Manfaat ASI untuk Bayi Prematur yang Perlu Mama Ketahui!
Bayi prematur membutuhkan ASI untuk pertumbuhan dan perkembangannya
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Bayi disebut prematur jika ia lahir sebelum usia kehamilan 37 minggu.
Dr. Toto Wisnu Hendrarto dari Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) mengatakan masalah utama dari kelahiran dininya ini adalah seluruh sistem organ tubuhnya belum matang sehingga umumnya setelah lahir, si bayi prematur akan dirawat di ruang intensif khusus bayi baru lahir atau neonatal intensive care unit (NICU).
Selama perawatan di NICU, bayi prematur distabilkan keadaan gawat daruratnya.
Untuk menjaga proses tumbuh kembangnya tetap berjalan, bayi juga dikondisikan sebagaimana ia ketika masih di dalam rahim sang Mama. Tim yang merawat bayi di antaranya dokter, perawat, dan tenaga kesehatan lain yang bekerja di bidang neonatal.
Bayi prematur kehilangan kesempatan mendapat dukungan nutrisi, oksigen, stimulasi, kekebalan, dan kehangatan dari Mama lebih lama.
Oleh karena itu, beberapa komponen ini harus terjaga dengan baik selama perawatan di NICU. Walaupun Mama harus terpisah dan tidak dapat memberikan dukungan hal tadi, namun Mama tetap dapat memberikan ASI untuk si Kecil.
Berikut beberapa fakta tentang pentingnya ASI untuk perkembangan bayi prematur yang Popmama.com rangkum, dikutip dari situs resmi IDAI.
Manfaat ASI untuk Bayi Prematur
ASI adalah nutrisi terbaik untuk semua bayi, terlebih bagi bayi prematur. ASI tidak hanya menjadi sumber nutrisi namun juga sumber faktor kekebalan tubuh dan pertumbuhan bagi bayi prematur.
Namun demikian, tidak semua bayi prematur dapat langsung menghisap ASI dari ibunya, terlebih jika bayi belum stabil.
Proses menyusui membutuhkan refleks menghisap, menelan, serta bernapas yang terkoordinasi dengan baik.
Bayi prematur yang lahir dengan usia kehamilan lebih dari 36 minggu, sudah memiliki refleks tersebut dengan baik.
Untuk bayi prematur yang lebih muda, selain koordinasi refleks menghisap-menelannya belum berkembang sempurna, kemampuan mencerna sistem saluran cernanya pun demikian.
Untuk itu, pihak medis biasanya punya alat pemberian ASI agar dapat diserap bayi secara optimal. Karena ASI sudah tidak diragukan lagi superioritasnya dalam segala hal.
Tidak hanya nilai nutrisinya, tetapi kandungan antibodi yang penting untuk mencegah dan melawan infeksi.
Berikan ASI Sejak Dini
Saat bayi prematur mulai stabil, sistem napas dan sirkulasi darahnya, maka berikan ASI sedini mungkin. Pada fase ini pemberian ASI belum untuk memenuhi kebutuhan nutrisi tubuhnya, melainkan untuk merangsang fungsi ususnya yang masih prematur.
ASI merupakan satu-satunya pilihan yang paling aman, karena nutrisi selain ASI akan meningkatkan risiko terjadinya gangguan usus yang disebut sebagai entero kolitis nekrotikans (EKN) yang amat fatal.
Pemberian ASI secara dini tidak memerlukan jumlah yang banyak, yakni dimulai dari 10 mL per kilogram berat badan per hari, kemudian ditingkatkan sesuai toleransinya sampai mencapai 25 mL per kilogram berat badan per hari.
Setelah mencapai volume tersebut, apabila toleransinya baik, baru ASI diberikan untuk kebutuhan nutrisi secara bertahap hingga mencapai volume sekitar 150 mL per kilogram berat badan.
Dukungan untuk Mama Jadi Kunci Utama Keberhasilan Pemberian ASI pada Bayi Prematur
Dukungan untuk Mama adalah kunci utama agar berhasil memberi ASI pada bayi prematur. Prinsip pertama adalah memompa ASI dengan benar, rutin, dan konsisten.
Mulai dari tetes awal keluarnya ASI yang disebut kolostrum sampai tetes demi tetes selanjutnya.
Kesabaran Mama untuk memerah ASI-nya menjadi modal utama. Jika cara memerah atau memompa ASI-nya benar, maka pasokan ASI akan cukup. Semakin sering dipompa dengan benar maka akan menghasilkan produksi yang banyak pula.
Pompalah ASI setiap 2-2,5 jam sehari, di luar jam istirahat atau jam tidur Mama sekitar 4-5 jam sehari. Upayakan memompa konsisten sehari 6-8 kali, dengan total waktu memompa sekitar 100 menit.
Hindari Stres ya, Ma!
Mama harus sepenuhnya ikhlas menerima kelahiran bayinya secara prematur. Hindari rasa stres yang mengganggu, tanamkan rasa optimis, percaya diri bahwa tim berusaha keras untuk menolong sang bayi, dan Mama merupakan bagian dari tim ini.
Tentunya dalam menjalani hal ini dibutuhkan dukungan keluarga terutama suami.
IDAI sangat menganjurkan agar Mama berkonsultasi dengan konselor laktasi di rumah sakit tempat melahirkan.
Semoga keberadaan Mama dalam tim yang merawat bayi prematur menjadi kunci sukses perawatan sehingga tercapai pertumbuhan dan perkembangan bayi seperti yang dialami saat dalam kandungan.
Baca juga:
- Felicya Angelista Bagikan Tips Menjemur Bayi dari Dokter Anak Bible
- Cara Merawat Bayi Baru Lahir, Mama Perlu Tahu!
- 8 Perlengkapan Bayi Baru Lahir yang Perlu Dibeli