Bayi Demam? Atasi Dengan 7 Langkah Mudah Ini, Ma!
Ini langkah-langkah penting untuk mengatasi bayi demam
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Bayi demam, tentu menjadi hal yang paling sering dikhawatirkan para Mama. Siapa yang tega sih melihat bayi yang menggemaskan terkulai lemas karena demam? Uh, Mama pasti panik kalau melihat si Kecil demam.
Menurut Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), demam pada anak memang merupakan alasan konsultasi ke dokter anak dan dokter umum yang paling sering terjadi. Tepatnya, sekitar 30 persen kunjungan ke dokter.
Sebenarnya, apa sih yang menyebabkan anak demam? Menurut IDAI, demam merupakan reaksi normal tubuh yang bermanfaat melawan kuman. Maka, yang perlu diobati adalah penyakit yang menyebabkan anak demam, bukan demamnya.
Oleh karena itu, IDAI menekankan bahwa tujuan utama pemberian obat penurun panas (antipiretik) adalah membuat anak merasa nyaman, bukan mempertahankan suhu normal.
“Indikasi utama pemberian obat penurun panas adalah membuat anak merasa nyaman dan mengurangi kecemasan orangtua, bukan menurunkan suhu tubuh. Pemberian obat penurun panas diindikasikan untuk anak demam dengan suhu 38° Celcius (pengukuran dari lipat ketiak). Dengan menurunkan suhu tubuh maka aktivitas dan kesiagaan anak membaik, dan perbaikan suasana hati (mood) dan nafsu makan juga semakin membaik,” tulis dr. Mulya Rahma Karyanti, SpA(K), M.Sc, Divisi Infeksi dan Pediatri Tropis RSCM, pada artikelnya untuk IDAI.
dr. Rahma juga menyarankan untuk melakukan terapi fisik, untuk membantu penggunaan obat penurun panas. Nah, lakukan beberapa langkah mudah untuk menurunkan demam anak berikut ini yuk, Ma.
1. Gunakan termometer yang tepat
Bagi bayi yang usianya belum 6 bulan, sebaiknya Mama menggunakan termometer rektal (yang mengukur suhu tubuh dari dubur anak).
Kenapa tidak termometer yang mengukur suhu di telinga? Menurut American Academy of Pediatrics, kanal telinga bayi masih terlalu kecil, sehingga termometer telinga tidak bisa memberikan informasi suhu tubuh yang akurat.
2. Kompres hangat
Kalau Mama mengira bisa menurunkan panas dengan mengompres air es, maka itu tidak tepat, Ma. IDAI justru menyarankan untuk mengompres anak menggunakan air hangat, atau dikenal juga dengan metode tepid sponging. Caranya:
- Kompres air hangat ditempatkan di lipatan ketiak dan selangkangan.
- Kompres selama 10-15 menit saja.
- Panas tubuh anak akan keluar lewat pori-pori kulit, melalui proses penguapan.
Kenapa tidak dianjurkan kompres air dingin? Karena ini justru dapat meningkatkan pusat pengatur suhu (set point) hipotalamus. Akibatnya, tubuh anak bisa menggigil karena terjadi kenaikan suhu tubuh, Ma.
Selain itu, kompres dingin bisa mengakibatkan pembuluh darah mengecil, yang meningkatkan suhu tubuh anak. Kalau sudah begini, anak tentu semakin tidak nyaman ya.
3. Hindari kompres dengan alkohol
IDAI sama sekali tidak menyarankan penggunan alkohol 70 persen untuk mengompres anak demam. Ini justru tidak efektif menurunkan suhu, Ma.
Belum lagi risiko alkohol terhirup anak, efeknya berbahaya karena bisa menimbulkan hipoglikemia dan koma.
4. Banyak minum
Bagi bayi yang masih di bawah 6 bulan, Mama perlu memberikan terus ASI sebanyak yang diinginkan anak. Dengan banyak minum, panas tubuh akan mereda dan anak juga terhindar dari dehidrasi.
5. Hindari baju tebal
Banyak yang mengira, anak demam harus dibungkus baju tebal, selimut tebal, atau dibedong. Padahal, cara ini salah, Ma. Menurut IDAI, penggunaan baju tebal atau membedong pada udara yang panas justru dapat meningkatkan suhu tubuh di atas normal, namun tidak terlalu tinggi.
Sebaiknya, Mama memberikan 1 lapis pakaian saja untuk anak. Bagaimana jika ia menggigil? Selembar selimut tipis sudah cukup untuk membuat tubuhnya hangat kembali.
6. Tetap di dalam rumah
Jennifer Shu, dokter spesialis anak, menulis untuk Baby Center, dan menyarankan Mama untuk menjaga si Kecil tetap di dalam rumah. Lebih tepatnya, ia menyarankan untuk berada di ruangan yang tidak panas. Jika harus ke luar rumah, pastikan anak tidak kepanasan juga.
7. Segera ke dokter, jika...
Menurut IDAI, anak yang demam harus dibawa ke dokter jika:
- Usianya kurang dari 3 bulan, tanpa memandang keadaan anak secara umum.
- Usia anak 3 sampai 36 bulan, yang demamnya sudah lebih dari 3 hari atau tampak tanda-tanda bahaya.
- Anak berusia 3 sampai 36 bulan dengan demam tinggi (lebih dari 39° Celcius).
- Anak semua usia dengan suhu hampir 40° Celcius.
- Anak semua usia dengan kejang demam.
- Anak semua usia yang demam berulang selama lebih dari 7 hari.
- Anak semua usia yang demam, dengan penyakit kronik.
- Anak yang demam disertai ruam.
Ternyata mengatasi demam pada bayi tidak sesulit yang dibayangkan kan, Ma?