Sering Bikin Bingung, Mengapa Bayi Suka Berteriak Kencang?
Suara teriakan atau jeritan bayi dapat menarik perhatian orang lain di tempat umum
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Memasuki usia lima sampai enam bulan, bayi mulai suka berteriak atau menjerit kencang. Kebiasaan itu bisa terjadi di mana saja, baik di rumah atau ketika Mama mengajak si Kecil bepergian. Tentu saja, suara teriakan atau jeritan bayi itu menarik perhatian orang lain sehingga Mama akan berusaha menenangkan si Kecil.
Meski begitu, ada kalanya bayi tidak dapat ditenangkan bahkan berteriak semakin kencang. Bayi bisa berteriak hingga suaranya habis, serak, lalu dia akan berhenti dengan sendirinya. Ada pula yang memilih untuk terus berteriak walaupun suaranya sudah habis.
Lantas, apa penyebab bayi suka berteriak kencang? Popmama.com telah merangkum penjelasannya untuk Mama.
1. Bayi suka mendengar suaranya sendiri
Perlu Mama ketahui bawah teriakan bayi merupakan salah satu tanda perkembangan si Kecil. Sebelum mulai berbicara, bayi akan berceloteh, berteriak, hingga menjerit.
Saat berteriak, bayi suka mendengar suaranya sendiri. Oleh karena itu, si Kecil akan mengulang teriakannya berulang kali agar dia terus mendengar suaranya. Bayi bahkan bisa mengulang teriakannya lebih keras lagi sampai dia bosan sendiri.
2. Bentuk komunikasi
Dokter Anak di Roseville Riverside Medical Offices di Amerika Serikat, Melissa Arca mengatakan, teriakan bayi merupakan sesuatu yang normal sehingga Mama tidak perlu khawatir. Teriakan bayi bukan tanda masalah medis. Teriakan tersebut merupakan bentuk komunikasi antara bayi dengan bayi lainnya atau orang yang si Kecil kenal.
“Saya tahu bahwa sulit untuk mendengar teriakannya. Tapi percaya atau tidak, dia sedang berbicara denganmu. Anggap saja teriakan itu pertanda baik bahwa dia yang berusia lima bulan sudah bisa dan mau mengekspresikan dirinya,” kata Melissa.
3. Menarik perhatian orang lain
Seperti dijelaskan di atas, teriakan bayi adalah bentuk komunikasi si Kecil. Teriakan bayi bisa menjadi pertanda bahwa si Kecil sedang diacuhkan sehingga dia akan berteriak untuk menarik perhatian mama.
Misalnya, si Kecil merasa popoknya perlu diganti, namun Mama tidak mempedulikannya dan memilih melakukan aktivitas lainnya. Saat itulah, bayi akan berteriak untuk memberi tahu bahwa popoknya perlu diganti.
“Jangan meremehkan bayi, dia mungkin tidak dapat berbicara, namun dia mengerti orang-orang di sekitarnya.” ujar Mellissa.
4. Tanda cemas
Teriakan juga bisa menjadi pertanda bayi sedang merasa cemas atau ketakutan. Perasaan ini kerap dialami si Kecil ketika bertemu dengan orang baru atau orang asing.
Bayi akan berteriak ketika orang asing menggendongnya. Hal itu wajar terjadi karena si Kecil belum mengenal orang tersebut. Bayi juga merasa lebih nyaman ketika berada di samping Mama. Oleh karena itu, Mama perlu mengajarkan bayi untuk bertemu dengan orang-orang baru untuk melatih komunikasinya.
5. Tanda bahagia
Selain cemas, teriakan bayi dapat menunjukkan rasa bahagia. Umumnya, bayi berteriak ketika dia menyukai ekspresi orang-orang di sekitarnya. Teriakannya akan terdengar keras karena dia terlalu bahagia.
Teriakan bayi di tempat umum memang mengganggu orang lain, namun jangan pernah memarahi si Kecil ya, Ma. Mama bisa memberi isyarat agar bayi diam atau mengalihkan perhatian si Kecil sehingga dia menghentikan teriakannya.
Nah, itulah lima penyebab bayi suka berteriak kencang. Semoga bisa membuat Mama lebih memahami si Kecil, ya.
Baca juga :
- Bayi Takut pada Orang Asing: Ini Penyebab dan Cara Mengatasinya
- Viral Video Bayi Menangis Histeris saat Dikerok Pakai Bawang Merah
- Si Kecil Menangis Terus? Bisa Jadi Karena 6 Hal Ini Penyebabnya