Tanya Jawab Seputar Vaksin Polio untuk Bayi, Orangtua Harus Paham!
Baik vaksin tetes atau oral, keduanya aman diberikan kepada bayi
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Dosen Departemen Ilmu Kesehatan Anak FK-KMK UGM, dr. Braghmandita Widya Indraswari, M.Sc., Sp.A, mengatakan imunisasi anak merupakan upaya memperoleh kekebalan tubuh secara buatan melalui pemberian kuman hidup yang dilemahkan atau bagian tubuh dari kuman untuk membentuk antibodi.
Dikutip dari web universitas negeri tersebut, dokter Braghmandita menegasakan kalau imunisasi ini penting untuk anak. Bayi baru lahir harus mendapatkan imunisasi yang berguna untuk mencegah buah hati terkena penyakit di kemudian hari.
“Orangtua perlu memiliki pengetahuan yang baik tentang imunisasi sehingga lebih yakin untuk memberikannya pada bayi/anak. Hingga saat ini sudah terbukti bahwa imunisasi banyak menyelamatkan jiwa manusia dengan turunnya angka kesakitan serta membasmi penyakit menular yang terjadi di dunia," ungkap dr. Bragmandita, 22 Juni 2022.
Mengutip dari IDAI (Ikatan Dokter Anak Indonesia), imunisasi telah menjadi suatu komitmen global. Artinya, imunisasi harus diberikan oleh semua negara di dunia seperti program pemberantasan penyakit polio, tetanus, pertusis, campak, Hib, hepatitis B, rotavirus. Imunisasi BCG hanya dianjurkan bagi negara endemis.
Terbaru, sebanyak 415 Kabupaten/Kota di 30 provinsi di Indonesia masuk dalam kriteria risiko tinggi polio karena rendahnya imunisasi. Salah satunya Provinsi Aceh. Bagi orangtua yang masih bingung mengenai vaksin polio ada beberapa hal yang perlu diketahui.
Berikut Popmama.com rangkum tanya jawab vaksin polio untuk bayi yang perlu orangtua pahami.
1. Jenis vaksin polio untuk anak, bisa tetes dan suntik
Ada dua jenis vaksin polio yang bisa diberikan kepada anak. Pertama, vaksin polio oral (OPV) atau diteteskan diberikan saat lahir, usia 2, 4, 6, 18 bulan (atau usia 2, 3, 4 bulan sesuai program pemerintah). Sedangkan untuk vaksin polio suntik (IPV) diberikan pada usia 2, 4, 6-18 bulan dan 6-8 tahun.
Apabila imunisasi polio terlambat diberikan, jangan mengulang pemberiannya dari awal melainkan lanjutkan dan lengkapi sesuai jadwal.
Orangtua harus paham kalau berapapun interval keterlambatan dari pemberian sebelumnya, vaksin polio ini harus dituntaskan.
2. Apa beda vaksin polio oral dan disuntikkan?
Vaksin polio yang diteteskan dimulut adalah virus polio vaksin yang masih hidup tetapi dilemahkan, sehingga masih bisa berkembang biak di usus, dan dapat merangsang usus dan darah untuk membentuk zat kekebalan (antibodi) terhadap virus polio liar.
Sementara vaksin polio suntik, isinya virus polio mati yang disuntikan di otot lengan atau paha, sehingga tidak dapat berkembang biak di usus dan tidak menimbulkan kekebalan diusus, namun dapat menimbulkan kekebalan di dalam darah
3. Hal-hal yang perlu orangtua tahu soal pemberian vaksin polio
Pemberian vaksin polio dua tetes kepada anak tidak berbahaya. Sudah disinggung sebelumnya karena virus vaksin polio sudah dilemahkan, artinya tidak dapat menimbulkan kelumpuhan, tetapi masih bisa berkembang biak dan bisa merangsang kekebalan didalam usus maupun di dalam darah bayi dan anak.
Namun bila meneteskan terlalu banyak sebaiknya dicatat identitas bayi atau anak, kemudian dilakukan pengamatan selama beberapa minggu. Oleh karena itu, saran pemberian vaksin polio oral sesuai dengan umur dan kondisi bayi.
Bagaimana pemberian ASI setelah bayi divaksin polio tetes?
IDAI menyebut kalau ASI dapat diberikan segera setelah imunisasi polio oral pada umur lebih dari 1 minggu. Hanya di dalam kolostrum terdapat antibodi dengan titer tinggi yang dapat mengikat vaksin polio oral. Susu formula boleh segera diberikan setelah vaksinasi polio oral.
Berbeda halnya jika bayi mengalami muntah setelah vaksin polio diberikan. Jika muntah pada bayi terjadi sebelum 10 menit maka bisa langsung diberikan lagi vaksin polio dengan dosis yang sama. Namun, jika muntah berulang maka dianjurkan untuk memberikan vaksin polio di keesokan harinya.
4. Adakah efek samping setelah imunisasi polio pada anak?
Meski jarang, ada beberapa efek samping yang bisa dirasakan anak setelah vaksin polio baik oral maupun suntik. Untuk vaksin polio suntik misalnya kemungkinan timbul kemerahan di area suntikan. Anak juga bisa mengalami demam ringan. Demam ini dapat diatasi dengan memberikan paracetamol sesuai anjuran dokter.
Selanjutnya untuk vaksin polio oral melalui tetes mulut kemungkinan bisa menyebabkan diare pada anak, kasus ini jarang terjadi. Agar aman dan tidak menyebabkan efek samping yang berbahaya, sebaiknya konsultasi lebih dulu ke dokter sebelum imunisasi dilakukan.
5. Bisakah anak alergi terhadap vaksin polio? Orangtua perlu tahu
Peran orangtua setelah anak mendapatkan imunisasi adalah memantau reaksi alergi yang mungkin terjadi. Kasusnya memang sedikit tetapi jika terjadi setidaknya bisa diantisipasi dan langsung ditangani.
Misalnya, jika anak pernah mengalami reaksi alergi berat terhadap imunisasi polio suntik makan dianjurkan untuk tidak mendapatkan vaksin polio dengan cara disuntik.
Selain itu, perhatikan pula apakah anak memiliki alergi terhadap kandungan antibiotik polimiksin B, streptomisin, atau neomisin. Karena tidak disarankan menerima vaksin polio suntik.
6. Anak sakit, tetap vaksin polio atau ditunda?
Jika anak sakit ringan misalnya pilek atau batuk biasa tanpa demam maka vaksin polio suntik atau tetes bisa diberikan. Namun, jika anak yang sedang sakit parah disarankan untuk menunda pemberian imunisasi polio hingga benar-benar sembuh.
Perlu diingat, tidak hanya vaksin polio, pastikan selalu memperhatikan jadwal imunisasi anak agar daya tahan tubuhnya tetap kuat dan terhindar dari berbagai penyakit.
Itu tadi rangkum tanya jawab vaksin polio untuk bayi. Semoga bisa menambah informasi terkait vaksin polio tetes atau suntik bagi mama dan papa yang masih bingung.
Baca juga:
- Vaksin Polio untuk Bayi Diberikan di Usia Ini, Orangtua Wajib Tahu!
- Polio Menular dan Mematikan, Ini 6 Fakta Berikut Jadwal Vaksinnya
- Jangan Keliru! Ketahui Letak Penyuntikan Imunisasi pada Bayi