Mengapa Kulit Bayi Bisa Berubah Dibanding saat Baru Lahir?
Ada bayi yang terlahir dengan kulit putih, namun ada juga yang terlahir dengan kulit lebih gelap
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Saat si Kecil baru lahir, Mama pasti menyambutnya dengan perasaan gembira. Mama akan mencari kemiripan si Kecil dengan diri sendiri atau pasangan, mulai dari bentuk hidung, mata, hingga warna kulit. Salah satu fitur fisik yang mudah diamati memang warna kulit.
Ada bayi yang terlahir dengan kulit putih, namun ada juga yang terlahir dengan kulit lebih gelap. Terkadang bayi dengan kulit putih lahir dari seorang mama yang memiliki kulit gelap. Namun seiring berjalannya waktu, kulit si Kecil akan gelap mengikuti sang Mama.
Pernahkah Mama bertanya-tanya apa alasan kulit bayi berubah dibanding ketika dia lahir? Berikut Popmama.com telah merangkum serba serbi perubahan warna kulit bayi sejak lahir.
1. Kulit bayi tipis saat lahir
Perlu Mama ketahui bahwa bayi lahir dengan keadaan kulit masih tipis. Kulit yang tipis itu membuat Mama bisa melihat pembuluh darah di bawah kulit dengan jelas. Warna pembuluh darah itu umumnya merah jambu.
Selain itu, kandungan pigmen di dalam kulit bayi baru lahir juga masih sedikit. Oleh sebab itu, sebagian besar bayi lahir dengan kulit lebih putih dibanding orangtuanya.
Apabila si Kecil memiliki kulit lebih gelap dibanding orangtuanya, maka ada kemungkinan bayi memiliki kadar melanin lebih tinggi dibanding bayi lainnya. Namun, semuanya bisa berubah ketika bayi beranjak tumbuh.
2. Apa itu melanin?
Melanin adalah pigmen pemberi warna kulit, mata, dan rambut. Setiap orang memiliki kadar melanin yang berbeda-beda. Sementara itu, melanin terbentuk dari sel-sel yang disebut melanosit.
Bayi yang memiliki kadar melanin lebih tinggi, maka dia bisa memiliki kulit lebih gelap. Perbedaan kadar melanin itu disebabkan oleh faktor genetik dan pola hidup orangtua.
3. Kapan kulit bayi berubah warna?
Memasuki usia dua bulan, kulit bayi akan menebal sehingga Mama sulit melihat pembuluh darah si Kecil. Seiring penebalan kulit itu, maka jumlah pigmen akan bertambah. Itulah sebabnya bayi yang terlahir putih bisa memiliki warna kulit lebih gelap ketika dia berusia dua bulan.
Sebaliknya, bayi yang terlahir dengan kulit lebih gelap bisa memiliki kulit putih karena kadar melanin tidak bertambah dalam jumlah banyak. Fase perubahan warna kulit ini umumnya berlangsung selama enam bulan setelah bayi dilahirkan.
4. Bayi memiliki warna kulit yang tetap
Ketika bayi berusia enam bulan, si Kecil akan memiliki warna kulit yang tetap atau permanen. Warna kulit ini merupakan warisan dari orangtuanya. Sebagai contoh, orangtua yang memiliki kulit putih umumnya akan memiliki bayi dengan kulit putih juga.
Namun, perubahan warna kulit juga bisa dipengaruhi oleh lingkungan dan kondisi kesehatan si kecil. Warna kulit juga bisa dipengaruhi oleh tingkat kecocokan kulit dengan sabun atau produk perawatan kulit. Mama sebaiknya lebih teliti dalam memilih produk perawatan kulit agar tidak terjadi iritasi atau alergi.
5. Kulit bayi menghitam karena berjemur
Para ahli kesehatan mengungkapkan berjemur bisa mengakibatkan kulit bayi menghitam. Oleh karena itu, ahli menyarankan Mama tidak menjemur bayi lebih dari 15 menit.
Berjemur bisa dilakukan pada pagi hari sebelum pukul 08.00 dengan membelakangi matahari. Bayi sebaiknya tetap mengenakan pakaian ketika berjemur untuk mengurangi iritasi. Sebab, kulit bayi masih sangat tipis dan sensitif.
Itulah informasi seputar warna kulit bayi. Apabila Mama khawatir terhadap perubahan warna kulit si Kecil secara drastis, tak ada salahnya untuk membawanya ke dokter untuk diperiksa lebih lanjut.
Baca juga :
- Kulit Bayi Tampak Pecah-Pecah? Waspadai Penyakit Iktiosis Harlequin
- Ini Penyebab dan Pencegahan Bintik Merah pada Kulit Bayi
- Jangan Asal Pilih, Ini 6 Rekomendasi Losion untuk Merawat Kulit Bayi