Aturan Makan dari Dokter Anak untuk Atasi GTM pada Bayi
Apakah bayi mama sering melakukan aksi Gerakan Tutup Mulut (GTM) saat makan?
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Setelah usia 6 bulan, kebutuhan energi dan nutrisi bayi mulai melebihi dari apa yang bisa didapatkan dari ASI.
Karenanya, diperlukan makanan pendamping untuk memenuhi kebutuhan nutrisi bayi, yang sering disebut dengan MPASI (Makanan Pendamping ASI).
World Health Organization (WHO) merekomendasikan pemberian makanan pendamping setelah usia 6 bulan, Ma.
Namun, itu untuk bayi secara general, ya. Pada kondisi tertentu, ada juga bayi yang diberikan makanan pendamping sebelum usia 6 bulan, sesuai dengan rekomendasi dokter anak masing-masing.
Pemberian makanan pendamping ini harus diberikan dengan cara yang tepat ya, Ma, agar pertumbuhan bayi tidak terganggu.
Lalu, bagaimana cara pemberian makanan pendamping yang tepat? Bagaimana pula jika anak justru melakukan gerakan tutup mulut saat makan?
Berikut Popmama.com rangkumkan cara pemberian makanan pendamping yang tepat sesuai arahan WHO dan anjuran melakukan feeding rules dari salah satu dokter anak. Yuk, disimak, Ma!
Anjuran Pemberian MPASI menurut WHO
Mama mungkin bertanya-tanya bagaimana pemberian makanan pendamping yang tepat untuk bayi.
Meski sudah banyak buku yang beredar tentang menu MPASI, Mama tetap harus memerhatikan kandungan gizinya, ya.
Akan lebih baik jika Mama bisa mendapatkan rekomendasi buku menu MPASI dari dokter anak.
Setelah mengetahui menu MPASI yang tepat, Mama juga harus mengikuti anjuran pemberian makan untuk bayi sesuai arahan WHO di bawah ini, ya, Ma!
- Tetap diberikan ASI sesuai permintaan hingga bayi berusia 2 tahun atau lebih.
- Lakukan pemberian makan yang responsif. Misalnya, suapi bayi secara langsung dan biarkan anak lebih besar untuk makan dengan bantuan. Beri makan secara perlahan dan sabar, biarkan bayi makan tanpa paksaan, ajak anak berbicara, dan lakukan kontak mata.
- Perhatikan kebersihan, mulai dari peralatan makan, menu makanan yang higenis, hingga tangan bayi yang mungkin digunakan untuk makan sendiri.
- Berikan makanan dalam jumlah kecil untuk bayi berusia 6 bulan dan tingkatkan porsinya secara bertahap.
- Tingkatkan konsistensi tekstur dan berikan variasi makanan kepada anak.
- Perbanyak frekuensi makan anak hingga bisa 3-4 kali sehari dengan 1-2 snack sesuai kebutuhan.
- Berikan makanan yang diperkaya vitamin dan mineral sesuai kebutuhan. Apabila sakit, tingkatkan asupan cairan dengan banyak disusui, serta tawarkan makanan favorit dengan tekstur yang lebih lembut.
Aturan Makan yng Benar menurut Dokter Anak
Gerakan tutup mulut, atau yang sering disebut GTM, adalah permasalahan yang paling sering muncul saat pemberian makanan pendamping pada bayi.
Aksi ini tentu sering membuat para Mama geleng kepala dan tak jarang angkat tangan.
Tahukah Mama, ada banyak sekali faktor yang bisa menyebabkan anak tidak mau makan?
Bisa mungkin sedang tidak sehat, kondisinya tidak nyaman, makanan yang bukan seleranya, atau mungkin kesalahan penerapan feeding rules alias proses pemberian makan.
Seringnya pertanyaan yang muncul mengenai permasalahan makan pada saat sesi konsultasi, membuat salah satu dokter anak di Indonesia, dr. Kanya Ayu, Sp.A, membagikan cara penerapan feeding rules yang benar, melalui akun Instagram pribadinya @momdoc.id. Apa saja, ya, Ma?
- Posisi saat makan harus duduk, bisa di kursi makan bayi, dipangku, lesehan, dan lainnya. Posisi ini wajib, ya, Ma, jadi anak dilarang berlari-lari atau naik sepeda.
- Tidak boleh ada distraksi atau gangguan, baik dari layar TV, hand phone, sambil bermain, atau melihat hewan.
- Durasi maksimal untuk makan hanya boleh 30-45 menit dengan catatan anak memang masih mau makan. Jika durasinya baru 10/15/20 menit tapi anak sudah menolak makan, maka sebaiknya proses pemberian MPASI dihentikan.
- Mama tidak perlu marah atau memberikan hukuman jika anak tidak mau makan. Hal tersebut justru akan membuat anak trauma dan membenci kegiatan makan.
- Jangan mengomeli anak dengan wajah mama yang dibuat sedih dan merajuk, seperti "Ayo sayang, Mama sudah capek masak, lho. Kalau kamu enggak makan nanti Mama sedih."
- Jeda antar makan sekitar 2-3 jam. Jadi jika anak tidak mau makan, Mama bisa menghentikan sesi pemberian MPASI dan menyuapi kembali 2-3 jam kemudian.
- Selama jeda makan, bayi hanya boleh diberi air putih saja. Biarkan anak lapar hingga jam makan berikutnya. Sementara untuk susu/ASI, hanya diberikan saat bayi akan tidur saja.
- Semua anggota keluarga harus satu suara. Tega dan konsisten adalah kunci keberhasilan menjalankan feeding rules ini.
Nah, selamat menjalankan feeding rules sesuai anjuran dr. Kanya, ya, Ma!
Semoga proses pemberian makanan pendamping untuk bayi berjalan lancar dan tidak ada lagi GTM selanjutnya.
Ada pesan juga dari dr. Kanya nih, Ma. Jika selama 1-2 bulan feeding rules sudah dilakukan dengan benar tetapi tidak ada kenaikan berat badan bayi, berarti sudah waktunya Mama dan Papa mengunjungi Dokter Spesialis Anak (DSA) untuk memeriksakan si Kecil.
Baca juga:
- Bolehkah Bayi Makan Sayuran Mentah untuk MPASI? Ini Jawabannya!
- Dikenal Sebagai Superfood, Bolehkah Bayi Makan Chia Seeds?
- Waspada! Ini Dampaknya Jika Sering Memaksa Bayi Makan, Ma