Skoliosis Bawaan pada Bayi, Bisa Pengaruhi Seluruh Organ Tubuh
Mereka juga berpotensi memiliki masalah yang berhubungan dengan tulang belakang
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Setiap orangtua pasti mendambakan si Kecil lahir dan bertumbuh dengan baik. Namun, ada beberapa kondisi tak terduga yang bisa dialami oleh bayi sejak dalam kandungan alias penyakit bawaan.
Salah satu penyakit bawaan yang banyak dialami oleh bayi baru lahir adalah skoliosis bawaan alias skoliosis kongenital. Penyakit ini dialami satu dari 10.000 kelahiran di seluruh dunia. Lalu, apakah penyakit ini berbahaya? Seperti apa tanda-tandanya? Berikut ini Popmama.com mengulas mengenai skoliosis bawaan pada bayi, dilansir dari Boston Children's Hospital:
Mengenal Skoliosis Kongenital
Skoliosis kongenital terjadi ketika tulang belakang tidak terbentuk normal saat bayi masih berada dalam kandungan. Jenis skoliosis ini dapat bervariasi dalam berbagai tingkat keparahan, mulai dari yang ringan hingga yang mengancam nyawa.
Karena tulang belakang terbentuk bersamaan dengan sistem organ lain pada minggu-minggu awal kehamilan, banyak anak dengan skoliosis bawaan juga mengalami masalah kandung kemih, ginjal, atau sistem saraf. Mereka juga berpotensi memiliki masalah yang berhubungan dengan tulang belakang atau sumsum tulang belakang.
Gejala dan Tanda Skoliosis Kongenital
Skoliosis kongenital muncul saat bayi lahir dan mungkin tidak langsung terlihat jelas. Skoliosis kongenital seringkali bertambah buruk seiring pertumbuhan anak. Tanda dan gejala umumnya meliputi satu atau beberapa hal berikut ini:
- Tinggi atau posisi pinggul yang tidak rata
- Tinggi bahu atau panjang lengan yang tidak rata
- Kepala tidak menjadi pusat dari bagian tubuh lainnya
- Sisi kiri dan kanan punggung tampak tidak rata saat bayi membungkuk ke depan
- Leher kaku atau leher pendek
- Tulang belakang tangan, lengan, atau kaki yang bentuknya tidak normal
- Bercak berbulu atau menyerupai lesung pipit pada punggung
- Nyeri atau spastisitas pada ekstremitas bawah
- Masalah lain dengan tulang, otot, atau persendian
Penyebab Skoliosis Kongenital
Skoliosis kongenital terjadi pada awal kehamilan, ketika satu atau lebih tulang belakang tidak terbentuk sepenuhnya. Hal ini menyebabkan sudut tajam, kelainan bentuk yang disebut hemivertebra, yang berkembang di tulang belakang.
Pada sebagian bayi, tulang belakang yang berkembang tidak sepenuhnya terpisah menjadi tulang belakang yang berbeda. Akibatnya, dua atau lebih ruas tulang belakang akan menyatu sebagian. Sebagian bayi yang lain penderita skoliosis bawaan mengalami kelainan karena kombinasi masalah ini.
Bagaimana Penyakit Ini Didiagnosis?
Untuk mendiagnosis skoliosis bawaan, dokter anak akan melakukan pemeriksaan fisik dan mengambil riwayat kesehatan lengkap. Dokter juga akan melakukan rontgen untuk melihat lebih detil bagian tulang belakang yang terkena.
Hingga 30 persen pasien dengan skoliosis bawaan juga memiliki masalah dengan sumsum tulang belakangnya. Dokter mungkin akan melakukan pemeriksaan MRI tulang belakang jika mereka melihat adanya tanda atau gejala yang berhubungan dengan sumsum tulang belakang atau jika anak memerlukan pembedahan.
Karena skoliosis bawaan adalah hasil dari perkembangan tulang belakang yang tidak normal pada usia kehamilan delapan hingga 12 minggu, dokter mungkin akan melakukan ultrasound atau ekokardiogram untuk menentukan apakah ada sistem lain yang juga terpengaruh, misalnya sistem kemih, alat kelamin, atau jantung.
Perawatan dan Pengobatan Skoliosis Kongenital
Pilihan perawatan dan pengobatan skoliosis kongenital tergantung pada usia, ukuran, dan tingkat keparahan kelengkungan tulang belakang. Beberapa anak dengan lengkungan yang lebih kecil diawasi untuk melihat apakah tulang punggung mereka menjadi lebih melengkung saat mereka tumbuh. Jika kurva tetap kecil seiring perjalanan waktu, anak tersebut mungkin tidak memerlukan perawatan lebih lanjut.
Tetapi, jika skoliosis bawaan sudah cukup parah sehingga memerlukan pengobatan, biasanya akan dilakukan pembedahan. Bracing dan jenis perawatan non-bedah lainnya umumnya tidak efektif untuk skoliosis kongenital. Jenis perawatan bedah akan tergantung pada usia dan tahap pertumbuhan anak.
Itulah informasi mengenai skoliosis bawaan pada bayi yang harus Mama waspadai. Semoga informasi ini bermanfaat ya, Ma.
Baca Juga:
- Rakhitis atau Tulang Lemah pada Bayi: Penyebab, Gejala dan Penanganan
- Tips Mengganti Popok untuk Bayi dengan Masalah Tulang Belakang
- Penting Diketahui: Bahaya Infeksi Tulang Osteomielitis pada Bayi