TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA

Ciri-Ciri Bayi Mengalami Pendarahan pada Otak, Jangan Diabaikan!

Kondisi ini memiliki efek jangka panjang bagi si Kecil, Ma

Freepik.com/freepic.diller

Pendarahan otak – juga dikenal sebagai pendarahan intrakranial – terjadi di dalam otak atau antara otak dan tengkorak. Bila hal ini terjadi, dapat merusak jaringan otak dan menimbulkan efek jangka panjang. Dalam beberapa kasus, pendarahan otak bahkan bisa berakibat fatal.

Meskipun tidak semua pendarahan otak dapat dicegah, ada situasi di mana pendarahan otak disebabkan oleh kelalaian medis. Hal ini mungkin termasuk kegagalan dalam memantau janin dengan tepat, intervensi dalam keadaan darurat selama persalinan, atau bahkan trauma selama proses kelahiran itu sendiri.

Agar dapat ditangani dengan cepat, Mama perlu mengetahui gejala pendarahan otak pada bayi.

Bagaimana ciri-ciri bayi mengalami pendarahan pada otak? Yuk, simak penjelasannya pada ulasan Popmama.com berikut ini, Ma.

Ciri-Ciri Bayi Mengalami Pendarahan pada Otak

freepik/KamranAydinov

Jika bayi memiliki faktor risiko pendarahan intrakranial, termasuk prematur lebih dari 10 minggu, maka dokter harus memantau bayi untuk mencari tanda-tanda gawat janin dan kemungkinan melakukan operasi caesar.

Dokter juga harus berupaya mencegah kelahiran prematur bila memungkinkan. Pasalnya bayi prematur biasanya memiliki pembuluh darah yang kurang berkembang sehingga lebih rentan terhadap pendarahan otak.

Dalam beberapa kasus, pendarahan otak pada bayi baru lahir tidak dapat dicegah. Namun, dalam situasi lain, pendarahan otak sebenarnya bisa dicegah jika ada tenaga medis profesional yang teliti. Jika pendarahan otak atau pendarahan intrakranial disebabkan oleh kelalaian medis, orangtua bayi mungkin berhak mendapatkan kompensasi finansial.

Ada sejumlah ciri-ciri bayi mengalami pendarahan pada otak. Gejala-gejala ini mungkin termasuk:

  • kejang,
  • tangisan bernada tinggi,
  • refleks menurun,
  • jeda saat bernapas, atau apnea,
  • kulit pucat atau biru (sianosis),
  • lemah saat menyusu,
  • kelesuan atau koma,
  • denyut jantung lambat (bradikardia),
  • bengkak atau menonjolnya titik lunak di kepala bayi,
  • penurunan tonus otot,
  • jumlah sel darah merah yang rendah,
  • gerakan mata yang tidak normal.

Tanda-tanda ini mungkin tidak muncul segera setelah lahir dan mungkin disalahartikan sebagai masalah kesehatan lainnya. Sangat penting bagi dokter untuk memeriksa bayi dengan cermat untuk mendiagnosis potensi pendarahan otak.

Diagnosis biasanya melibatkan pemeriksaan fisik bersama dengan USG otak atau kepala. Perawatan untuk pendarahan intrakranial mungkin termasuk cairan, oksigen, dan pembedahan untuk mengalirkan cairan dan menstabilkan kondisinya.

Efek Jangka Panjang Pendarahan Otak pada Bayi

Freepik/holiak

Ada empat jenis atau tingkatan pendarahan otak:

  • Tingkat 1. Pendarahan terjadi hanya di area kecil ventrikel.
  • Tingkat 2. Pendarahan juga terjadi di dalam ventrikel.
  • Tingkat 3. Ventrikel membesar karena darah.
  • Tingkat 4. Pendarahan terjadi pada jaringan otak di sekitar ventrikel.

Tingkat 3 dan 4 adalah yang paling serius dan sering kali menimbulkan efek jangka panjang bagi bayi.

Efek dari pendarahan otak sebagian bergantung pada seberapa parah pendarahan tersebut. Bayi dengan pendarahan intrakranial tingkat 1 atau tingkat 2 mungkin tidak memiliki efek jangka panjang. Namun, bayi baru lahir yang didiagnosis mengalami pendarahan otak tingkat 3 atau 4 mungkin mengalami efek yang signifikan.

Komplikasi pendarahan otak mungkin termasuk hidrosefalus (terlalu banyak cairan serebrospinal di otak), cedera otak jangka panjang, kejang, masalah belajar, bicara atau gerakan, masalah perkembangan, dan bahkan kematian.

Penelitian telah menemukan bahwa anak-anak yang mengalami pendarahan otak saat masih bayi memiliki tingkat kelumpuhan otak dan gangguan pendengaran yang lebih tinggi. Juga IQ yang lebih rendah, keterampilan hidup sehari-hari yang lebih sedikit, dan nilai ujian yang lebih rendah di sekolah.

Penyebab Pendarahan Intrakranial atau Pendarahan Otak pada Bayi

pixabay/publicdomainpictures

Pendarahan otak, atau pendarahan intrakranial, adalah salah satu jenis cedera lahir. Pada bayi baru lahir, kondisi ini melibatkan pendarahan di ventrikel (area berisi cairan) di otak. Hal ini paling sering dikaitkan dengan kelahiran prematur, dan khususnya, bayi yang lahir lebih dari 10 minggu lebih awal.

Pendarahan otak dapat disebabkan oleh beberapa hal, termasuk asfiksia (kekurangan oksigen pada atau dekat waktu kelahiran) dan trauma kelahiran, seperti penggunaan forceps atau ekstraktor vakum atau teknik persalinan yang tidak tepat. Komplikasi seperti ini seringkali timbul akibat kelalaian medis.

Faktor risiko pendarahan otak meliputi:

  • Makrosomia, yang terjadi ketika ukuran janin lebih besar dari rata-rata usia kehamilan.
  • Presentasi janin yang tidak normal, seperti presentasi sungsang, wajah, atau alis.
  • Trauma terkait persalinan lama.
  • Tekanan darah tidak stabil.
  • Disproporsi sefalopelvik (CPD), ketika kepala janin sangat besar dan/atau panggul ibu sangat kecil.
  • Kelainan darah, termasuk kekurangan vitamin K.
  • Ensefalopati hipoksik-iskemik (HIE), yaitu cedera otak neonatal yang terjadi ketika bayi. mengalami penurunan oksigen dan aliran darah selama proses persalinan.

Merawat Bayi dengan Pendarahan Otak

Freepik/freepik

Pendarahan di otak dapat merusak jaringan otak, dan dapat menyebabkan pembengkakan atau kompresi otak. Merawat bayi yang mengalami pendarahan otak bisa jadi sulit.

Pendarahan intrakranial dapat berdampak berbeda pada bayi, sehingga orangtua mungkin harus beradaptasi untuk memenuhi kebutuhan bayi.

Banyak anak yang mengalami pendarahan otak saat masih bayi memerlukan perawatan rutin dari dokter. Misalnya, jika seorang anak didiagnosis menderita epilepsi akibat pendarahan intrakranial, ia mungkin perlu menemui ahli saraf untuk mendapatkan pengobatan atas kejang yang dialaminya.

Karena pendarahan otak dapat menyebabkan masalah dalam belajar, berbicara, dan bergerak, perawatan spesialis lainnya mungkin diperlukan. Banyak anak dengan pendarahan otak memerlukan terapi bicara, fisik, atau okupasi untuk mengatasi keterlambatan perkembangan. Anak-anak dengan masalah perilaku mungkin juga memerlukan jenis terapi lain.

Bagi orangtua, merawat bayi dan anak yang mengalami pendarahan otak bisa jadi sangat mahal. Mereka mungkin juga memerlukan perawatan sepanjang hidupnya.

Nah, sekarang Mama sudah mengetahui tentang ciri-ciri bayi mengalami pendarahan pada otak. Bila Mama mengamati ada gejala-gejala yang tidak biasa pada bayi, segera bawa bayi ke dokter, ya. Tindakan cepat dan tepat dapat menyelamatkan si Kecil, Ma.

Baca juga:

The Latest