Bayi Kurus tapi Aktif Bergerak, Normalkah?
Tak selalu karena kurang gizi, ini faktor penyebab lainnya
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Memiliki bayi yang sehat dengan berat badan yang ideal adalah impian setiap orangtua. Namun, bagaimana jika si Kecil yang terlihat begitu aktif justru tampak kurus?
Pasalnya, tubuh bayi yang kurus sangat rentan mengalami beragam gangguan kesehatan. Belum lagi jika nantinya ia berisiko mengalami beragam masalah di masa tumbuh kembangnya.
Namun, sebetulnya Mama tidak perlu terlalu buru-buru khawatir. Sebab, ada banyak hal yang dapat memengaruhi naik turunnya berat badan bayi selama masa pertumbuhannya. Lalu, sejauh apa tubuh kurus si Kecil dianggap tidak mengalami gangguan? Apa saja yang perlu diperhatikan?
Nah, berikut ini beberapa informasi tentang bayi kurus tapi aktif bergerak yang sudah Popmama.com rangkum dari berbagai sumber untuk Mama. Lihat sama-sama, yuk!
1. Cara mengetahui bayi kurang berat badan atau tidak
Dilansir dari Healthline, salah satu cara yang dapat digunakan adalah dengan mengikuti grafik pertumbuhan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), grafik yang direkomendasikan untuk anak-anak sejak lahir hingga usia 2.
Grafik ini didasarkan pada penelitian berkualitas tinggi selama bertahun-tahun serta bayi yang diberikan ASI. Kemudian, tersedia pula bagan terpisah ada untuk anak perempuan dan anak laki-laki.
Ini akan membantu Mama memplot titik data panjang atau berat bayi pada satu sumbu dan usia mereka di sumbu lainnya. Keduanya akan bertemu pada grafik menentukan persentil bayi untuk usia mereka.
Selain itu, Mama juga bisa mengukurnya menggunakan Kartu Menuju Sehat atau KMS, baik yang tercetak ataupun secara online. Namun, perlu diingat bahwa kondisi seperti prematur dan kondisi bayi saat lahir dapat memengaruhi pertambahan berat badannya, ya.
2. Penyebab bayi bertubuh kurus
Tidak semua bayi yang kurus mengalami kurang gizi atau tidak cukup diberi makan. Ada beragam alasan mengapa si Kecil memiliki tubuh yang kurus. Dari alasan-alasan tersebut, tak semuanya merupakan hal yang buruk, Ma.
Kembali dilansir dari Healthline, ada beberapa hal yang dapat menyebabkan bayi Mama memiliki tubuh yang kurus, yaitu:
- Genetika atau keturunan
Apakah keluarga Mama atau Papa terlahir dengan tubuh yang kurus? Jika demikian, jangan heran jika si Kecil pun memiliki tubuh yang kurus. Namun, kondisi yang dipengaruhi genetika ini terkadang baru akan muncul saat ia mendekati usia satu tahun atau berusia satu tahun ke atas. - Kelahiran prematur
Kelahiran prematur biasanya terjadi ketika persalinan terjadi sebelum kehamilan menginjak usia 37 minggu. Bayi prematur akan membutuhkan waktu lebih lama untuk memiliki berat badan yang seharusnya. Namun, seiring pertumbuhannya ia dapat mengejar keterlambatan. - Cara menyusui bayi
Faktor ini mungkin terdengar sedikit membeda-bedakan, tetapi bayi yang diberi ASI secara langsung dengan bayi yang disusui dengan botol sering kali memiliki perbedaan kenaikan berat badan di tahun pertama kehidupannya. Penelitian tahun 2012 menemukan bahwa semakin banyak bayi disusui, semakin sedikit berat badan yang mereka peroleh pada usia 3-12 bulan. Sebaliknya, semakin banyak susu botol yang diterima bayi, semakin tinggi berat badannya. - Pola makan yang kurang tepat
Dikutip dari Ikatan Dokter Anak Indonesia, jenis dan pola makan yang tepat bisa meningkatkan status gizi bayi. Sehingga, bayi yang kurus namun memiliki grafik pertumbuhan yang normal, akan membuat tubuhnya mampu menangkal infeksi serta penyakit. - Bayi memiliki penyakit bawaan
Kondisi lainnya adalah bayi memiliki penyakit bawaan yang berat seperti down syndrom, gagal jantung, tuberculosis, cerebral palsy, dan lainnya.
3. Bayi kurus tapi aktif adalah hal yang normal
Dengan berbagai penjelasan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa bayi yang kurus namun tetap aktif adalah hal yang normal. Sebab, tidak semua bayi yang kurus menandakan bahwa ia kurang gizi atau memiliki tubuh yang lemah.
Untuk memastikan kondisi kesehatannya, Mama juga bisa meminta pendapat dokter anak. Sehingga, Mama bisa memantau apakah tumbuh kembang si Kecil sesuai dengan milestone yang seharusnya.
Tanda lain yang dapat meyakinkan Mama kalau si Kecil adalah anak yang sehat walau memiliki badan yang kurus adalah jumlah popok basah biasa yang konsisten sekitar empat atau lima per hari, waspada akan hal-hal di sekitarnya, dan juga terlihat bahagia.
4. Tanda jika si Kecil kurus karena kekurangan gizi
Walaupun bertubuh kurus bisa dikatakan normal, namun Mama tetap perlu waspada dan jangan sampai mengabaikan asupan gizi si Kecil, ya.
Nah, terdapat beberapa tanda jika si Kecil ternyata mengalami penurunan berat badan atau kurus karena kurang gizi, beberapa di antaranya seperti:
- Ia sering rewel dan jarang tersenyum.
- Saat terbangun, dia sadar tetapi tidak aktif.
- Ia ingin terus-menerus dipegang dan rewel saat diturunkan.
- Ia Menuntut perhatian penuh.
- Ia mengalami kesulitan untuk tidur dan tertidur dalam waktu lama.
- Ia memiliki empat atau kurang popok basah.
- Ia jarang buang air besar, biasanya setiap 3 hari sekali atau lebih. Jika diberi susu formula si Kecil bisa jadi sembelit.
- Mama tidak dapat mengetahui apakah dia mencapai milestone atau tidak karena dia jarang meninggalkan Mama kecuali saat tidur.
Pastikan untuk melakukan konsultasi pada dokter anak jika Mama merasakan perubahan sikap atau penurunan berat badan yang drastis pada si Kecil.
Itulah tadi rangkuman informasi tentang bayi kurus tapi aktif bergerak. Semoga informasi ini bisa membantu Mama, ya!
Baca juga: