Ini 4 Hal Penyebab Kepala Bayi Berkedut-kedut. Berbahayakah?
Kedutan membuat bagian dalam kepala bayi seolah-olah mau keluar. Duh, ngeri melihatnya. Normalkah?
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Bagian kepala merupakan bagian tubuh manusia yang sangat sensitif. Apalagi kepala bayi. Tempurung kepala bayi masihlah sangat lunak. Tak jarang, karena tempurung yang lunak tersebut, 'isi' kepala bayi terlihat bergerak-gerak atau berkedut-kedut. Aduh, melihatnya kok ngeri ya? Seolah ada yang ingin keluar dari kepala si Kecil.
Saat mendapati kepala bayi yang baru lahir berkedut, jangan keburu panik dahulu ya, Ma. Sebab, kedutan pada kepala bayi sebenarnya adalah hal normal yang terjadi pada bayi untuk menunjukkan perkembangan otaknya. Kepala bayi berkedut terjadi karena bayi belum memiliki sistem saraf yang matang. Meski demikian, tetap waspada jika Mama mendapati kedutan sangat sering terjadi dan bertahan dalam jangka waktu yang panjang. Sebab bisa jadi ini merupakan tanda dari kondisi neurologis yang lebih serius.
Apa sajakah penyakit yang ditandai dengan gejala awal kepala berkedut? Berikut rangkuman yang dilansir oleh Popmama.com.
1. Spasmus nutans
Dilansir dari livestrong.com, kepala bayi yang berkedut dalam waktu lama merupakan gejala dari terjadinya spasmus nutans. Spasmus nutans adalah suatu kelainan yang sering terjadi pada bayi antara usia 4-12 bulan.
Meskipun penyebabnya tidak diketahui pasti, kepala berkedut dan mengangguk-angguk serta gerakan mata yang tidak terkendali disebut-sebut merupakan gejala dari kelainan ini.
2. Shuddering attacks (serangan gemetar)
Banyak orangtua yang menyamakan shuddering attacks (serangan gemetar) dengan epilepsi karena gejalanya yang hampir mirip. Serangan-serangan ini akan sering dialami bayi saat ia lahir hingga beberapa bulan berikutnya.
Shuddering attacks ditandai dengan kepala yang berkedut dengan cepat selama beberapa detik hingga seolah-olah sedang menggigil. Kondisi ini berhubungan dengan sistem saraf bayi, terutama setelah makan.
3. Tics
Tics adalah gerakan atau ucapan berulang yang tidak disengaja dan di luar kendali. Biasanya tics terjadi pada anak yang berusia dua hingga 15 tahun. Namun, kondisi ini juga bisa dialami bayi dengan tanda-tanda kepala berkedut di luar kendali.
Dalam banyak kasus, tics ini akan menghilang seiring dengan berjalannya waktu. Namun, pada kondisi yang serius seperti sindrom Tourette, tics berkembang dan bisa menyebabkan bayi menjadi kejang.
4. Spasme infantil
Spasme infantil menyebabkan bayi mengalami kejang singkat yang ditandai dengan kepala anak berkedut sejenak. Selain itu, spasme infantil juga menyebabkan tubuh bayi menjadi kaku, terutama di bagian otot kepala dan leher. Menurut American Academy of Neurology, serangan ini paling sering terjadi di pagi hari dan dapat terjadi berulangkali. Dalam kasus serius, spasme infantil dapat menghambat pertumbuhan dan perkembangan bayi.
Menjadi Mama baru tentu banyak yang harus dipahami berkaitan dengan perkembangan dan perubahan apapun yang terjadi pada si Kecil. Segera konsultasikan pada dokter ahli jika menemukan tanda dan gejala yang berkaitan dengan kondisi di atas agar dapat dilakukan tindakan pencegahan dan pengobatan segera.
Baca Juga:
- Epilepsi Langka Membuat Bayi ini Menangis 15 Jam Tanpa Henti
- Anti Panik, Begini Gejala dan Cara Mengobati Kejang Demam pada Anak
- Jangan Panik! Begini Cara Mengatasi Kejang pada Bayi