Kapan Bayi Perlu Menyusu Lewat Spuit? Cek Faktanya di Sini, Ma!
Spuit digunakan untuk membantu bayi menyusu
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Bayi yang baru lahir harus disusui sejak mereka lahir. Air susu ibu mengandung antibodi penting yang membantu membangun kekebalan bayi terhadap penyakit. Meskipun bayi memiliki kecenderungan bawaan untuk menyusu, beberapa bayi mungkin tidak dapat melakukannya karena berbagai alasan. Dalam kasus seperti itu, ASI dapat diperah dan diberikan kepada bayi melalui jarum suntik atau spuit.
Pemberian ASI dengan spuit dianjurkan sampai bayi dapat menyusu secara alami. Apakah pemberian ASI dengan spuit ini harus dilakukan pada semua bayi yang baru lahir?
Temukan jawabannya pada ulasan Popmama.com berikut ini ya, Ma.
Pemberian ASI Lewat Spuit
Pemberian ASI lewat spuit atau tabung jarum suntik memungkinkan bayi untuk mengonsumsi ASI melalui jarum suntik khusus bayi. ASI disimpan ke dalam wadah steril dan dimasukkan ke dalam spuit makan. Teknik ini cukup umum digunakan untuk memberi kolostrum, yang volumenya sangat rendah, kepada bayi baru lahir yang belum bisa menyusui.
Selama pemberian ASI dengan spuit dilakukan, ujung spuit ditempatkan di sisi mulut bayi untuk memungkinkan pemberian ASI. Beberapa jenis spuit memiliki selang makanan halus yang terpasang, yang dapat dimasukkan ke dalam mulut bayi. Jenis jarum suntik yang digunakan dapat bervariasi tergantung pada beberapa faktor, termasuk rekomendasi dokter, kesehatan bayi, dan alasan di balik ketidakmampuan bayi untuk menyusu.
Kapan Pemberian ASI Lewat Spuit Harus Dilakukan?
Pemberian ASI lewat spuit dilakukan ketika menyusui tidak memungkinkan karena bayi tidak dapat menyusu atau ibu tidak dapat menyusui. Di bawah ini adalah beberapa kondisi bayi harus menyusu dengan spuit.
- Bayi prematur dengan refleks primitif yang buruk
- Bayi mengantuk karena obat pemicu persalinan
- Bayi belum pulih dari intervensi kelahiran
- Bayi yang lahir dengan kondisi medis atau cacat lahir, seperti bibir sumbing atau langit-langit mulut sumbing
- Bayi tidak dapat menempel pada payudara untuk sementara
- Ibu tidak dapat segera menyusui bayinya
Cara Menggunakan Spuit untuk Menyusui Bayi
Di bawah ini adalah langkah-langkah untuk menyusui bayi dengan spuit:
- Cuci tangan dengan sabun dan air untuk memastikan kebersihan tangan.
- Duduklah dalam posisi yang nyaman. Perah ASI dalam wadah atau botol steril.
- Gendong bayi dengan aman sambil duduk di posisi yang nyaman. Mama dapat menggunakan bantal untuk menopang bayi.
- Gunakan spuit yang direkomendasikan oleh dokter. Pastikan spuit sudah bersih ya, Ma. Siapkan ASI, tekan pendorong untuk menghilangkan gelembung udara dan letakkan spuit ke samping. Pastikan nosel/ujung pengumpan tidak menyentuh permukaan apa pun.
- Gunakan jari kelingking untuk merangsang bibir bayi dan mendorong mereka untuk membuka mulut.
- Masukkan jari ke dalam mulut sehingga bantalan jari menyentuh langit-langit mulut bayi (atap mulut). Bayi akan mulai mengisap jari.
- Setelah Mama merasakan bayi mengisap jari, gunakan tangan yang lain untuk memasukkan ujung spuit dengan lembut di sepanjang sisi mulut bayi. Jangan mendorongnya dalam-dalam. Spuit harus berada di antara gusi dan pipi atau di antara sisi lidah bayi dan jari mama.
- Dorong plunger atau pendorong dengan lembut agar ASI mengalir ke mulut bayi.
- Dorong plunger atau pendorong lagi setiap kali bayi menyelesaikan gerakan mengisap, yaitu menelan susu. Mama harus mendorong tidak lebih dari 0,2 mililiter susu.
- Berhentilah mendorong ASI ketika bayi berhenti membuat gerakan menyusu/mengisap. Lanjutkan setelah bayi mulai. Lanjutkan menyusui sampai bayi berhenti.
Dalam kebanyakan kasus, bayi yang diberi spuit mungkin perlu tinggal di rumah sakit untuk waktu tambahan. Oleh karena itu, ibu dapat mencari dukungan dari bidan, perawat, atau konsultan laktasi yang dapat membimbing dan membantunya selama pemberian spuit.
Tips Aman Penggunaan Spuit untuk Menyusui Bayi
Berikut adalah beberapa tips dan tindakan pencegahan yang berguna untuk menyusui si Kecil dengan menggunakan spuit:
- Selalu gunakan jari kelingking untuk membuka mulut bayi. Menggunakan jari lain dapat menyebabkan beberapa bayi tersedak.
- Ada beberapa jenis alat suntik makan bayi dengan kelengkapannya masing-masing. Sebagian besar tidak menampung lebih dari satu mililiter susu. Tanyakan kepada dokter jenis jarum suntik dan tabung yang tepat yang mungkin diperlukan untuk memberi makan bayi. Jangan memilih jarum suntik tanpa berkonsultasi dengan dokter terlebih dahulu.
- Pastikan Mama memutuskan tempat dan posisi mama untuk menggendong bayi dengan aman sebelum mulai. Hal ini terutama diperlukan ketika Mama menyusui si Kecil sendirian.
- Jangan letakkan bayi di pangkuan karena dapat menyebabkan mereka tersedak. Sebagai gantinya, letakkan mereka dalam posisi tegak sebagian.
- Selalu gunakan wadah steril untuk menyimpan ASI. Lelehkan susu beku sebelum memasukkannya ke dalam jarum suntik.
- Hindari menggunakan spuit menyusui untuk memberi makan obat karena obat dapat bereaksi dengan jejak susu di dalam spuit. Gunakan spuit untuk obat dan ASI secara terpisah.
- Bilas spuit dan tabung dengan air hangat setelah digunakan. Bersihkan dengan air sabun dan biarkan mengering. Mencuci secara menyeluruh dengan sabun dan air seringkali cukup untuk mensterilkan spuit makan bayi tertentu.
- Belilah spuit dan selang makanan bayi yang disegel yang sudah disterilkan sebelumnya. Jika tidak disterilkan sebelumnya, cari informasi pada kemasan atau hubungi produsen untuk mempelajari tentang teknik sterilisasi yang tepat.
Itulah beberapa kondisi bayi yang memerlukan spuit untuk menyusu. Pemberian spuit bisa menjadi alternatif yang bermanfaat untuk menyusui dan memberi susu botol, terutama untuk bayi baru lahir yang membutuhkan kolostrum. Dalam kebanyakan kasus, bayi mungkin akhirnya dapat menyusu. Jika menyusui terhambat karena suatu masalah, tindakan perbaikan mungkin diperlukan. Bicaralah dengan dokter tentang hal itu dan periksa spuit makan bayi terbaik yang cocok untuk bayi.
Semoga informasi ini dapat menambah wawasan, Ma!
Baca juga:
- Studi Terbaru: Menyusui Dapat Menurunkan Risiko Alergi pada Bayi
- Menyusui setelah Persalinan Caesar, Simak 4 Posisi dan Tips Menyusui
- Menyusui Bayi Harus Selama 30 Menit, Mitos atau Fakta?