10 Penyakit Bayi Baru Lahir yang Harus Diwaspadai
Apa si Kecil pernah mengalami salah satunya, Ma?
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Di luar sana, ada banyak orangtua yang selalu cemas soal kesehatan bayinya yang baru lahir. Hal ini wajar terjadi sebab ia belum bisa mengutarakan apa yang dirasakannya.
Jadi sakit sekecil apapun bisa memicu gangguan serius jika tak segera diatasi. Munculnya penyakit pada bayi baru lahir ini, diakibatkan oleh kondisi imun bayi yang memang belum stabil.
Selain itu, bayi juga masih menyesuaikan diri dengan kehidupan di luar rahim.
Lantas, apa saja penyakit yang sering menyerang bayi baru lahir?
Berikut Popmama.com telah merangkum 10 daftarnya.
1. Perut kembung atau distensi perut terjadi karena gas berlebih
Kebanyakan bayi baru lahir memang memiliki perut yang menonjol. Tapi kalau perut si Kecil terasa keras dan bengkak di antara jam makan, maka waspadalah.
Meski 9 dari 10 kondisi seperti ini terjadi karena adanya gas berlebih atau konstipasi, namun bengkaknya perut bayi juga bisa mengindikasikan penyakit serius lainnya, seperti distensi perut.
Distensi perut atau abdomen adalah penumpukan zat (gas atau cairan) di dalam perut. Penumpukan tersebut menyebabkan perut atau pinggang mengembung hingga ukurannya melebihi lingkar normal. Kejadian ini biasanya merupakan gejala dari suatu penyakit atau adanya pengurangan fungsi anggota tubuh.
2. Kulit kebiruan bisa menjadi pertanda apnea
Hal yang normal jika bayi baru lahir memiliki warna kulit yang kebiruan, tapi ini akan memudar seiring dengan meningkatnya sirkulasi darah.
Biasanya ini terjadi di area kaki, tangan, serta mulut dan lidah (ketika si Kecil menangis). Seiring berjalannya waktu, warna kulit kebiruan ini akan hilang dengan sendirinya.
Namun bila warna kulitnya tak kunjung berubah menjadi merah muda (pink), maka konsultasikan segera dengan dokter karena bisa jadi si Kecil mengidap apnea.
Kondisi ini dikhawatirkan akan membuat bayi mengalami penghentian pernapasan selama 15 hingga 20 detik. Bayi yang mengalami apnea biasanya karena ada masalah jantung yang membutuhkan tindakan medis.
3. Penyakit kuning membuat bayi harus dijemur di bawah matahari pagi
Penyakit yang sering menyerang bayi baru lahir ini memang sangat umum. Alasannya karena kebanyakan bayi baru lahir memiliki kadar bilirubin yang tinggi, sedangkan organ hati mereka masih belum berkembang sempurna.
Penyakit kuning yang dialami bayi baru lahir akan terjadi pada hari ke-3 setelah dilahirkan. Kemudian, pada hari ke-10, penyakit itu akan hilang dengan sendirinya.
Sedangkan untuk bayi prematur, penyakit kuning dapat berlangsung sekitar dua minggu. Untuk meredakan kuning pada bayi, caranya yaitu hanya dengan menjemur bayi di bawah sinar matahari pagi selama 30 menit.
Selain itu, untuk mengatasinya, Mama bisa berkonsultasi dengan dokter.
4. Gangguan pernapasan dapat diatasi dengan tetesan saline atau larutan garam
Gangguan pernapasan ini umumnya lebih berisiko dialami bayi yang terlahir prematur. Biasanya butuh waktu beberapa jam bagi bayi baru lahir untuk dapat bernapas dengan normal.
Namun kalau ia tampak kesulitan bernapas, maka periksa hidungnya. Mama dapat mengatasi gangguan ini dengan tetesan saline atau larutan garam.
Tapi, kalau gejalanya seperti di bawah ini, segera periksakan si Kecil ke dokter:
- Napas cepat,
- hidungnya tampak mengembang-mengempis,
- muncul bunyi mirip dengkuran saat bernapas,
- kulit kebiruan yang tak kunjung pudar.
5. Muntah berwarna hijau bisa jadi pertanda infeksi
Muntah juga merupakan salah satu penyakit yang sering menyerang bayi baru lahir. Memang normal bila si Kecil memuntahkan susu yang ia minum.
Namun ini bisa menjadi tidak normal, bila frekuensinya sering. Untuk mencegahnya, pastikan kalau bayi tidak alergi ASI atau mengalami intoleransi laktosa.
Bayi juga perlu dirangsang agar bersendawa selagi minum susu. Bayi yang muntah dan berat badannya di bawah ideal sebaiknya diperiksakan ke dokter. Dan amati juga muntahannya, kalau berwarna hijau maka bisa jadi itu karena infeksi.
6. Kolik biasanya sembuh ketika bayi berusia 3 bulan
Kalau si Kecil terus menangis tanpa berhenti dan Mama tidak juga menemukan penyebabnya, maka kolik mungkin yang dialaminya.
Periksalah apakah si Kecil mengalami alergi. Jika ia minum ASI, perhatikan apakah Mama makan makanan tertentu beberapa jam sebelum memberi ASI. Jika si Bayi minum susu formula, mungkin ia alergi terhadap kandungan susu formula yang diminumnya sehingga menyebabkan kolik.
Untungnya, kebanyakan kasus kolik sembuh dengan sendirinya ketika bayi mencapai usia 3 bulan. Namun apabila kolik terus berlanjut setelah usia bayi 3 bulan, maka harus dilakukan diagnosis apa yang menjadi penyebab kolik.
Tanda bayi mengalami kolik ialah ketika bayi menangis secara terus menerus tanpa alasan yang jelas. Biasanya hal itu karena bayi merasa tidak nyaman, tapi ia tidak bisa mengungkapkannya.
7. Penyakit kulit disebabkan oleh ruam popok dan dermatitis seborhoik
Kulit bayi baru lahir sangat sensitif. Oleh sebab itu, mereka berisiko terkena beberapa penyakit kulit berikut ini:
- Ruam popok
Cegahlah dengan mengganti popoknya secara rutin, gunakan krim, dan cucilah popok kain dengan deterjen lembut yang bebas pewangi dan pewarna.
- Dermatitis seborhoik
Tips mencegahnya adalah dengan menggunakan sampo lembut dan cucilah rambut si Kecil setiap hari.
8. Anemia pada bayi terjadi jika sang Mama juga mengalaminya
Penyakit anemia, yaitu karena kekurangan hemoglobin, yang mana menunjukkan tingkat oksigen dalam darah rendah dan darah kental.
Bayi yang terlahir dari Mama yang mengidap anemia akan berisiko alami anemia juga. Anemia harus segera diobati. Jika tidak, risikonya akan fatal.
9. Batuk dapat menjadi pertanda gangguan pencernaan atau paru-paru
Bayi baru lahir juga bisa batuk kalau ia minum terlalu cepat. Akan tetapi, kalau batuknya tak kunjung berhenti atau ia sering muntah saat diberi makan, segera kunjungi dokter.
Gejala ini bisa jadi pertanda gangguan pencernaan atau paru-paru. Mama juga harus memeriksakan anak ke dokter kalau batuknya intens, khususnya di malam hari.
10. Demam di atas 38,8 derajat Celcius bisa memicu kejang
Demam pada bayi baru lahir sebenarnya merupakan tanda kalau tubuhnya sedang melawan infeksi. Oleh karenanya, demam ringan tak perlu penanganan khusus.
Lain halnya kalau demamnya tinggi yakni di atas 38,8° Celcius, penyakit ini bisa memicu kejang. Bayi yang mengalami demam tinggi berisiko mengalami kejang dan berpotensi merusak otaknya.
Nah, itulah 10 jenis penyakit bayi baru lahir yang perlu Mama waspadai.
Semoga bermanfaat!
Baca juga:
- Cegah Penularan Penyakit, Ini 5 Vaksin Bayi yang Ditanggung BPJS
- Kenali Jenis Penyakit Kulit Non Infeksi pada Bayi
- Bayi Sering Menggaruk Telinga, Waspada 5 Penyakit Ini!