Mengharukan! Bayi yang Lahir dari Mama yang Terbunuh, Menatap Papanya
Setelah dibantu alat penyokong hidup berminggu-minggu, bayi Yovanny Jardiel pun memelekkan mata
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Pada tanggal 23 April 2019, Marlen Ochoa-Lopez, yang berusia 19 tahun, dibunuh penjahat di Chicago, AS. Sehari sesudahnya, Marlen dilaporkan hilang oleh suaminya, Yovany Lopez. Tragisnya, saat terbunuh, Marlen sedang mengandung anak keduanya. Tidak ada yang tahu apakah bayinya selamat setelah peristiwa keji itu.
Popmama.com telah menulis peristiwa tragis Marlen. Saat itu, si Bayi telah ditemukan namun sayangnya, ia sangat sakit dan harus dirawat di rumah sakit dengan alat bantu pernapasan.
Baca juga: Ibu Hamil Tewas dengan Perut Robek, Korban Kenal si Pelaku di Facebook
Awal Kejadian
Marlen Ochoa-Lopez dibunuh oleh ibu dan anak, Clarisa Figueroa, 46, dan Desiree Figueroa, 24, demi mendapatkan anak yang dikandung Marlen.
Marlen dan Clarisa berkenalan di Facebook group, dan pada awal tahun ini, Figueroa mem-post bahwa ia ingin berencana ingin bertemu para ibu yang akan melahirkan pada bulan Mei.
Marlen yang masih belia ini menyambut rencana tersebut dan keduanya membuat janji temu setelah Figueroa menawarkan perlengkapan berupa baju bayi yang ia akan berikan secara cuma-cuma.
Sebelum itu, Clarisa sendiri menjalani tubektomi, setelah pengikatan saluran tuba falopinya. Namun pada bulan Oktober 2018, ia mengumumkan bahwa keajaiban medis telah membuatnya hamil kembali untuk ketiga kalinya.
Petugas berwenang menetapkan bahwa pembunuhan ini telah direncanakan jauh hari sebelumnya, karena Clarisa membuat pengumuman ini tepat setelah kematian anak lelakinya yang berusia 20 tahun. Hal ini pun mengejutkan keluarga serta teman-temannya.
Setelah ia menghubungi Marlen melalui Facebook, Clarisa mengirim pesan singkat kepada Desiree, anak perempuannya, bahwa ia: "butuh bantuan untuk membunuh wanita hamil dan mengambil bayinya.
Pada 23 April pun Clarisa mengundang Marlen untuk datang ke rumahnya. Saat Marlen melihat-lihat album foto keluarga Clarisa, Clarisa mengendap-endap di belakang Marlen dan mencekiknya dengan kabel televisi.
Saat itu Marlen masih bisa menyelipkan tangannya antara kabel dan leher, dan berusaha untuk melawan Clarisa. Kemudian, Desiree pun menduduki tubuh Marlen dan mencekiknya selama empat hingga lima menit.
Setelah itu, Clarisa mengeluarkan bayi lelaki Marlen dari perutnya. Dibantu oleh kekasihnya Piotr Bobak dan Desiree, Clarisa pun membuang tubuh Marlen dengan cara memasukkannya ke kantung sampah besar, dan membuangnya di tempat pembuangan sampah di halaman belakang mereka.
Setelah itu, Clarisa menelepon 911 dan mengatakan bahwa ia telah melahirkan di rumah dan bayinya tak bernapas. Clarisa dan bayi yang dinamakannya "Xander" itu pun dijemput dan diperiksa di rumah sakit. Walaupun pemeriksaan menunjukkan bahwa Clarisa tidak memiliki tanda-tanda baru melahirkan, tidak ada yang melaporkan hal mencurigakan tersebut kepada petugas berwenang.
Si Bayi Bisa Menatap Papanya
Dua minggu kemudian, barulah kasus ini terkuak. Dengan segera bayi itu ditahan dan tes DNA pun dilakukan. Hasilnya menunjukkan bahwa Clarisa sama sekali tak memiliki hubungan dengan bayi tersebut dan ternyata DNA tersebut cocok dengan Yovany Lopez yang merupakan ayah dari sang Bayi.
Akhirnya Yovany pun bertemu dengan bayinya yang seminggu kemudian membuka matanya, menandakan adanya harapan untuk hidup dengan normal. Namun walaupun demikian, si Bayi masih tetap berada dalam keadaan kritis. Hingga kini si Bayi masih dilengkapi dengan peralatan penunjang kehidupan dan belum menunjukkan tanda-tanda perkembangan.
Emma Lozano, seorang perwakilan keluarga, mengatakan bahwa, "hal ini amatlah berat untuknya (Yovany). Setelah ia bisa bertemu anaknya dan mendengar perkiraan ke depannya, yang tak menunjukkan bahwa anaknya memiliki masa depan dengan kualitas kehidupan yang baik, saya rasa semua ini amat sulit baginya."
Harapan hidup yang tipis
Para dokter sendiri masih meragukan bahwa bayi ini bisa meneruskan hidupnya karena mengalami kerusakan otak yang diakibatkan oleh kurangnya oksigen setelah dikeluarkan dari kandungan sang ibu.
Upacara pemakaman Marlen sendiri mulai dilakukan pada tanggal 23 Mei. Keluarga besarnya dari Meksiko mendapatkan visa darurat untuk menghadiri pemakamannya. Pejabat pemerintahan setempat saat ini sedang menyelidiki mengapa rumah sakit tidak segera melaporkan situasi yang saat itu mereka hadapi.
Mama, doakan si Bayi bisa selamat, ya!