Kapan Bayi dengan Penyakit Kuning Perlu Dibawa ke Dokter?
Meski umum terjadi, Mama dan Papa wajib mengontrol kondisi si Kecil!
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Istilah bayi kuning mungkin pernah didengar Mama dan Papa selama ini, tetapi apakah itu? Bayi kuning atau dikenal juga dengan jaundice bisa terjadi karena peningkatan bilirubin akibat kerja organ hati yang belum sempurna pada bayi.
Ada beberapa tanda dan gejala penyakit kuning ini terjadi pada bayi. Namun, Mama dan Papa diharapkan juga jangan panik ketika melihat kulit bayi menguning.
Pada dasarnya dan sebagian besar bayi kuning tidak berbahaya dan dapat hilang dengan sendirinya. Namun, Mama dan Papa juga perlu waspada jika tidak sembuh dalam rentang waktu tertentu, Mama dan Papa juga perlu membawa si Kecil ke dokter.
Berikut Popmama.com rangkum informasi mengenai kapan bayi dengan penyakit kuning perlu di bawa ke dokter? Simak selengkapnya!
1. Kapan bayi dengan penyakit kuning perlu dibawa ke dokter?
Meski penyakit kuning pada bayi ini umum terjadi, Mama dan Papa tetap perlu waspada dan selalu memantau perkembangan si Kecil. Jika Mama dan Papa melihat gejala-gejala berikut pada bayi mungkin mengindikasikan penyakit kuning yang semakin parah, yakni:
- Tanda-tanda kelemahan fungsi pada bayi
- Bayi berkurang frekuensi buang air kecil
- Suhu tubuh rendah
- Warna kulit berubah menjadi warna kuning atau oranye yang lebih gelap
- Penyakit kuning telah mencapai kaki
- Rasa kantuk dan lesu yang berlebihan pada bayi
Segera hubungi dokter dan periksakan si Kecil ke pelayanan kesehatan terdekat jika si Kecil mengalami tanda-tanda di atas. Semakin cepat ditangani maka komplikasi bisa dicegah untuk terjadi.
2. Penyebab penyakit kuning pada bayi
Bayi kuning atau jaundice disebabkan oleh penumpukan bilirubin, di mana sel darah merah yang sudah tua tidak dipecah dan dibuang melalui buang air besar. Sehingga, kulit bayi terlihat kuning.
Gangguan ini bisa terjadi karena kerja hati bayi masih membutuhkan penyesuaian dalam tubuh pada usia 1-2 minggu sejak kelahirannya. Namun, penyebab bayi kuning ini tidak hanya karena kadar bilirubin yang tinggi.
Berikut adalah beberapa penyebab penyakit kuning terjadi pada bayi:
- Memiliki infeksi darah (sepsis)
- Kelebihan sel darah merah
- Memar pada bayi setelah melewati masa kelahiran yang sulit
- Golongan darah bayi berbeda dengan sang ibu
- Tingkat oksigen rendah (hipoksia)
- Gangguan pada hati, seperti atresia bilier pada aliran cairan empedu
3. Seberapa serius penyakit kuning pada bayi?
Dikutip dari MomJunction, kadar bilirubin dalam tubuh bayi baru lahir biasanya tinggi pada beberapa minggu pertama setelah lahir. Oleh karena itu, melihat gejala penyakit kuning adalah hal yang biasa.
Namun, jika kadar bilirubin terus tinggi atau meningkat bahkan setelah beberapa minggu pertama, hal ini dapat membuat bayi rentan mengalami kerusakan otak. Oleh karena itu, penting untuk memantau bayi dengan baik selama periode ini.
Sebagai informasi tambahan, bayi prematur yang rentan terhadap penyakit kuning mungkin memerlukan waktu 5-7 hari hingga penyakit kuning muncul. Sementara untuk periodenya berlangsung sekitar 3 minggu.
4. Jenis-jenis penyakit kuning pada bayi
Ada jenis-jenis penyakit kuning yang biasanya terjadi pada bayi. Mama dan Papa perlu melihat periode selama bayi mulai menguning.
Berikut adalah jenis-jenis penyakit kuning pada bayi dan penjelasannya:
- Penyakit kuning fisiologis yang merupakan penyakit kuning paling umum terjadi pada bayi dan tidak memiliki efek samping yang serius. Kadar bilirubin biasanya mencapai puncaknya antara hari ke-5 dan ke-7 setelah kelahiran dan menghilang pada saat bayi berusia sekitar 2 minggu.
- Penyakit kuning patologis, jenis yang terjadi pada 24 jam pertama setelah kelahiran. Hal ini ditandai dengan puncak kadar bilirubin yang lebih tinggi dari kisaran normal dan dapat berlangsung selama lebih dari 2 minggu. Penyakit kuning patologis terkadang juga disertai dengan urin berwarna gelap pada bayi.
- Penyakit kuning saat menyusui, biasanya hanya terjadi pada bayi yang mendapat ASI. Kasus ini bisa terjadi pada bayi baru lahir yang tidak mendapatkan ASI dengan benar atau ketika ASI ibu terlambat yang efeknya menyebabkan dehidrasi. Biasanya terjadi dalam waktu 24-72 jam setelah lahir dan berlangsung sekitar 3 minggu. Kadar bilirubin mencapai puncaknya antara hari ke-5 dan 15 hari setelah kelahiran.
- Penyakit kuning nuclear (nuclear jaundice), merupakan penyakit yang langka terjadi pada bayi. Dalam kasus ini, bilirubin terakumulasi dalam darah dalam jumlah berlebih yang menyebabkan lesi otak.
4. Gejala dan komplikasi penyakit kuning pada bayi baru lahir
Gejala utama penyakit kuning pada bayi baru lahir adalah menguningnya kulit dan area putih mata (sklera). Adapun gejala umum penyakit kuning lainnya meliputi:
- Demam jika bilirubin sangat tinggi atau bayi mengalami infeksi penyerta
- Bayi memiliki urin lebih gelap dari urin normal
- Kotoran berwarna terang atau pucat jika ada masalah hati
Mama dan Papa mesti waspada meski penyakit kuning ini umum terjadi pada bayi. Apalagi jika gejala penyakit kuning tidak diobati dalam waktu lama karena dapat menyebabkan kondisi yang disebut kernikterus.
Kondisi itu terjadi karena tingginya kadar bilirubin dalam darah yang berdampak buruk pada otak seperti yang sudah disinggung sebelumnya.
Selain itu, bayi yang sudah sembuh dari penyakit kuning rentan mengalami gangguan gerak dan keseimbangan, gangguan pendengaran dan bicara , dan dalam kasus yang jarang terjadi, kematian. Oleh karenanya, penting untuk mengobati penyakit kuning sedini mungkin untuk mencegah komplikasi lebih lanjut.
Itulah tadi informasi mengenai kapan bayi dengan penyakit kuning perlu di bawa ke dokter. Semoga menjadi informasi yang bermanfaat untuk Mama dan Papa!
Baca juga:
- 7 Cara Mengidentifikasi Penyakit Kuning pada Bayi, Mama Harus Tahu!
- Pengobatan Rumahan untuk Mengatasi Penyakit Kuning pada Bayi
- Ciri-Ciri Bayi Terkena Penyakit Ain, Salah Satunya Tidak Mau Menyusu