Pilu! Bayi Ditemukan Tewas Membeku di Lemari Es Pengasuhnya Sendiri!
Diketahui bahwa ternyata pengasuh Sang Bayi tidak memiliki lisensi khusus
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Kejadian memilukan dan mengiris hati ini baru saja terjadi pada Selasa kemarin (3/7), seorang Papa asal Malaysia berusia 28 tahun, Mohd Sufi Naeif Mohd Fauzi, mengajukan laporan pada polisi mengenai bayi laki-lakinya, Adam Rayqal Mohd Sufi, (5 bulan) yang hilang.
Saat diinterogasi, pengasuh bayinya mengatakan kepada Farrah Madihah Othman, istri Mohd Sufi bahwa seseorang yang mirip dengannya telah mengambil bayi mereka dari rumahnya.
Gelisah dan khawatir karena tidak ingin hal buruk terjadi pada bayinya, maka Sang Papa memutuskan untuk mengunggah foto putranya di media sosial agar ia bisa mendapatkan lebih banyak bantuan sambil menunggu kepastian dari pihak kepolisian.
Hal yang tidak diinginkan pun terjadi!
Akhirnya, polisi memutuskan untuk mencari Sang Bayi ke rumah pengasuhnya malam itu juga. Hal tersebut di latar belakangi oleh kecurigaan polisi saat menemukan ketidakkonsistenan dalam pernyataannya Sang Pengasuh.
Pukul 10.30 malam, polisi segera bergeges pergi ke rumah pengasuh bayi tersebut yang terletak di Taman Nakhoda, Batu Caves.
Nah, di sinilah kebenaran mengerikan itu terjadi!
Setelah diintergorasi dan merasa bawa ia tak ada pilihan lain, akhirnya Sang Pengasuh pun memberitahukan pada polisi tempat dimana ia menyembunyikan bayi malang tersebut.
Lebih mengenaskan lagi bahwa, Sang Bayi tewas membeku di dalam lemari es. Tubuhnya hanya terbungkus kain tipis dan ditempatkan di dalam tas hijau.
Sang Pengasuh pun dengan teganya memasukkan tubuh mungil Adam ke dalam freezer lemari es. Asisten Kepala Polisi Gombak, Ali Ahmad mengatakan bahwa kasus tersebut telah diklasifikasikan sebagai pembunuhan.
Akhirnya polisi menangkap pengasuh berusia 33 tahun serta teman serumahnya yang berusia 36 tahun, dengan alasan telah mendukung tindak kejahatan yang dilakukan oleh Sang Pengasuh.
Ketika berita tersebut diterbitkan melalui surat kabar lokal, maka ucapan bela sungkawa pun seakan tak ada henti-hentinya diucapkan oleh semua orang.
Surat Sedih Sang Mama
Farrah Madihah Othman menggendong jasad bayinya keluar rumah sakit, Rabu (4/7). Ia juga menuliskan pesan di halaman Facebooknya yang bikin patah hati. Begini bunyinya.
“Anakku Adam. Pasti dingin di dalam freezer. Tapi tak apa, ketika kamu di surga, kamu akan menemukan banyak hal indah."
"Tidak apa sayangku. Kamu akan menikmati banyak hal indah di surga. Mama dan Papa akan segera menyusulmu dan kita akan mandi busa bersama."
"Ingat pesan Mama, jaga diri di sana."
Pelajaran yang dapat diambil bagi orangtua lain di luar sana
Pada dasarnya, semua pusat penitipan anak memerlukan lisensi untuk beroperasi, baik di Malaysia atapun di negara lainnya.
Namun nyatanya, masih ada saja beberapa oknum yang menawarkan layanan pengasuhan anak secara diam-diam tanpa adanya lisensi khusus.
Meskipun lebih murah, namun biasanya mereka memiliki pengalaman yang minim dalam merawat bayi. Bahkan mereka tidak memiliki latar belakang atau pelatihan apa pun mengenai pendidikan anak usia dini.
Lebih mengerikannya lagi, beberapa dari mereka bahkan mungkin tidak tahu pertolongan pertama pada bayi sama sekali.
Bisa saja harga yang lebih murah membuat beberapa keluarga tertarik akan hal tersebut tanpa tahu apa dampak yang akan terjadi nantinya.
Dapat kita ambil contoh seperti di Singapura, semua pusat perawatan anak sudah diatur oleh Child Care Centers Act (Cap. 37A) dan Child Care Centres (Cap. 37A, Section 19).
Semua pusat perawatan anak harus dilisensikan dan mereka harus mematuhi standar yang ditetapkan dalam peraturan yang dibuat berdasarkan undang-undang, atau persyaratan lain yang sudah ditentukan oleh Direktur Kesejahteraan Sosial.
Meskipun sudah diatur oleh undang-undang namun perlu diingat pula bahwa sebagai orangtua sudah seharunya Mama dan Papa tetap melakukan penelitian dan memilih pengasuh dengan bijak.
Keterbatasan waktu dan harga yang tidak murah mungkin menjadi halangan, tetapi seharusnya hal tersebut tidak mengorbankan kehidupan keluarga yang berharga.