Bayi Gemuk, Menggemaskan atau Mengkhawatirkan? Ini Kata Dokter
Kenali ciri-ciri bayi gemuk yang berisiko menimbulkan bahaya bagi kesehatannya
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Orangtua mana yang tidak senang jika bayinya memiliki pipi yang gembul dan tubuh yang gemuk berisi. Tak hanya terlihat menggemaskan, bayi bertubuh gemuk pun sering kali dianggap lebih sehat daripada bayi lainnya. Benarkah demikian?
Pasalnya, beberapa orangtua akhirnya terus berusaha membuat bayinya jadi lebih gemuk dan mengabaikan bahaya yang mengintai si Bayi jika berat badannya berlebihan.
Mengutip unggahan dr. Citra Amelinda, Sp.A, IBCLC, M.Kes di Instagram pribadinya, bayi yang memiliki tubuh terlalu besar juga memiliki risiko tinggi untuk menderita beragam penyakit. Kegemukan di masa kecil juga berkaitan dengan obesitas di masa dewasanya kelak.
Lantas bagaimana ciri bayi yang gemuk dan sehat? Apa yang bisa Mama lakukan untuk menjaga berat badan bayi?
Nah, berikut Popmama.com rangkum penjelasan tentang bayi yang gemuk, menggemaskan atau mengkhawatirkan?
1. Bayi gemuk boleh, asal berat badannya tidak berlebihan
Tidak ada yang salah jika setiap Mama menginginkan bayinya memiliki tubuh yang gemuk dan menggemaskan.
Namun, dr. Citra Amelinda, Sp.A, IBCLC, M.Kes menyarankan ada baiknya setiap bayi hanya mengalami kenaikan berat badan yang wajar.
"Jadi kalau biasanya kan orangtua cemas kalau BB anaknya seret. Tapi kalau naiknya kegedean juga nggak disarankan. Terutama yang bayinya ga cuman minum ASI," ujar dr. Citra.
2. Bayi gemuk bisa disebabkan karena ASI eksklusif atau susu formula
Tak hanya karena susu formula, nyatanya cukup banyak bayi yang mengonsumsi ASI eksklusif tumbuh menjadi bayi yang gemuk. Salah satu contohnya adalah bayi Indah Permatasari yang sempat menjadi sorotan netizen. Istri Arie Kriting ini mengatakan kalau ia hanya memberikan ASI untuk anak pertamanya itu.
Tak hanya Indah Permatasari, Donita pun pernah mengalami ketika bayinya kelebihan berat badan karena asupan ASI yang lancar selama masa pertumbuhan bayinya.
Ditambah lagi, di usia 6 bulan bayi juga sudah mengonsumsi MPASI. Tentu saja ini membuatnya mudah untuk mengalami berat badan. Sehingga menurut dr. Citra, Mama perlu lebih peka terhadap sinyal yang diberikan bayi karena tidak semua tangisan bayi berarti lapar. Hal ini juga dapat mencegah Mama melakukan overfeeding pada bayi.
3. Ini yang bisa dilakukan jika bayi mengalami kegemukan
Lalu, apa yang perlu Mama lakukan jika pertambahan berat badan bayi begitu signifikan saat mengonsumsi ASI maupun sufor? Dokter yang berpraktik di Primaya Hospital Bekasi Timur itu juga mengatakan kalau Mama bisa menyeimbangkannya dengan cara mengajak bayi bergerak.
"Kalau bagi ibu yang anaknya ASI eksklusif dan berat anaknya diatas rata-rata. Kalau yang ini beda lagi. Memang kandungan ASI dan genetiknya beda. Jadi anaknya ga didietin tapi tambah ekstra gerak (tummy time). Supaya gedenya itu ke otot (under 1 yo) dan tinggi (toddler ke atas)," jelas dr. Citra lagi.
Selain itu, dr. Citra juga mengimbau agar Mama bisa mengubah pola pikir tentang bayi yang gemuk pasti lebih sehat, mencoba lebih kreatif mencari cara saat ingin menenangkan bayi (tak perlu selalu disusui), dan mengajak bayi untuk lebih banyak beraktivitas.
4. Cara objektif mengetahui bayi kegemukan atau tidak
Jika Mama penasaran apakah si Kecil termasuk bayi yang mengalami kegemukan atau tidak, Mama bisa coba melihat beberapa ciri di bawah ini:
Ciri bayi kegemukan atau obesitas:
- Leher tampak pendek
- Payudara membesar
- Perut membuncit
- Kedua tungkai berbentuk X
- Penis tampak kecil dan terbenam
Kebiasaan bayi kegemukan atau obesitas:
- Sering tidur mengorok
- Mudah terbangun di malam hari
- Kurang konsentrasi
5. Jika bayi tak kunjung gemuk, pahami bahwa setiap bayi unik dan berbeda
Sebaliknya, dr. Citra juga menyarankan agar Mama tak perlu buru-buru berkecil hati jika bayi tidak memiliki tubuh yang gemuk. Yang paling penting menurutnya adalah pertambahan berat badan bayi tetap sesuai dengan pertambahan usianya di setiap bulan.
"Children come in different sizes, ada yang mungil ada yang bongsor. Yang penting kita kawal pertumbuhannya supaya mencapai potensi optimalnya," katanya.
Nah, itu tadi tentang bayi yang gemuk, menggemaskan atau mengkhawatirkan? Jangan ragu untuk melakukan konsultasi pada dokter anak yang telah Mama percayai untuk mendapatkan penjelasan yang lebih lengkao dan sesuai dengan kondisi si Kecil.
Baca juga:
Bayi Banyak Makan tapi Berat Badan Tidak Naik, Apa Penyebabnya?
Anak Disebut Gemuk karena Sufor, Indah Permatasari Beri Jawaban Santai
Anak Donita Obesitas Hingga Sulit Merangkak, Kuantitas ASI Penyebabnya!