Ini 6 Penyebab Bayi Kurus, Belum Tentu Kurang Gizi
Mama yang lagi strugle sama berat badan si Bayi, mana nih suaranya? Jangan sedih, ya!
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Sering banget kita mendengar pertanyaan-pertanyaan seputar berat badan anak yang ditujukan pada para mama yang baru saja punya bayi. Bahkan saat bayi beranjak batita menuju balita pun, problem berat badan ini masih sering jadi topik pembahasan buat para mama.
Berbagai tuduhan diberondongkan pada Mama, seperti:
'Anaknya nggak suka makan ya, Ma?'
'Ini anaknya dikasih makan nggak sih?'
'Kayaknya ini anak butuh susu formula deh.'
'ASI mamanya nggak bagus nih.'
'Anakmu ini sepertinya kurang gizi deh.'
Mama yang pernah mendengar pernyataan-pernyataan tersebut mungkin merasa sedih dan bersalah. Untuk Mama yang lain, ingatlah bahwa kalimat-kalimat semacam itu bisa menyakiti hati mereka yang anaknya jadi subyek pembicaraan. Yang namanya mama, pasti ingin memberikan yang terbaik untuk anaknya. Mereka pasti sudah berusaha maksimal agar buah hatinya tumbuh dengan sehat.
Nah, apalagi kalau sampai Mama membahas soal gizi si Anak nih. Tidak semua bayi, balita, dan anak yang badannya kurus itu berarti kurang gizi. Lalu apa sih penyebab bayi kurus kalau ternyata gizi mereka sudah dipenuhi? Popmama.com akan merangkumnya dalam daftar berikut ini:
1. Susah makan
Memang hal pertama yang menjadi penyebab bayi kurus adalah asupan nutrisi ke dalam tubuhnya. Jika mereka susah makan, maka risiko kurang berat badan tentunya ada. Untuk bayi memang harus ada perhatian ekstra dalam hal makanan. Jika si kecil sedang GTM (Gerakan Tutup Mulut), Mama bisa coba cari solusinya dengan konsultasi pada dokter, atau membaca informasi terkait GTM.
2. Genetika atau faktor keturunan
Dilansir dari situs Healthline menyebutkan bahwa salah satu penyebab bayi kurus juga karena faktor genetika. Mama harus melihat dulu pada diri sendiri dan Papa, apakah punya ukuran tubuh yang kecil juga, Jika iya maka bisa jadi si kecil kurus karena faktor keturunan. Bandingkan dengan bayi lain yang badannya besar, coba cari tahu apakah postur tubuh orangtuanya lebih besar dari Mama dan Papa.
3. Berat badan lahir rendah
Tidak salah juga jika disebutkan bahwa faktor genetika mungkin belum muncul saat si kecil masih bayi. Dalam satu atau dua tahun pertama, berat badannya mungkin juga masih akan terkait dengan berat badan lahirnya. Jika bayi mama lahir dengan berat badan rendah karena persalinan dini atau prematur, bisa jadi dia akan terus kecil sampai beberapa bulan pertama, atau lebih lama.
4. ASI vs susu formula
Mungkin terdengar seperti stereotip, tapi bayi yang disusui dan bayi yang diberi susu formula memang sering memiliki perbedaan dalam hal penambahan berat badan. Ini bisa terjadi di tahun pertama kehidupan mereka, dan mungkin akan membaik di tahun selanjutnya.
Dalam sebuah penelitian pada tahun 2012 ditemukan bahwa semakin sering bayi disusui langsung oleh ibunya, semakin kecil pula kenaikan berat badan mereka pada bulan ke-3, 5, 7, dan 12. Sebaliknya, semakin banyak diberi susu formula, bayi akan lebih mudah bertambah tinggi dan berat badannya.
5. Kondisi medis
Childrenshospital menuliskan bahwa kelahiran prematur bisa membuat si kecil sulit makan, sampai nanti otot yang mereka perlukan untuk mengisap dan menelan berkembang sepenuhnya. Selain itu, Down syndrome juga berpengaruh pada kemampuan anak untuk mengisap dan menelan.
Kondisi medis lainnya yang terkait dengan gangguan metabolisme juga termasuk hipoglikemia, galaktosemia, atau fenilketonuria. Semuanya yang disebut tadi dapat mengganggu kemampuan tubuh si kecil untuk mengubah makanan menjadi energi. Ada juga kondisi yang disebut fibriosis kistik, di mana si kecil tidak dapat menyerap kalori.
Ada juga refluks gastroesofagus yang bisa membuat anak sering muntah. Selain itu, kondisi medis penyebab bayi kurus juga termasuk apa saja yang menyebabkan diare kronis. Kondisi ini dapat membuat si kecil tidak mendapatkan nutrisi yang cukup.
Banyak sekali kondisi medis yang menyebabkan anak kurus, termasuk juga masalah tiroid dan metabolisme. Ditulis oleh Cleveland Clinic, dalam beberapa kasus, si kecil mungkin bisa membakar terlalu banyak kalori jika mereka punya kelenjar tiroid yang terlalu aktif.
Anak-anak dengan kelainan jantung juga mungkin tidak bisa makan dengan baik. Kondisi kelainan jantung yang menyebabkan gagal jantung membuat mereka terlalu bekerja keras untuk bernapas. Selain itu, penyebab bayi kurus juga bisa kerena gangguan ginjal. Ini juga bisa berpengaruh pada tinggi badan.
6. Kondisi sosial
Ini termasuk juga kondisi keuangan keluarga. Mungkin saja orangtua tak mampu menyediakan makanan yang cukup untuk anak-anaknya, sehingga mereka kurang asupan kebutuhan tubuh, tidak sesuai dengan porsi yang seharusnya. Mungkin juga orang tua tidak memberi asupan yang benar atau memahami seberapa sering bayi mereka perlu makan.
Dalam kondisi beranjak besar, anak yang kurus juga bisa disebabkan karena stres akan kondisi rumah. Misalnya ketika orang tua mereka bercerai, meninggal, atau gangguan psikis lainnya yang menyebabkan anak berhenti makan.
Itulah enam penyebab bayi kurus yang mungkin terjadi. Jadi, jika bayi mama kurus, coba cari tahu apakah ada salah satu dari penyebab bayi kurus di atas yang menjadi penyebabnya. Konsultasikan ke dokter jika kondisi bayi kurus sudah tidak wajar atau jauh dari batas normalnya.
Dan jika Mama punya kerabat atau kawan yang punya bayi kurus, jangan sampai menyakiti hati mereka dengan pertanyaan-pertanyaan yang tidak perlu, karena kita tidak tahu apa yang sedang mereka perjuangkan. Berikan mereka semangat, agar tidak merasa menjadi ibu yang gagal.
Baca juga:
- Seperti Apakah Pertambahan Berat Badan Bayi yang Normal?
- Pentingnya Memantau Berat Badan Bayi yang Baru Lahir, Ini Alasannya!
- Panduan untuk Meningkatkan Berat Badan Bayi Usia 7-12 Bulan