Wajib Tahu: 5 Tanda Bayi Mengalami Intoleransi Laktosa
Intoleransi laktosa tidak sama dengan alergi susu, Ma
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Bila bayi Mama menunjukkan gejala-gejala seperti diare atau kembung, Mama mungkin berpikir kalau bayi tidak cocok atau alergi terhadap susu. Gejala-gejala yang muncul belum tentu merupakan reaksi alergi. Bayi Mama mungkin mengalami intoleransi laktosa.
Intoleransi laktosa terjadi ketika bayi mengalami kesulitan mencerna laktosa, yang merupakan gula alami yang ditemukan dalam susu
Pada manusia, enzim yang dikenal sebagai laktase bertanggung jawab untuk memecah laktosa untuk pencernaan. Ini sangat penting pada bayi, yang membutuhkan laktase untuk mencerna ASI. Seiring dengan bertambahnya usia, laktase yang dihasilkan oleh tubuh semakin berkurang.
Intoleransi laktosa seringkali sulit dibedakan dengan alergi. Popmama.com mengulas 5 gejala bila bayi mengalami intoleransi laktosa.
1. Sakit perut dan kembung
Nyeri perut dan kembung adalah gejala umum dari intoleransi laktosa pada bayi, anak, dan orang dewasa.
Ketika tubuh tidak dapat memecah laktosa, laktosa melewati usus sampai mencapai usus besar. Laktosa tidak dapat diserap oleh sel-sel yang melapisi usus besar, tetapi dapat difermentasi dan dipecah oleh bakteri alami yang hidup di usus besar. Fermentasi ini menyebabkan pelepasan asam lemak rantai pendek serta gas hidrogen, metana, dan karbondioksida.
Peningkatan asam dan gas menyebabkan sakit perut. Rasa sakit biasanya terletak di sekitar pusar dan di bagian bawah perut. Sensasi kembung disebabkan oleh peningkatan air dan gas di usus besar yang menyebabkan dinding usus meregang (distensi).
Frekuensi kembung dan sakit perut tidak berhubungan dengan banyaknya laktosa yang dicerna tetapi pada kepekaan bayi terhadap dinding usus yang meregang.
Namun perlu dicatat bahwa sakit perut dan gembung juga merupakan gejala umum yang diakibatkan oleh penyebab lain misalnya makan terlalu banyak, infeksi, atau obat-obatan.
2. Diare
Intoleransi laktosa menyebabkan diare dengan meningkatkan volume air di usus besar. Hal ini menyebabkan meningkatnya volume dan kandungan cairan tinja. Ini lebih sering terjadi pada bayi dan anak-anak daripada pada orang dewasa.
Di usus besar, fermentasi mikroflora laktosa menjadi asam lemak dan gas rantai pendek. Sebagian besar asam-asam ini diserap kembali ke usus besar. Asam sisa dan laktosa meningkatkan jumlah air yang dikeluarkan tubuh ke usus besar.
Diare ditandai dengan intensitas buang air besar yang sering dengan tekstur tinja yang encer ini sebenarnya respon alami tubuh dalam melawan kuman yang membahayakan saluran cerna.
3. Sembelit
Sembelit ditandai dengan tinja yang keras dan jarang, buang air besar yang tidak sempurna, perut tidak nyaman, kembung, dan mengejan yang berlebihan.
Ini bisa menjadi indikasi lain dari intoleransi laktosa, meski gejala ini lebih jarang terjadi dibandingkan diare.
Karena bakteri dalam fermentasi usus besar tidak mencerna laktosa, bakteri ini menghasilkan gas metana. Metana dianggap memperlambat waktu yang dibutuhkan makanan untuk bergerak melalui usus. Hal ini menyebabkan terjadinya sembelit pada bayi.
Selain karena intoleransi laktosa, sembelit juga disebabkan oleh dehidrasi, kekurangan serat dalam makanan, obat-obatan tertentu, sindrom iritasi usus, atau diabetes.
4. Kelelahan, nyeri otot, bisul, dan 4 gejala lainnya
Gejala utama intoleransi laktosa yang dikenali adalah gastrointestinal (berhubungan dengan lambung dan usus) namun studi kasus menunjukkan gejala-gejala lain seperti:
- Sakit kepala,
- kelelahan,
- kehilangan konsentrasi,
- nyeri otot dan sendi,
- bisul di mulut,
- masalah buang air kecil,
- eksim.
Namun gejala-gejala ini belum ditetapkan sebagai gejala intoleransi laktosa yang sebenarnya dan mungkin memiliki penyebab lain.
Efek samping dari konsumsi laktosa bagi pengidap intoleransi laktosa biasanya cukup cepat. Hanya dalam waktu 30 menit sampai 2 jam, efek samping langsung terasa.Yang jelas terlihat adalah bayi menjadi lebih rewel dan tidak nyaman setelah mengonsumsi susu dan produk turunannya.
Ini Cara Menangani Intoleransi Laktosa
Konsultasikan dengan dokter bila bayi Mama mengidap intoleransi laktosa. Sampai saat ini belum ada obat untuk menyembuhkan intoleransi laktosa. Hal ini dapat disiasati dengan mengubah pola makan dan menjauhi produk makanan dan minuman yang mengandung laktosa.
Bagi bayi dan anak-anak yang harus menghindari produk berlaktosa, perhatikan asupan kalsiumnya. Jika tidak minum susu, pastikan untuk mengonsumsi makanan berkalsium agar perkembangan tubuhnya tetap terjaga.
Semoga bermanfaat.
Baca juga:
- Bayi Menangis dan Perutnya Berbunyi saat Menyusui, Normalkah?
- Gumoh pada Bayi: Apakah Normal?
- Mama Perlu Tahu Cara Membedakan Alergi Susu dan Intoleransi Laktosa