Bilirubin Tinggi, Ini 4 Cara Mengatasi Mata Kuning pada Bayi
Jangan panik! Mama bisa lakukan hal ini
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Bayi baru lahir seringkali memiliki berbagai gangguan kesehatan. Salah satu yang sering terjadi adalah bayi kuning. Pada saat mengalaminya mata bayi akan terlihat kuning. Tidak hanya terjadi di bagian mata, bagian kulitpun juga terlihat menguning.
Mengapa ini terjadi? Ini karena kandungan bilirubin yang tinggi di dalam darah. Bilirubin adalah pigmen kuning yang diproduksi oleh pemecahan sel darah merah.
Sebelumnya, meski masih di dalam rahim, bilirubin ini dikeluarkan melalui plasenta. Akibatnya, bilirubin terakumulasi di dalam darah, menyebabkan kulit, telapak tangan, dan mata bayi menguning.
Jika bayi mama mengalami mata kuning karena masalah ini, jangan khawatir ya, Ma!
Berikut Popmama.com akan memberikan cara mengatasi mata kuning pada bayi:
1. Meningkatkan asupan ASI
Mama dapat mencegah peningkatan bilirubin dengan memberikan asupan ASI yang cukup pada bayi. Dengan memberikan ASI yang cukup maka bayi akan semakin sering buang air kecil, sehingga bilirubin bisa dikeluarkan melalui urine.
Beri ASI delapan hingga 12 kali sehari atau sesuai dengan keinginan bayi untuk memenuhi kebutuhan nutrisi dan cairan tubuhnya.
Periksa bagian putih pada mata atau kulit bayi dua kali sehari untuk memantau apakah mata kuning atau kulit kuning sudah kembali normal atau semakin parah.
2. Fototerapi
Mengutip National Health Service, fototerapi adalah terapi yang menggunakan jenis cahaya khusus bukan sinar matahari. Kadang-kadang disebut foto-oksidasi, yang berguna untuk mengatasi penyakit kuning neonatal dengan menurunkan kadar bilirubin dalam darah bayi.
Fototerapi bekerja dengan menambahkan oksigen ke bilirubin, membuatnya mudah larut dalam air. Hal ini dapat memudahkan hati bayi untuk memecah dan mengeluarkan bilirubin dari darah.
Ada 2 jenis utama fototerapi yaitu:
- Fototerapi tradisional, menempatkan bayi di bawah lampu halogen atau lampu neon dengan mata tertutup.
- Terapi cahaya serat optik, di mana bayi berbaring di atas selimut yang terhubung ke kabel serat optik; cahaya melewati kabel serat optik dan mengenai punggung bayi.
Kedua metode fototerapi di atas bertujuan untuk memaparkan kulit bayi pada cahaya sebanyak mungkin. Jika penyakit kuning bayi tidak membaik setelah fototerapi konvensional atau serat optik, fototerapi multipel dapat disediakan.
Meskipun bayi mungkin mengalami ruam dan diare sementara, fototerapi biasanya sangat efektif untuk penyakit kuning dengan sedikit efek samping.
3. Transfusi darah
Jika mata bayi berwarna kuning dan kadar bilirubin dalam darah tinggi, atau jika fototerapi tidak efektif, transfusi darah lengkap mungkin diperlukan, yang disebut transfusi tukar.
Selama proses transfusi darah, darah bayi dikeluarkan melalui tabung plastik tipis yang ditempatkan di tali pusar, pembuluh darah di lengan atau tungkai. Kemudian diganti dengan darah dari donor yang sesuai Tentu darah baru tidak mengandung bilirubin sehingga kadar bilirubin dalam darah bayi akan turun dengan cepat.
Bayi akan dipantau secara ketat selama proses transfusi darah, yang mungkin membutuhkan waktu beberapa jam untuk menyelesaikannya. Setiap masalah yang mungkin timbul, seperti perdarahan, akan segera ditangani.
Darah bayi kemudian akan diperiksa dalam waktu 2 jam setelah perawatan untuk memeriksa apakah sudah berfungsi dengan baik. Jika kadar bilirubin darah bayi masih tinggi, proses tersebut mungkin perlu diulang.
4. Pemberian suntikan imunoglobulin (IVIG)
Jika penyakit kuning pada bayi disebabkan oleh perbedaan golongan darah antara bayi dan ibunya, pengobatan ini bisa dilakukan.
Bayi yang memiliki golongan darah berbeda dapat membawa antibodi tertentu dari ibunya untuk meningkatkan produksi bilirubin. Suntikan imunoglobulin dirancang untuk mengurangi antibodi yang menyebabkan kadar bilirubin tinggi.
Itulah yang bisa Mama lakukan untuk cara mengatasi mata kuning pada bayi. Mama tak perlu khawatir, namun jika kondisi bayi tak kunjung membaik, segera konsultasikan ke dokter ya!
Baca juga:
- Bahaya Pneumonia pada Anak, Bisa Sebabkan Kematian
- 5 Rekomendasi Toko Perlengkapan Bayi di Jakarta Timur
- Pentingnya Support System Dalam Pemberian MPASI untuk Bayi