Bibir Bayi Biru atau Hitam? Awas Kekurangan Hemoglobin!
Apakah si Kecil juga pernah mengalaminya, Ma?
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Sianosis adalah kondisi warna kebiru-biruan atau hitam pada kulit, area sekitar mulut, dan selaput lendir karena kekurangan oksigen dalam darah. Biasanya sianosis terlihat pada bayi, terutama di bagian bibir atas. Jika si Kecil memiliki kulit yang lebih gelap, perubahan warna mungkin akan terlihat abu-abu atau putih.
Tak hanya pada bibir, Mama juga dapat menemukan area yang lebih gelap pada tangan dan kaki bayi.
Pada umumnya, sianosis merupakan pertanda dari kondisi yang serius dan membutuhkan penanganan sesegera mungkin.
Untuk informasi lengkapnya, berikut Popmama.com telah merangkum beberapa fakta mengenai bibir bayi biru kehitaman atau sianosis.
1. Penyebab bibir bayi hitam
Dilansir dari cincinnatichildrens.org, warna bibir bayi yang berubah menjadi biru atau kehitaman dikenal dengan istilah sianosis. Sianosis dapat terlihat jelas pada bayi dengan kulit putih.
Sedangkan pada orang berkulit gelap, gejala ini akan terlihat seperti bibir dan gusi menjadi lebih gelap atau kehitaman.
Warna bibir bayi yang berubah menjadi hitam disebabkan karena pasokan oksigen yang dibawa sel darah ke jaringan tubuh tidak mencukupi.
Warna hitam pada bibir disebabkan oleh kadar hemoglobin yang terlalu sedikit di dalam sel darah yang berada di permukaan kulit.
Hemoglobin (Hb) sendiri merupakan protein dalam sel darah merah yang bertugas mengangkut oksigen dari paru ke bagian tubuh lain.
Semakin tinggi kadar oksigennya, maka semakin cerah juga warna bibir bayi. Sebaliknya, semakin rendah oksigen yang dibawa, maka semakin hitam juga bibir si Kecil.
Sebenarnya kondisi bayi dengan bibir hitam atau gelap merupakan kondisi yang wajar ditemukan pada bayi baru lahir.
Kondisi ini bisa dialami pada menit awal kelahiran bayi dan dapat berlangsung hingga beberapa hari.
Jika kondisi ini berlanjut secara terus menerus, maka Mama perlu segera memeriksakannya ke dokter.
Pasalnya, kondisi ini dapat menjadi tanda penyakit yang berbahaya dan merupakan tanda penyakit jantung atau penyakit metabolisme lainnya.
2. Jenis-jenis sianosis
Ada dua kategori utama sianosis, yakni sianosis sentral dan sianosis perifer.
Untuk mengetahui faktanya lebih dalam lagi, simaklah penjelasan berikut ini:
Sianosis sentral
Kondisi ini umumnya menyebabkan warna kebiru-biruan di bibir, lidah, dan kulit badan. Sianosis sentral memiliki banyak kemungkinan penyebab.
Penyakit jantung bawaan merupakan salah satu kondisi yang menyebabkan darah dengan pasokan rendah oksigen terpompa ke seluruh tubuh.
Adapun penyakit jantung bawaan yang dapat menyebabkan sianosis meliputi transposisi arteri besar, atresia paru, tetralogi fallot, atresia trikuspid, sindroma jantung kiri hipoplastik, truncus arteriosus, dan lengkungan aorta yang terganggu.
Kondisi lain yang dapat menyebabkan sianosis sentral antara lain:
- Masalah aliran darah dari dan ke paru-paru, kondisi ini bisa disebabkan oleh penyumbatan pembuluh darah atau koneksi pembuluh darah antara jantung dan paru-paru tidak normal.
- Penumpukan cairan di paru-paru (edema paru-paru) yang disebabkan oleh gagal jantung kongestif.
- Gangguan hemoglobin, kondisi di mana darah tidak bisa membawa oksigen dengan baik ke seluruh tubuh.
Sianosis perifer
Pada kondisi ini, ujung tangan dan kaki bayi akan tampak membiru. Sianosis jenis ini biasanya bisa disebabkan oleh beberapa hal, antara lain:
- Bayi yang menangis sesaat setelah dilahirkan,
- udara dingin,
- kejang berkepanjangan,
- syok.
Bibir bayi hitam atau kebiruan yang disebabkan oleh kondisi klinis tertentu biasanya akan hilang dengan cara mengidentifikasi dan mengobati penyebab yang mendasarinya.
Waktu penyembuhannya pun sangat bervariasi, tergantung pada apa yang menyebabkannya.
Selain itu, hal yang perlu Mama pahami adalah, meski perubahan warna bibir tidak selalu menunjukkan kondisi darurat, namun perubahan warna pada bibir bayi juga bukan gejala yang bisa diabaikan.
Terlebih jika bibir bayi hitam dan kebiruan disertai dengan gejala lain seperti kesulitan bernapas dan nyeri dada, itu bisa jadi pertanda yang dapat mengancam jiwa.
Mama disarankan untuk segera membawa si Kecil ke IGD rumah sakit jika menemui gejala-gejala tersebut.
3. Apakah sianosis membutuhkan pengobatan?
Sianosis pada anak biasanya akan hilang dengan sendirinya. Bagi bayi, ini terjadi beberapa hari setelah kelahiran.
Untuk anak yang lebih tua, kondisi ini terjadi saat mereka demam.
Dilansir dari laman Health Line, segeralah bawa si Kecil ke ruang gawat darurat jika Mama menemukan gejala lain yang tidak biasa pada si Kecil, seperti:
- Detak jantung yang cepat,
- kesulitan bernapas,
- keringat berlebih,
- masalah pernapasan.
Pada umumnya, sebelum mencari tahu penyebab utama, dokter biasanya perlu menstabilkan saluran pernapasan si Kecil terlebih dahulu.
Nah, itulah beberapa fakta mengenai bibir bayi hitam atau sianosis.
Semoga bermanfaat.
Baca juga:
- Waspadai Candidiasis, Si Jamur Pengganggu Kesehatan Mulut Bayi
- Mama Wajib Tahu! Pentingnya Membersihkan Lidah dan Mulut Bayi
- Inilah 4 Cara Mengatasi Bibir Kering pada Bayi