Hati-hati Hipotermia pada Bayi. Ini 6 Hal yang Harus Diperhatikan
Mama harus khawatir jika bayi baru lahir memiliki suhu tubuh yang rendah
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Saat bayi baru lahir, wajar saja jika Mama khawatir saat suhu tubuh si Kecil terasa panas. Kecenderungan mengalami demam biasanya lebih menghantui dibandingkan jika suhunya cenderung rendah.
Padahal, hipotermia atau suhu tubuh bayi yang terlalu rendah juga berbahaya bagi bayi dan bisa jadi penyebabnya sepele lho, Ma.
Berikut 6 fakta tentang hipotermia pada bayi baru lahir, yang dihimpun dari IDAI atau Ikatan Dokter Anak Indonesia.
1. Apakah hipotermia itu?
Hipotermia adalah kondisi saat suhu tubuh kurang dari 36,5° Celsius. Suhu tubuh ini termasuk rendah sebab suhu tubuh normal untuk bayi adalah 36,6-37° Celsius. Lebih dari 37° Celsius artinya bayi mengalami demam. Menurut dr. Setya Wandita, Sp.A di laman IDAI, salah satu hal yang harus diperhatikan dalam merawat bayi baru lahir di rumah, adalah suhu tubuh.
Hipotermia merupakan hal berbahaya yang perlu penanganan segera. Oleh karena itu, amatlah penting untuk mengenali kondisi hipotermia secara dini dan segera melakukan tindakan yang memadai.
Apalagi, banyak penyakit memiliki gejala hipotermia di antaranya infeksi berat seperti radang selaput otak, radang paru, dan lain-lain.
2. Tempat pengukuran suhu yang tepat
Cara pengukuran suhu yang akurat adalah menggunakan termometer, baik termometer digital atau air raksa. Pengukuran suhu dilakukan dengan meletakkan termometer di bagian ketiak si Kecil.
Menurut dr. Setya, pengukuran suhu tubuh dengan menggunakan termometer yang direkatkan di bagian dahi atau dimasukkan ke dalam lubang telinga tidaklah dianjurkan, karena pengukuran dengan cara ini dianggap tidak akurat. Sedangkan pengukuran suhu dengan memasukkan termometer ke dalam lubang anus juga tidak dianjurkan, karena hal ini dapat mencederai si Kecil.
3. Jenis hipotermia
Menurut laman IDAI, hipotermia sendiri terbagi menjadi tiga jenis:
- Stres dingin. Bayi mengalami stres dingin jika tubuhnya memiliki suhu antara 35,5° hingga 36,4° Celsius
- Hipotermia sedang. Pada hipotermia sedang, suhu tubuh bayi berkisar antara 32° hingga 35,4° Celsius.
- Hipotermia berat. Bayi dinyatakan mengalami hipotermia berat jika pengukuran suhu tubuhnya menunjukkan angka kurang dari 32° Celsius di termometer.
4. Pengecekan awal termasuk di tangan dan kaki
Dokter Setya menulis, sederhananya, bila Mama merasakan tubuh dan kaki tangan terasa hangat, maka hal tersebut adalah normal.
Akan tetapi bila tubuh teraba hangat namun ujung-ujung kaki dan tangannya teraba dingin, maka berarti bayi mengalami stres dingin.
Sedangkan bila tubuh si Kecil serta tangan dan kaki si Kecil teraba dingin, berarti bayi mengalami hipotermia. Namun pada tahap ini, perabaan tidak dapat menentukan tingkatan atau jenis dari hipotermia itu sendiri. Mama tetap harus menggunakan termometer agar akurat.
5. Penyebab hipotermia pada bayi
Pada bayi yang mengalami stres dingin, penyebabnya ternyata hal yang bisa jadi terlihat sederhana. Beberapa di antaranya yaitu diakibatkan oleh popok yang basah yang dibiarkan terlalu lama. Atau, bisa juga karena penyetelan suhu pendingin ruangan yang terlalu rendah.
Selain itu, stres dingin juga bisa terjadi karena tubuh bayi masih basah karena Mama kurang cermat mengeringkan tubuh si Kecil setelah mandi atau berendam di air yang dingin.
Hipotermia terjadi karena stres dingin dibiarkan terlalu lama, sehingga suhu tubuh si Kecil semakin lama semakin menurun.
6. Cara penanganan hipotermia pada bayi
Mama harus cepat and sigap menangani bayi yang mengalami stres dingin atau hipotermia.
Menjaga bayi dalam keadaan hangat dilakukan dengan kontak kulit ke kulit, yaitu melekatkan bayi di dada ibu sehingga kulit bayi menempel langsung pada kulit ibu, dan ibu dan bayi berada dalam satu pakaian. Tutupi kepala bayi dengan topi hangat. Selain itu, Mama harus menyusuinya, agar si Kecil mendapatkan kehangatan dari ASI.
Bayi dengan suhu kurang dari 35,4° Celsius atau mengalami hipotermia berarti mengalami kondisi berat yang harus segera mendapat penanganan dokter.
Tindakan yang dapat dilakukan oleh ibu sebelum dan selama dalam perjalanan ke fasilitas kesehatan adalah terus memberikan ASI dan menjaga kehangatan. Tetap memberikan ASI adalah hal yang penting untuk mencegah agar kadar gula darah si Kecil tidak turun.
Apabila bayi masih mampu menyusu, bayi disusui langsung ke payudara ibu. Namun, bila bayi tidak mampu menyusu tapi masih mampu menelan, berikan ASI yang diperah dengan sendok atau cangkir.
7. Pencegahan stres dingin dan hipotermia
Beberapa hal yang bisa dilakukan untuk mencegah hipotermia adalah:
- Menutup kepala bayi dengan topi hangat,
- memastikan pakaian bayi selalu kering,
- menyelimuti bayi saat tidur,
- menjaga agar suhu ruangan selalu hangat (suhu kamar tidak kurang dari 25°C),
- memastikan seluruh bagian tubuh bayi, termasuk yang bersentuhan dengan popok, selalu dalam keadaan kering,
- tidak menempatkan bayi di arah hembusan angin dari jendela, pintu, atau tepat di depan pendingin ruangan,
- baju, handuk, dan air hangat perlu dipersiapkan sebelum memandikan bayi,
- setelah dimandikan, segera keringkan seluruh bagian tubuhnya dan dan kenakan baju pada si Kecil.
Baca juga: Ini Suhu Tubuh Normal Bayi yang Perlu Mama Ketahui