Kapan Waktu yang Tepat untuk Berhenti Membedong Bayi?
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Orang tua biasa belajar membedong bayi karena suster di rumah sakit biasa melakukannya saat bayi baru lahir. Teknik membedong ini dipercaya bisa menjadi cara untuk menenangkan bayi saat mereka rewel dan sulit tidur.
Meskipun memiliki manfaat, membedong bayi memiliki beberapa risiko yang bisa membahayakan bayi jika dilakukan dengan cara yang salah lho, Ma
Untuk informasi lebih lanjutnya, berikut Popmama.com telah rangkum kapan waktu yang tepat untuk berhenti membedong bayi dilansir melalui Healtline.
Apa Itu Membedong dan Bagaimana Cara Melakukannya?
Sebelum mengetahui jawaban kapan baiknya Mama berhenti untuk membedong bayi, ada baiknya untuk mengetahui apa itu membedong dan cara terbaik untuk melakukannya.
Membedong adalah sebuah cara yang aman untuk 'membungkus' bayi Mama di sebuah selimut dengan hanya memperlihatkan kepala mereka dengan tujuan menenagkan mereka saat sedang menangis.
Dengan cara ini, tangan dan kaki mereka dengan nyamannya beristirahat di dalam selimut. Tapi kira-kira bagaimana cara membedong bayi yang benar?
Cara membedong bayi yang benar dilansir melalui healthline adalah sebagai berikut:
- Mama bisa mulai dengan selimut atau kain berbentuk kotak. Sebarkan selimut hingga rata dan lipat salah satu sudut sedikit ke dalam.
- Tidurkan bayi di atas selimut dengan posisi menghadap ke atas dengan kepala di atas sudut yang akan Mama lipat ke dalam.
- Pegang bayi agar tidak berpindah-pindah, luruskan lengan kirinya dengan lembut, dan ambil selimut bagian kiri lalu arahkan ke atas si Kecil.
- Selipkan selimut bagian kiri ke antara pinggang kanan dan lengan kanan mereka (sejajar siku kanan), kemudian dengan lembut luruskan lengan kanan mereka dan bawa selimut sisi kanan ke atas mereka, selipkan di bawah sisi kiri tubuh mereka.
- Lipat atau putar bagian bawah selimut ke atas, sisakan cukup ruang untuk kaki bayi bergerak. Kemudian dengan lembut selipkan di bawah satu sisi.
Apa Manfaat Membedong untuk Bayi?
Membedong akan memberikan perasaan yang sama seperti saat bayi masih berada di dalam rahim. Mereka akan merasa nyaman dan aman ketika terbungkus selimut yang nyaman.
Dr. Kimberly Edwards, seorang dokter anak di Austin Regional Clinic mengatakan, dia tidak merekomendasikan bedong untuk dilakukan pada semua bayi, namun untuk beberapa bayi hal ini bisa membantu.
Dr. Kimberly melanjutkan, beberapa bayi akan baik-baik saja jika tidak di bedong, dan teknik membedong ini dilakukan hanya untuk menenangkan si Kecil yang sedang rewel.
Lantas Risiko Apa yang Akan Timbul Jika Tidak Melakukan Bedong dengan Benar?
Risiko yang akan timbul jika bayi tidak di bedong dengan cara yang benar atau perut si Kecil berada di bawah saat dibesong adalah SIDS atau Sindrom Kematian Bayi Mendadak.
Sindrom kematian bayi mendadak (SIDS) adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan ketika bayi sehat di bawah 12 bulan meninggal tiba-tiba tanpa diketahui penyebabnya.
SIDS sendiri sering terjadi saat bayi sedang tertidur. Bayi yang dibedong dapat mati lemas saat tidur jika diletakkan tengkurap, atau jika berguling telungkup, Ma.
Bedong yang terlalu longgar juga bisa berisiko karena lengan bayi bisa lepas, meninggalkan selimut yang bisa menutupi mulut dan hidungnya.
Bayi tidak boleh ditidurkan dengan selimut longgar karena hal ini juga bisa menempatkan mereka dalam bahaya SIDS. Risiko lain yang ada jika bedongan dilakukan dengan buruk adalah displasia pinggul.
Di dalam rahim, kaki bayi ditekuk ke atas dan saling bersilangan. Jika kaki diluruskan atau dibungkus terlalu rapat, persendian bisa terkilir dan tulang rawan rusak.
Jadi sangatlah penting untuk Mama dan Papa agar membiarkan pinggul bayi bergerak dan menyebar di dalam bedongan.
Membedong juga dapat menyebabkan bayi kepanasan lho, Ma. Saat membedong, pastikan bayi Mama tidak kepanasan di malam hari.
Mama bisa mengetahui apakah bayi Mama kepanasan atau tidak jika mereka:
- berkeringat,
- memiliki rambut basah,
- mendapatkan ruam panas atau pipi merah,
- sepertinya terengah-engah.
Di Waktu Inilah Mama Harus Berhenti Membedong Bayi
Banyak dokter anak serta ketua gugus tugas rekomendasi tidur aman dari American Academy of Pediatrics menyarankan agar orang tua berhenti membedong bayi saat mereka memasuki usia 2 bulan.
Menurut Dr. Edwards hal ini dikarena bayi mulai berguling dengan sengaja pada usia 4 bulan, dan dokter ingin memastikan bedongan tersebut berhenti secara perlahan sebelum bayi bisa berguling tengkurap dan kemungkinan akan berada dalam bahaya.
Cara Lain untuk Menenangkan Bayi yang Rewel
Bayi yang terbangun di malam hari merupakan hal yang normal terjadi, Ma. American Academy of Pediatrics pun juga mengatakan bahwa bayi tidak punya jadwal tidur yang tetap sampai mereka memasuki usia 6 bulan.
Di bawah ini ada beberapa cara yang bisa Mama lakukan untuk menenangkan si Kecil agar mereka bisa tidur setelah Mama berhenti membedong:
- menggunakan pacifier,
- tetap tenang dan ciptakan suasana tenang dan nyaman sebelum waktu tidur tiba,
- tetap lakukan rutinitas dan jadwal tidur seperti biasa,
- nyalakan mesin 'white noise' untuk meredamkan suara apa pun yang mungkin bisa mengejutkan bayi saat bangun tidur, dan
- pertahankan suhu ruangan agar tidak terlalu dingin dan tidak terlalu hangat.
Nah itulah tadi rangkuman jawaban mengenai kapan waktu yang tepat untuk berhenti membedong bayi.
Semoga artikel ini membantu ya, Ma!
Baca juga:
- Jangan Asal, Ini 5 Tips Membedong Bayi dengan Aman
- Jangan Salah, Ini Aturan Membedong Bayi yang Baru Lahir
- Salah Membedong Bisa Berakibat Fatal pada Si Kecil