Penting, Kenali 5 Cara Cegah Stunting sejak Bayi Lahir!
Mama tak perlu khawatir karena stunting bisa dicegah sedini mungkin
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Stunting adalah gangguan tumbuh kembang akibat kekurangan gizi kronis pada anak yang menyebabkan anak memiliki tubuh lebih pendek atau lebih kurus.
United Nation Children’s Fund (UNICEF) bahkan mencatat ada lebih dari dua juta anak di dunia menderita gizi buruk. Sementara itu, lebih dari tujuh juta anak di bawah usia lima tahun mengalami stunting. Bahkan, Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana (BKKBN) memprediksi tujuh juta bayi di Indonesia mengalami stunting pada tahun 2024.
Namun, Mama tak perlu khawatir karena stunting bisa dicegah sedini mungkin, yakni sejak bayi baru lahir. Bagaimana cara mencegah stunting sejak bayi lahir? Berikut penjelasannya yang dirangkum Popmama.com dari berbagai sumber.
1. Pemberian ASI eksklusif hingga bayi berusia 6 bulan
Memberikan ASI eksklusif selama enam bulan bisa menurunkan risiko stunting pada bayi. Pemberian ASI eksklusif juga bisa dilanjutkan hingga bayi berusia dua tahun.
ASI mengandung gizi mikro dan makro yang dibutuhkan bayi untuk tumbuh kembangnya. Selain itu, ASI juga mengandung protein dan kolostrum yang mampu meningkatkan sistem kekebalan tubuh bayi sehingga bayi tidak mudah terserang penyakit.
2. Bayi mengonsumsi MPASI sehat dan bergizi
Setelah berusia enam bulan, si Kecil membutuhkan tambahan nutrisi untuk menunjang tumbuh kembangnya. Sehingga, Mama perlu mempersiapkan makanan pendamping ASI atau MPASI. Dalam hal ini pastikan Mama memilih makanan-makanan yang sehat, bergizi, dan mampu memenuhi gizi mikro dan makro yang sebelumnya didapatkan dari ASI.
MPASI bayi sebaiknya mengandung zat besi, asam folat, dan yodium yang dinilai mampu menurunkan risiko stunting. Bayi yang kekurangan zat besi dan asam folat bisa meningkatkan risiko terserang anemia yang memicu terjadinya stunting.
Mama bisa mendapatkan ketiga nutrisi penting itu dari telur, kentang, brokoli, pepaya, alpukat, dan makanan laut. Untuk lebih yakin terkait nutrisi yang dibutuhkan bayi, tak ada salahnya untuk konsultasi ke dokter terlebih dahulu.
3. Hindari paparan asap rokok
Cara pencegahan selanjutnya adalah hindarkan bayi dari paparan asap rokok. Apabila Mama terbiasa merokok sebelum hamil, sebaiknya hentikan sementara waktu selama masa menyusui. Paparan asap rokok diketahui dapat meningkatkan risiko bayi memiliki berat badan rendah dan meningkatkan risiko stunting.
Apabila ada anggota keluarga yang merokok di rumah, sebaiknya Mama memintanya untuk tidak merokok di dalam rumah. Jika Mama mengajak si Kecil jalan-jalan ke luar rumah, pilihlah lokasi yang bebas dari asap rokok.
4. Jaga kebersihan lingkungan dan sanitasi
Seperti diketahui, bayi mudah terserang penyakit apabila berada di lingkungan yang kotor. Kondisi tersebut juga bisa meningkatkan risiko bayi mengalami stunting. Bahkan, bayi yang kerap terserang diare karena tinggal di lingkungan kotor memiliki risiko lebih tinggi untuk mengalami stunting.
Oleh karena itu, Mama perlu menjaga kebersihan lingkungan termasuk sanitasi dan air yang digunakan untuk mandi atau minum. Ciri-ciri air bersih adalah tidak berbau, jernih, dan terasa tawar.
5. Rutin pantau tumbuh kembang bayi
Terakhir, Mama perlu memantau tumbuh kembang bayi secara berkala ke dokter. Mama harus mengetahui tinggi dan berat badan si kecil agar memudahkan untuk mendeteksi gejala awal stunting.
Jangan lupa untuk berikan bayi imunisasi sebagai upaya perlindungan si Kecil dari infeksi penyakit.
Apabila Mama mulai melihat adanya gejala stunting, segera konsultasi ke dokter anak untuk mendapatkan penanganan lebih lanjut.
Itulah beberapa cara mencegah stunting sejak bayi lahir. Pastikan Mama melakukannya agar tumbuh kembang si Kecil berjalan optimal.
Baca juga :
- Miris, BKKBN Prediksi 7 Juta Bayi Alami Stunting pada 2024
- Remaja Ternyata Memiliki Peran Penting dalam Mencegah Stunting
- 5 Cara Mewujudkan Pertumbuhan Anak Sehat dan Bebas Stunting