Tips Penting Menjaga Bayi Korban Banjir Sebelum dan Sesudah Dievakuasi
Waspada juga penyakit yang dapat menyerang si Kecil saat terjadi banjir!
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Pada awal 2020, masyarakat di hebohkan dengan bencana banjir yang terjadi di beberapa titik di Indonesia, terutama Jabodetabek.
Hal tersebut mengakibatkan ibu hamil, lansia, hingga bayi terlantar hingga harus menunggu berjam-jam di atap rumah karena belum dievakuasi oleh pihak terkait.
Berkaca dari hal tersebut, sebaiknya Mama yang memiliki bayi harus lebih sigap mempersiapkan barang-barang yang perlu dibawa si Kecil jika suatu saat terjadi bencana.
Tak sampai di situ, saat di tempat evakuasi atau pengungsian, Mama juga perlu memastikan si Kecil agar tetap aman dan nyaman sebisa mungkin.
Nah, untuk lebih jelasnya, berikut Popmama.com telah merangkum ulasan penting terkait penanganan pada bayi korban banjir sebelum dan sesudah dievakuasi.
1. Penanganan bayi korban banjir sebelum dievakuasi
Seperti yang kita ketahui, akhir tahun merupakan musim penghujan di Indonesia.
Maka dari itu, tak ada salahnya jika Mama menyiapkan barang-barang penting yang harus si Kecil bawa jika suatu saat terjadi banjir, apalagi untuk Mama yang daerah rumahnya 'langganan' banjir.
Agar lebih jelas, berikut beberapa daftar barang yang harus disiapkan sebelum terjadi banjir:
Barang-barang yang harus dibawa untuk bayi yang disusui langsung
Dilansir dari canberratimes.com.au, jika bayi berusia kurang dari enam bulan dan disusui langsung, barang yang perlu Mama siapkan adalah:
- Popok,
- tisu basah,
- nursing cover,
- cadangan air agar Mama tetap terhidrasi selama masa menyusui.
Barang-barang yang harus dibawa untuk Mama yang terbiasa memompa ASI
Untuk Mama yang terbiasa memompa ASI, barang yang dibawa pun akan lebih banyak. Beberapa diantaranya adalah:
- Pompa ASI,
- nursing cover,
- sabun khusus untuk mencuci pompa ASI,
- gelas plastik, sendok, botol dan dot untuk menyusui bayi,
- popok dan tisu basah,
- air putih tambahan agar Mama tetap terhidrasi saat menyusui.
Barang-barang yang harus dibawa untuk bayi yang diberikan susu formula
Bagi Mama yang memberikan si Kecil susu formula, berikut beberapa barang yang harus dibawa:
- Susu formula bayi,
- botol dan dot,
- sabun khusus untuk mencuci botol dan dot bayi,
- popok dan tisu basah.
Semua persediaan ini sebaiknya disimpan dalam bak plastik besar dengan tutup yang rapat dan tahan air sehingga tak akan terkontaminasi air banjir saat dievekuasi.
Agar lebih aman lagi, sebelum memasukan barang-barang ke dalam bak plastik, sebaiknya simpan dulu semua barang tersebut di kantong plastik besar lalu ikat rapat.
2. Penanganan bayi korban banjir sesudah dievakuasi
Jangan langsung panik, melansir laman Baby Center, ada beberapa hal yang perlu Mama lakukan untuk membuat bayi nyaman saat berada di pengungsian.
Beberapa diantaranya adalah sebagai berikut:
- Carilah bantuan dari keluarga terdekat. Mama dapat meminjam telepon petugas yang membantu di pengungsian untuk menghubungi keluarga agar bisa mendapatkan bantuan secara cepat.
- Cobalah untuk tetap setenang mungkin. Meskipun ini sulit, namun percayalah, semakin Mama tenang maka semakin kecil pula kemungkinan bayi akan rewel.
- Pastikan Mama dan bayi sudah berada di tempat pengungsian yang aman dan jauh dari area banjir.
- Pastikan bayi tetap hangat dan kering. Jika pakaian mereka lembab, carilah pakaian ganti yang kering untuk dikenakannya sesegera mungkin. Jangan pula biarkan si Kecil tidur di tempat tidur yang basah.
- Berikan bayi ASI yang cukup agar ia tetap terhidrasi. Jangan pernah memberikan bayi minuman atau makanan apa pun yang bersentuhan dengan air banjir.
- Jauhkan mainan yang dapat masuk ke mulut bayi, karena bisa saja mainan tersebut telah terkontaminasi kuman dan bakteri dari air banjir.
- Pastikan anak-anak tidak merangkak atau bermain di bawah benda-benda yang mungkin masih mengandung air atau puing-puing yang terkontaminasi. Daerah-daerah ini juga dapat menampung jamur dan hewan pengerat.
- Jika bayi memiliki alergi atau kesulitan bernapas seperti asma, jauhkan mereka dari jamur, yang dapat mengiritasi dada, mata, hidung, dan tenggorokan.
- Jika bayi memiliki luka, kunjungi dokter sesegera mungkin. Ia mungkin memerlukan suntikan tetanus.
3. Waspada penyakit yang dapat menyerang bayi pasca banjir
Selain mengetahui penanganan pertama pada bayi korban banjir sebelum dan sesudah dievakuasi, Mama juga perlu tahu apa saja penyakit yang dapat menyerang si Kecil saat banjir.
Agar lebih jelas, berikut daftar lengkapnya:
- Influenza atau flu
Flu disebabkan akibat infeksi virus influenza tipe A, B, atau C.
Virus ini menyebar melalui tetesan cairan tubuh seperti ingus ataupun liur pengidap yang dapat ditularkan melalui mulut, hidung, ataupun tangan yang menyentuh benda terkontaminasi.
Infeksi ini akan menyerang sistem pernapasan dan menyebabkan gejala seperti demam, batuk, pegal-pegal dan sakit tenggorokan.
Meski bersifat umum dan tidak berbahaya, tapi beberapa orang dapat menderita komplikasi influenza seperti pneumonia.
- Demam berdarah dengue
Penyakit akibat virus yang dibawa nyamuk Aedes aegypti dan Aedes albopictus ini kerap terjadi di musim hujan saat perkembangbiakan nyamuk meningkat.
Demam berdarah terjadi saat virus masuk ke dalam tubuh manusia akibat gigitan nyamuk.
Meski umumnya tidak berbahaya, tapi penyakit yang ditandai dengan sakit pada sekujur tubuh dan demam ini dapat berakibat komplikasi yang mengarah pada perdarahan fatal akibat kerusakan pembuluh darah.
- Malaria
Malaria merupakan penyakit infeksi parasit plasmodium yang menular melalui gigitan nyamuk anopheles.
Penularan malaria biasanya meningkat pada saat musim hujan dan berlanjut setelahnya.
Penyakit ini ditandai dengan demam yang muncul sekitar 10-15 hari setelah terjadi gigitan nyamuk.
Gejala awal yang menyertai adalah sakit kepala dan menggigil. Bila tidak ditangani segera, malaria dapat berkembang dan berisiko mengancam nyawa penderitanya.
- Diare
Diare adalah kondisi yang ditandai dengan frekuensi buang air besar (BAB) yang meningkat dibandingkan biasanya dan encernya tinja yang dikeluarkan.
Secara garis besar, penyebab diare adalah mengonsumsi makanan yang terkontaminasi bakteri, virus, atau parasit.
Biasanya diare hanya berlangsung beberapa hari, namun pada sebagian kasus memanjang hingga berminggu-minggu.
Diare pada musim hujan biasanya disebabkan bakteri salmonella, shigella, dan cholera.
- Leptospirosis
Leptospirosis adalah penyakit yang ditularkan melalui urine atau darah binatang liar ataupun hewan piaraan seperti anjing, tikus, sapi, dan babi.
Manusia dapat terinfeksi jika menjalin kontak dengan air atau tanah yang terkontaminasi.
Demam tinggi, sakit kepala, mual, muntah, mata merah, menggigil, otot betis sakit, dan sakit perut adalah gejala yang menandai penyakit ini.
Namun pada kasus tertentu, penyakit ini dapat menyebabkan gangguan hati, gagal ginjal, meningitis, hingga kegagalan pernapasan.
- Serangan asma
Cuaca dingin yang sering menyertai musim hujan dapat menjadi pemicu serangan asma pada pengidapnya.
Saat bayi bernapas dengan cepat, udara yang dipertukarkan tidak sempat menjadi hangat, sehingga meningkatkan pendinginan dan pembengkakan pada saluran napas.
Nah, itulah ketiga ulasan penting terkait penanganan pada bayi korban banjir sebelum dan sesudah dievakuasi.
Semoga bermanfaat!
Baca juga:
- Tertunda Karena Banjir, Istri Rifky Balweel Lahirkan Putra Pertamanya
- 7 Keluarga Artis yang Rumahnya Ludes Terendam Banjir di Awal 2020
- Jabodetabek Banjir, ANRI Buka Program Layanan Restorasi Dokumen Gratis