TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA

10 Penyakit yang Menimbulkan Bentol Berair pada Bayi

Walau tampak sepele, ternyata bentol berair pada bayi jadi tanda penyakit serius

nhs.uk

Bayi sering kali rentan terhadap berbagai penyakit kulit karena kulit mereka yang masih sensitif dan sistem kekebalan tubuh yang belum sepenuhnya berkembang. Salah satu kondisi yang sering muncul adalah bentol berair, yaitu benjolan kecil pada kulit yang berisi cairan. 

Meskipun tampak sepele, tetapi bentol berair bisa menjadi tanda adanya penyakit yang lebih serius dan memerlukan perhatian medis. Penyebab bentol berair pada bayi sangat bervariasi, mulai dari infeksi penyakit tertentu, infeksi virus hingga reaksi alergi. 

Lalu, apa saja penyakit yang bisa menyebabkan bentol berair pada bayi? Nah, melansir Childern Nationals dan Hopkins Medicine,Popmama.com telah merangkum 10 penyakit yang menimbulkan bentol berair pada bayi.

1. Cacar air (varicella)

littlebossworld.com

Cacar air disebabkan oleh infeksi virus varicella-zoster dan sangat umum terjadi pada anak-anak, termasuk bayi. Penyakit ini ditandai dengan munculnya bentol-bentol berisi cairan yang gatal di seluruh tubuh. 

Bentol-bentol ini akan berubah menjadi keropeng setelah beberapa hari. Meskipun sebagian besar kasus cacar air tidak berbahaya, pada bayi yang berumur di bawah 6 bulan atau dengan sistem kekebalan yang lemah, penyakit ini bisa menjadi lebih serius dan memerlukan perawatan medis.

Gejala cacar air biasanya dimulai dengan demam, kelelahan, dan nyeri tenggorokan sebelum munculnya ruam. Ruam akan berkembang menjadi bentol berair yang menyebar dari kepala dan tubuh ke lengan dan kaki. 

2. Impetigo

robwillemse.nl

Impetigo adalah infeksi kulit yang sangat menular, biasanya disebabkan oleh bakteri Staphylococcus aureus atau Streptococcus pyogenes. Penyakit ini sering kali dimulai dengan luka kecil atau goresan yang terinfeksi dan kemudian berkembang menjadi bentol berair yang pecah dan membentuk kerak kuning atau cokelat. 

Meskipun impetigo lebih umum pada anak-anak prasekolah, bayi juga bisa terinfeksi, terutama jika mereka memiliki luka atau iritasi kulit. Bentol impetigo biasanya tidak menimbulkan rasa sakit, tetapi bisa menyebabkan gatal. 

Infeksi ini dapat menyebar dengan cepat dari satu bagian tubuh ke bagian lain atau bahkan ke orang lain melalui kontak langsung. Pengobatan impetigo biasanya menggunakan antibiotik topikal atau oral, tergantung pada tingkat keparahannya. 

3. Dermatitis kontak alergi

Kidsclinic.sg

Dermatitis kontak alergi terjadi ketika kulit bayi bereaksi terhadap zat yang menyebabkan alergi, seperti sabun, deterjen, atau produk perawatan kulit tertentu. Reaksi alergi ini dapat menyebabkan munculnya bentol berair yang gatal dan kemerahan pada area kulit yang terpapar alergen. 

Dermatitis ini bisa muncul beberapa jam hingga beberapa hari setelah kontak dengan alergen. Gejala dermatitis kontak alergi dapat bervariasi tergantung pada tingkat keparahan reaksi alergi, tetapi biasanya melibatkan gatal-gatal yang hebat dan bentol berair. 

4. Eksim (dermatitis atopik)

istockphoto.com/defun eksim

Eksim adalah kondisi kulit kronis yang menyebabkan kulit kering, merah, dan gatal, sering disertai dengan bentol berair yang muncul di lipatan kulit, seperti di belakang lutut atau siku. 

Eksim pada bayi sering kali muncul pada wajah, kulit kepala, dan area popok. Kondisi ini biasanya dipicu oleh faktor genetik dan lingkungan, termasuk alergi makanan, udara kering, dan iritasi dari produk perawatan kulit. Pada bayi, eksim bisa menjadi sangat tidak nyaman dan menyebabkan gangguan tidur karena rasa gatal yang terus-menerus. 

5. Molluscum contagiosum

nhs.uk

Molluscum contagiosum adalah infeksi kulit yang disebabkan oleh virus poxvirus, yang menghasilkan bentol kecil yang berisi cairan. Bentol ini biasanya tidak menimbulkan rasa sakit tetapi mengandung cairan yang menyebarkan virus ketika pecah. Penyakit ini menyebar melalui kontak langsung dengan kulit yang terinfeksi atau dengan benda yang terkontaminasi, seperti handuk atau mainan.

Meskipun molluscum contagiosum biasanya tidak berbahaya dan dapat sembuh dengan sendirinya dalam beberapa bulan hingga tahun, pengobatan mungkin diperlukan jika bentol menyebar ke banyak area tubuh.

6. Herpes simpleks

drugtopics.com

Infeksi herpes simpleks pada bayi biasanya disebabkan oleh virus herpes simplex tipe 1 (HSV-1), yang dapat menyebabkan bentol berair di sekitar mulut atau di wajah. Infeksi ini sering kali dimulai dengan demam dan pembengkakan kelenjar getah bening, diikuti oleh munculnya bentol berair yang menyakitkan. 

Pada bayi, infeksi herpes bisa menjadi serius karena sistem kekebalan tubuh mereka yang belum matang. Bentol herpes biasanya pecah dan membentuk luka terbuka yang kemudian membentuk kerak. Karena herpes simpleks sangat menular, penting untuk menjaga bayi dari kontak dengan orang yang memiliki luka herpes aktif. 

7. Infeksi kulit jamur (candidiasis)

Freepik/pkproject

Infeksi kulit yang disebabkan oleh jamur candida, atau candidiasis, dapat menyebabkan munculnya bentol berair pada area kulit yang lembap, seperti lipatan paha, leher, atau ketiak. Candidiasis sering kali terjadi pada bayi yang sering menggunakan popok karena area tersebut cenderung lembap dan hangat, yang merupakan kondisi ideal untuk pertumbuhan jamur.

Gejala candidiasis pada kulit termasuk ruam merah dengan bentol kecil berisi cairan yang mungkin terasa gatal atau tidak nyaman bagi bayi. Perawatan candidiasis bisa dilakukan dengan menjaga area kulit yang terkena tetap kering dan bersih serta menggunakan krim antijamur yang diresepkan oleh dokter.

8. Kudis (scabies)

Freepik/psoho0o

Kudis adalah infeksi kulit yang disebabkan oleh tungau Sarcoptes scabiei. Tungau ini menggali ke dalam kulit dan menyebabkan munculnya bentol berair serta rasa gatal yang sangat parah, terutama pada malam hari. Kudis sering kali menyebar di area seperti sela-sela jari, pergelangan tangan, dan lipatan kulit.

Pengobatan kudis melibatkan penggunaan krim atau lotion antiskabies yang dioleskan ke seluruh tubuh bayi, termasuk area yang tidak terlihat terinfeksi. Selain itu, penting untuk mencuci semua pakaian, sprei, dan barang-barang pribadi yang terkontaminasi untuk mencegah penyebaran kembali.

9. Herpes Zoster (cacar api)

Mitrakeluarga.com

Herpes zoster yang juga dikenal sebagai cacar api atau shingles adalah infeksi dari virus varicella-zoster yang menyebabkan cacar air. Meskipun jarang terjadi pada bayi, terutama mereka yang telah divaksinasi.

Kondisi ini ditandai dengan munculnya ruam merah dan bentol berair di satu sisi tubuh, sering kali mengikuti pola saraf tertentu, disertai dengan rasa sakit atau nyeri.

Pengobatan herpes zoster pada bayi melibatkan pemberian obat antivirus untuk mempercepat penyembuhan dan mengurangi risiko komplikasi, seperti neuralgia pasca-herpes, meskipun komplikasi ini sangat jarang terjadi.

10. Biang keringat (miliaria)

siloam hospital.com

Biang keringat atau miliaria adalah kondisi kulit yang umum terjadi pada bayi, terutama di iklim panas dan lembap. Kondisi ini terjadi ketika saluran keringat bayi tersumbat, menyebabkan munculnya ruam merah dan bentol berair kecil yang sering kali terasa gatal. 

Biang keringat biasanya muncul di area yang sering berkeringat, seperti leher, punggung, atau lipatan kulit. Untuk mengatasi biang keringat, pastikan bayi tetap sejuk dan kering dengan menghindari paparan panas berlebih dan mengenakan pakaian yang longgar dan berbahan ringan. 

Mandi dengan air dingin dan menghindari penggunaan krim atau lotion yang berat juga dapat membantu mencegah iritasi lebih lanjut. Biang keringat biasanya sembuh dengan sendirinya dalam beberapa hari dengan perawatan yang tepat.

Nah, demikianlah penjelasan mengenai 10 penyakit yang menimbulkan bentol berair pada bayi. Dengan mengenali berbagai penyakit yang dapat menyebabkan bentol berair pada bayi, orangtua dapat lebih waspada dan mengambil langkah yang tepat untuk mencegah.

Baca juga:

The Latest