4 Syarat Penting Jika Bayi Disusui Langsung oleh Donor ASI
Perhatikan syarat dan pertimbangan berikut ini ya, Ma!
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Setiap Mama pasti menginginkan ASI eksklusif bagi anaknya. Bagaimanapun caranya, pasti Mama akan melakukan apapun agar si Kecil mendapatkan asupan terbaik.
Namun sayangnya, tak semua perempuan bisa mendapatkan anugerah seperti itu. Akibat satu dan lain hal, beberapa perempuan merasa kesulitan menyusui bayinya.
Oleh karena itu, susu formula dan donor ASI lah yang menjadi pilihan bagi sang Ibu untuk tetap dapat memberikan yang terbaik bagi anaknya.
Susu formula mungkin dapat lebih mudah ditemukan, namun nutrisi yang terkandung di dalamnya jauh lebih sedikit dibandingkan dengan ASI.
Berbeda dengan susu formula, donor ASI sebenarnya kini sudah lebih mudah didapatkan namun Mama juga perlu memikirkan beberapa pertimbangannya, apalagi jika Mama memutuskan untuk memberikan ASI pada si Kecil langsung dari puting ibu susu tersebut.
Mengetahui bahwa si Kecil bukanlah anak kandung dari sang Ibu susu, maka penting bagi Mama untuk memperhatikan beberapa syarat berikut agar kesehatan dan keamanan bayi mama dapat terjaga.
Berikut Popmama.com telah merangkum 4 hal yang perlu Mama perhatikan!
1. Mengetahui identitas diri sang Ibu susu
Ketika Mama mempercayai ibu susu untuk memberikan ASI pada si Kecil, maka sebelumnya Mama harus mengetahui lebih dalam mengenai identitas diri sang Ibu susu tersebut.
Tak cukup hanya identitas standart seperti nama dan keturunannya saja. Mama juga harus mengetahui dengan baik kondisi kesehatan sang Ibu susu.
Selain itu ketahui pula pola makannya, apakah ia termasuk orang yang dapat menjaga pola makan dengan baik ataukah tidak.
Pola makan terkait dengan religi atau keyakinan juga perlu Mama perhatikan, jangan sampai ia juga mengkonsumsi makanan dan minuman non-halal karena nanti si Kecil juga akan mendapatkan ASI darinya.
Pastikan Mama mendapatkan informasi mengenai identitas diri sang Ibu susu dengan sedetail mungkin, jangan sampai ada yang terlewatkan.
2. Mengetahui riwayat kesehatan sang Ibu susu
Selanjutnya, Mama juga harus mengetahui riwayat kesehatan sang Ibu susu. Pastikan bahwa ia tidak memiliki riwayat kesehatan yang buruk, misalnya HIV atau hepatitis B.
Kalau perlu, Mama dapat mengantarkan sang Ibu susu langsung ke dokter untuk melakukan pengecekan kesehatan.
Hal tersebut dilakukan agar mencegah hal buruk terjadi pada si Kecil.
3. Mengetahui bahwa sang Ibu susu tidak mengkonsumsi obat-obatan terlarang
Mama pasti menginginkan yang terbaik bagi si Kecil, bukan? Maka dari itu, pastikanlah bahwa ASI sang Ibu susu tidak tercemar obat, nikotin, ataupun alkohol.
Jika tercemar, maka dampak buruk juga pasti akan didapatkan oleh si Kecil setelah mengkonsumsi ASI darinya.
Maka dari itu, penting bagi Mama untuk benar-benar mengetahui keseharian dari sang Ibu susu.
4. Mengetahui usia anak dari sang Ibu susu
Hal terakhir yang perlu Mama perhatikan adalah usia anak dari sang Ibu susu.
Jika bayi sang Ibu susu berusia kurang dari satu tahun atau pernah menderita sakit kuning (jaundice), maka lebih baik urungkan niat Mama untuk memberikan ASI pada si Kecil dari ibu susu tersebut.
Mengetahui bahwa anaknya kurang dari satu tahun atau pernah menderita sakit kuning (jaundice), maka sudah pasti anaknya masih sangat amat membutuhkan ASI dari ibu kandungnya sendiri.
Berbeda halnya jika ASI dari sang Ibu susu tersebut berlimpah atau anaknya sudah berusia lebih dari satu tahun dan tidak pernah menderita sakit kuning (jaundice), maka Mama masih boleh mempercayai sang Ibu susu tersebut untuk menyusui si Kecil.
Nah, itulah keempat hal yang perlu Mama perhatikan ketika memilih ibu susu untuk si Kecil.
Dari ulasan di atas, dapat disimpulkan bahwa sebenarnya boleh saja jika Mama ingin membiarkan si Kecil untuk menyusui langsung dari ibu susu, namun pastikan 4 poin di atas sudah dilengkapi oleh ibu susu tersebut.