5 Hal yang Perlu Diperhatikan saat Bayi Menggunakan Teether
Teether bisa membantu menyamankan si Bayi yang gatal gusi karena tumbuh gigi
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Mama pasti sering menemukan si Kecil yang suka memasukkan benda apa saja ke dalam mulutnya. Nah, hal itu dilakukannya sebagai bentuk dari fase perkembangan area oromotor (otot daerah mulut dan pencernaan).
Bisa jadi itu tanda-tanda sang buah hati mulai tumbuh giginya. Biasanya pada usia enam bulan, bagian gusinya terasa gatal dan selalu ingin menggigit berbagai benda.
Tentunya sebagai orangtua akan memberikan kenyamanan pada bayinya, salah satunya dengan memberi teether. Dengan ia menggigit teether, maka si Kecil jadi merasa nyaman.
Namun, ada beberapa hal yang perlu Mama perhatikan saat bayi menggunakan teether. Langsung cek ulasannya dari Popmama.com yuk!
1. Beri teether yang tepat sesuai fungsi
Ma, sebaiknya berikan si Kecil teether yang berbeda-beda sebanyak tiga atau empat buah. Hal tersebut untuk mengurangi kebosanan dan juga memberikan manfaat yang berbeda-beda pada fase pertumbuhan giginya.
Namun sebelum membelinya perhatikan tiga poin ini:
- Pilih teether yang bebas BPA (BPA free). Poin ini sangatlah penting, sebaiknya jangan membelikan teether yang hanya sekedar murah. Pastikan memilih teether yang terbuat dari bahan bebas BPA ya, Ma. BPA atau bisphenol-A itu sendiri merupakan bahan kimia plastik yang dapat meniru estrogen dan berbahaya bagi sistem hormon tubuh. Hal tersebut berbahaya bagi bayi maupun anak-anak. Pastikan teether yang Mama belikan untuk si Kecil terdapat tulisan BPA free pada setiap kemasannya.
- Sesuaikan juga dengan usia dan perkembangan gigi bayi ya, Ma. Menyadari si Kecil mau tumbuh gigi, pastinya proses ini tidak mudah bagi mereka karena gusinya terasa gatal dan ngilu. Nah, pemberian teether pun juga harus memiliki tahapan yang disesuaikan dengan kondisi bayi. Bagi bayi yang belum tumbuh gigi, sebaiknya berikan teether yang bertekstur lembut dan terbuat dari lateks bening yang berisi air atau gel. Sementara pada bayi berusia enam bulan barulah beri teether yang teksturnya lebih kasar, padat, dan bergelombang untuk merangsang pertumbuhan giginya.
- Poin tiga, yakni perhatikan juga kandungan isi teether. Jangan asal beli, ternyata teether ada dua jenis. Yang pertama yaitu teether dengan isian gel atau air. Teether yang berisi gel cenderung untuk memberi sensasi dingin jika dibandingkan teether berisi air. Biasanya saat bayi giginya mulai tumbuh dan gusinya mulai gatal, sebaiknya berikan teether yang berisi gel. Selain itu teether silikon juga terbilang aman untuk digigit si Kecil.
2. Pengawasan dalam penggunaan teether
Memasuki usia 4-6 bulan, pada umumnya bayi akan memperoleh gigi susu pertamanya.
Dengan penggunaan teether sebagai alat bantu untuk merangsang pertumbuhan giginya, maka orangtua juga harus awasi mereka saat menggigit teether.
Dengan adanya pengawasan yakni bertujuan agar si Kecil mempergunakan teether dengan baik sesuai fungsi dari gigitannya.
Apabila teether terjatuh ke lantai, Mama pun bisa langsung membersihkannya.
3. Jangan gunakan teether dengan jangka waktu yang lama
Pada masa gigi akan tumbuh biasanya anak jadi rewel. Dengan menggigit teether, si Kecil akan merasa lebih nyaman. Namun penggunaan teether secara berlebihan juga tidak baik lho, Ma.
Memakai teether yang terlalu lama akan menimbulkan efek samping yang buruk baginya, di mana si Kecil jadi selalu ketergantungan pada teether dan tentunya akan membuat gigitan menjadi basah sehingga mudah menyerap kotoran atau bakteri.
Nah, hal tersebut tentunya bisa timbul risiko kesehatan untuk bayi. Jadi beri batasan waktu si Kecil untuk menggigit teether, yaitu selama 10-15 menit saja setiap penggunaannya.
4. Teether wajib sering dibersihkan
Siapa bilang dengan menggigit teether, si Kecil jadi bebas kuman atau bakteri.
Tahukah Ma? Kuman dan semua jenis kotoran itu bisa masuk pada mainan gigitan bayi lho. Apabila kuman masuk ke dalam tubuhnya, maka bisa menyebabkan anak terkena diare, disentri, cacingan atau jenis penyakit lain.
Yang harus Mama lakukan ialah pastikan setelah membelinya Mama harus membersihkannya sebelum digunakan pertama kali.
Penggunaan selanjutnya juga harus dibersihkan secara rutin. Salah satunya adalah dengan merendam mainan tersebut ke dalam air panas selama 30 menit. Kemudian keringkan teether dengan kain bersih hingga benar-benar kering.
Sementara untuk teether yang terdapat banyak sisa makanan yang menempel, maka Mama bisa menggunakan spons pencuci piring untuk membersihkannya.
Mama bisa memakai spons penggosok khusus untuk mainan anak. Cara ini sangat efektif untuk membersihkan kotoran yang mengeras atau bahkan yang berjamur sekali pun. Lalu rendam teether tersebut ke dalam air hangat selama 30 menit.
5. Simpan teether dengan baik
Bagi bayi, menggigit teether akan memberinya rasa nyaman.
Tapi jika teether tersebut tidak sedang dipakai, untuk mengurangi risiko tumbuhnya bakteri sebaiknya disimpan di dalam wadah yang kering dan tertutup. Lalu simpanlah di dalam kulkas untuk memberikan sensasi dingin yang membuat bayi lebih nyaman saat menggigitnya.
Teether yang dingin terbilang ampuh dalam mengurangi rasa gatal atau ngilu pada gusinya.
Sebaiknya teether tidak dicuci dengan sabun, karena bahan kimia dari sabun bisa menyebabkan tertinggalnya aroma pada mainan tersebut. Hal ini bisa membuat ia keracunan karena sabun yang masuk ke tubuhnya.
Nah, itulah lima hal yang harus Mama perhatikan saat memberikan teether untuk bayi. Semoga teether bermanfaat untuk merangsang pertumbuhan giginya ya, Ma.
Baca juga:
- Ini Lho, Fase Tumbuh Gigi pada Bayi yang Perlu Mama Ketahui
- Cek Mitos dan Fakta tentang Gigi Bayi. Mana yang Mama Belum Mengerti?
- 5 Cara Stimulasi Kemampuan Berbicara Bayi lewat Permainan Sederhana