Apa Risikonya jika Memberikan Air Tajin sebagai Pengganti ASI?
Kenali risikonya terlebih dahulu sebelum memutuskan memberikan air tajin pada si Kecil
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Penggunaan air tajin sebagai pengganti ASI sudah bukan hal yang asing lagi di Indonesia.
Bagi beberapa kalangan, air tajin bahkan dianggap lebih baik daripada susu formula untuk menggantikan ASI.
Walaupun pemberian air tajin sudah dilakukan turun-temurun, apakah kebiasaan ini aman untuk si Kecil, Ma? Terlebih lagi, apakah penggunaan air tajin sebagai pengganti ASI aman?
Agar tak ragu lagi, temukan jawabannya dari Popmama.com berikut ini, Ma!
Apakah air tajin bisa menggantikan ASI?
Air tajin merupakan pati atau cairan kental berwarna putih yang terdapat pada permukaan nasi saat proses memasak berlangsung.
Cairan ini mengandung berbagai nutrisi, seperti karbohidrat, vitamin B, vitamin E, protein, serat, magnesium, mangan, dan seng.
Dikarenakan kandungan yang terdapat pada air tajin tersebut membuat tidak sedikit orangtua yang percaya kalau air tajin dapat menggantikan peran ASI. Padahal, hal ini tidak dibenarkan dan tidak dianjurkan, Ma.
Pasalnya, berdasarkan rekomendasi WHO, selama enam bulan pertama kehidupannya bayi sebaiknya hanya diberikan ASI (ASI eksklusif).
Itu berarti, bayi sebaiknya tidak boleh diberikan makanan dan minuman apapun selain ASI.
Selain itu, meski air tajin mengandung banyak nutrisi, kandungan gizi pada air tajin tidak sebaik ASI maupun susu formula sehingga tetap tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan nutrisi si Kecil.
Daripada penggunaan air tajin, ada baiknya Mama memberikan susu formula untuk si Kecil jika kondisi Mama sedang tidak memungkinkan untuk menyusui maupun memberikan ASI. Namun, hal ini pun sebaiknya dikonsultasikan terlebih dahulu dengan dokter atau konselor laktasi, ya, Ma.
Lalu, adakah risiko yang akan terjadi bila bayi terus diberikan air tajin sebagai pengganti ASI? Ini penjelasannya, Ma:
1. Sulit dicerna bayi
Air rebusan beras atau air tajin memang mengandung banyak nutrisi yang diperlukan oleh tubuh. Sayangnya, nutrisi tersebut cenderung lebih sulit dicerna oleh si Kecil.
Sistem pencernaan bayi yang berusia kurang dari enam bulan masih belum sempurna. Hal itu yang kemudian membuat ia belum bisa menyerap makanan dan minuman selain ASI dengan baik.
2. Berisiko ganggu pencernaan bayi
Pemberian air tajin sebagai pengganti ASI dapat menyebabkan si Kecil mengalami penyakit gangguan pencernaan, seperti diare.
Meskipun terkesan biasa, penyakit diare ini tidak boleh dianggap remeh, Ma. Itu karena penyakit ini dapat mengganggu tumbuh kembang si Kecil, membuat berat badannya berkurang, mengalami dehidrasi, bahkan membahayakan nyawa bayi mama.
3. Kekurangan nutrisi
ASI merupakan minuman yang paling ideal untuk bayi, terutama pada enam bulan pertama kehidupannya.
Dilansir dari situs Johns Hopkins Medicine, ASI memiliki kandungan gizi yang bermanfaat untuk perkembangan otak dan sistem saraf bayi.
Selain itu, ASI juga dapat memberikan senyawa antibodi yang berguna untuk kekebalan tubuhnya. Sayangnya, antibodi ini tidak dapat diperoleh dari air tajin bahkan susu formula sekalipun.
Apabila bayi diberikan air tajin, maka bayi akan merasa kenyang sehingga ia akan malas menyusu lagi. Hal ini dapat mengakibatkan bayi kekurangan nutrisi penting yang ia butuhkan dari ASI.
4. Dapat memicu alergi
Walaupun beras bersifat hipoalergenik, namun ada beberapa kasus mengenai alergi beras yang telah dilaporkan.
Meski cukup jarang terjadi, penting untuk mengetahui risiko ini bila mama tetap memberikan air tajin sebagai pengganti ASI untuk bayi.
5. Bahaya pestisida dalam air tajin
Hal yang paling dikhawatirkan pada pemberian air tajin untuk bayi adalah kemungkinan adanya zat-zat pestisida yang larut di dalamnya.
Jika bayi terus-menerus menelan zat kimia berbahaya ini tidak menutup kemungkinan ia menimbun risiko berbagai penyakit, seperti gangguan reproduksi, parkinson hingga kanker.
Nah, itulah berbagai risiko pemberian air tajin sebagai pengganti ASI. Semoga informasi ini bermanfaat, ya, Ma.
Baca juga:
Hasil Studi: ASI Melindungi Bayi dari Risiko Bakteri Kebal Antibiotik
ASI Eksklusif Bisa Membuat Bayi Lebih Cerdas, Mitos atau Fakta?