kesehatan yang serius. Jika berat badan bayi sangat rendah, mereka berisiko mengalami masalah makan, masalah penambahan berat badan, dan sistem kekebalan tubuh yang tidak cukup kuat untuk melawan infeksi.
Beberapa bayi dengan BBLR juga berisiko mengalami masalah kesehatan jangka panjang, seperti gangguan perkembangan fisik, pertumbuhan yang terhambat, dan gangguan perkembangan mental.
4. Faktor lain yang menyebabkan bayi mengalami berat badan lahir rendah
Selain karena paparan polusi udara yang buruk, ada beberapa faktor lain yang menyebabkan bayi lahir dengan berat badan yang rendah.
Berikut adalah faktor lain yang bisa menyebabkan bayi mengalami berat badan lahir rendah:
Bayi lahir lewat persalinan prematur atau lahir di usia kandungan kurang dari 37 minggu.
IUGR (intrauterine growth restriction) atau pertumbuhan janin di dalam kandungan terhambat.
Ibu hamil kekurangan nutrisi selama kehamilan.
Usia ibu hamil terlalu muda atau kurang dari 20 tahun.
Ibu hamil menderita anemia atau kekurangan zat besi.
5. Upaya yang bisa dilakukan untuk mencegah BBLR
IDAI menyebutkan bahwa berat badan bayi akan naik kembali dalam beberapa hari setelah dilahirkan.
Meski demikian, BBLR bukan hal yang bisa disepelekan karena berisiko memicu masalah kesehatan lain, seperti suhu tubuh tidak stabil, gangguan pernapasan, hingga gangguan pencernaan dan nutrisi.
Maka dari itu, penting untuk melakukan pencegahan sejak masa kehamilan untuk meminimalisir risiko bayi lahir dengan berat badan yang rendah. Berikut adalah upaya yang dapat Mama lakukan untuk mencegah BBLR:
Melakukan pemeriksaan rutin selama kehamilan.
Memenuhi jumlah kalori dan nutrisi yang tepat.
Kontrol gula darah bagi ibu hamil penderita diabetes.
Hindari kebiasaan merokok dan konsumsi alkohol.
Menghindari paparan polusi udara dengan mengenakan masker atau menggunakan pembersih udara di dalam ruangan.
Itu dia rangkuman mengenai polusi udara sebabkan ratusan bayi di Jakarta lahir dengan BB rendah. Jaga selalu kesehatan di masa kehamilan demi kesehatan diri sendiri dan juga janin, ya, Ma!
Baca juga:
- Dampak Polusi Udara bagi Ibu Hamil, Bisa Sebabkan Bayi Lahir Stunting
- 7 Dampak Polusi Udara terhadap Kesehatan Bayi
- 5 Fakta Mengenai Bayi dengan Berat Badan Lahir Rendah (BBLR)