Kompak! Begini 5 Cara Unik Ardina Rasti dan Suami Mengatasi Anak GTM
Buat Mama yang juga mengalaminya, coba yuk, terapkan cara dari Ardina Rasti ini
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Gerakan Tutup Mulut atau GTM menjadi salah satu masalah yang seringkali dirasakan oleh orangtua. Mama dan Papa pun perlu melewati fase ketika si Kecil sedang sulit sekali untuk makan hingga terus menutup mulutnya.
Permasalahan anak mengalami GTM tentu sangat wajar sekali membuat orangtua merasa cemas dan khawatir. Sama seperti orangtua lain, Ardina Rasti dan Arie Dwi Andika pernah mengalami permasalahan serupa ketika anak pertama mereka bernama Anara Langit Adria Respati mulai memperlihatkan GTM.
Banyak pertanyaan: "Anara pernah GTM nggak?“ Jawabannya, pernah dong dan GTM (gerakan tutup mulut) normal kok yang pasti kita harus tahu dulu penyebabnya.
Bisa karena ngantuk, bosan, tumbuh gigi (gusinya sakit), pengin main atau nggak suka sama menunya (di sini aku merasa sedih).
Nah, kunci utama ya sabar, sabar, ekstra sabar. Jangan sampai kita jadi emosi apalagi pakai cara paksaan atau kekerasan. Big no no ya, bayi bisa trauma dan trauma makan pada anak konon susah banget sembuhnya.
Melalui ceritanya ini, Rasti dan Andika memiliki jawaban tersendiri untuk mengatasi jagoan kecil mereka tetap bisa makan sesuai dengan porsinya.
Jika Mama ingin mengetahui beberapa cara unik dari Rasti dan Andika mengatasi anak pertamanya ketika sedang GTM, kali ini Popmama.com telah merangkum caranya berdasarkan cerita dari Instagram pribadi Ardina Rasti.
1. Berusaha untuk menjadi badut agar anak bisa disuapi makanan
Melalui cerita Rasti di Instagram pribadinya, ia dan sang Suami memiliki kebiasaan untuk 'ganti shift' ketika menyuapi Anara makan.
Cara pertama yang dibagikan oleh Rasti yaitu berusaha untuk menjadi badut setiap kali Anara sedang makan. Seolah menjadi sosok yang lucu dengan berjoget hingga keliling kursi makan Anara, Rasti berusaha sebisa mungkin agar anaknya teralihkan dengan sikap konyolnya.
"Salah satu harus jadi badut, alias kalau daddy-nya yang nyuapin. Saya joget-joget nggak jelas keliling high chair (plis jangan dibayangin) sampai Anara ke-distract dan pas dia udah mulai ketawa (atau malu sama ulah Ibunya) itu saatnya masuk suapan berikutnya," tulis Rasti.
Cara seperti ini menjadi kebiasaan yang unik dari Rasti dan Andika ketika menyuapi Anara agar tidak menutup mulutnya saat makan.
Kira-kira ada yang pernah melakukan hal serupa nggak nih, Ma?
Baca juga: Mengatasi Gerakan Tutup Mulut (GTM) Pada Anak
2. Memperkecil porsi makanan agar tidak terlalu banyak
Ketika Anara mulai memperlihatkan GTM saat sedang makan, Rasti pun mencari cara lain dengan memperkecil porsi makan anaknya.
"Perkecil porsi makannya, nggak usah dipaksakan habis 1 porsi besar. Kadang kita bagi 2 (jadi dicicil saat waktu ngemil snack) dan durasi 1 kali makan nggak lebih dari 30 menit karena lewat dari itu sudah nggak efektif lagi untuk bayi," jelas Rasti melalui pembahasannya mengenai GTM.
Perlu diingat bahwa memaksa anak untuk makan dengan porsi yang banyak justru bisa membuatnya merasa mual dan muntah. Jika ini dilakukan terus, maka si Kecil pun berpotensi mengalami trauma.
Sama seperti cara Rasti untuk meminimalisir tindakan memaksa, ada baiknya Mama pun dapat memberikan makanan dalam porsi kecil saja dengan intensitas yang lebih sering dari biasanya. Walau porsi makannya hanya sedikit, Mama perlu memastikan kalau asupannya memiliki nutrisi dan gizi yang tinggi.
3. Berusaha mencari waktu yang tepat sesuai kebiasaan bayi
"Biasanya Anara abis bangun bobo, makannya lebih banyak atau pas abis main di playmat. Kalau dia udah kelihatan lelah, baru saatnya kita tawarkan makan. Jangan sampai bentrok dengan jam ngantuk dia, jangan terlalu dekat dengan jadwal dia nen alias menyusui," cerita Ardina.
Sekalian biar bayi belajar membedakan rasa lapar dan kenyang.
Salah satu cara yang dilakukan Rasti ini bisa diterapkan di rumah ya, Ma. Jika anak mama sedang melewati fase GTM, ada baiknya berusaha untuk mencari waktu terbaik sesuai dengan kebiasaan si Kecil.
Cari tahu waktu yang tepat dan di jam berapa si Kecil lebih banyak makan. Sama seperti Rasti, Mama perlu observasi terlebih dahulu agar lebih mudah dalam mengatasi GTM.
Baca juga: Mengapa Anak Melakukan Gerakan Tutup Mulut (GTM)? Ini Alasannya
4. Mulai memberikan finger food atau makanan yang bisa digenggam
Cara lain yang bisa dilakukan oleh Rasti kepada anak pertamanya yaitu berusaha untuk memberikan finger food atau makanan yang bisa digenggam ketika sedang proses menyuapi.
"Supaya suasana makan selalu dia anggap happy time pastikan ada mainan favorit di dekatnya (misalnya mainan yang bisa nempel di meja highchair), jadi Anara selalu mengasosiasikan waktu makan dengan waktu yang menyenangkan," kata Rasti.
Aktivitas selama makan perlu dibuat lebih menyenangkan agar anak-anak pun memahami kalau ini bisa menjadi sesuatu yang tidak perlu ditakuti. Jadi, tidak ada salahnya memberikan mainan favorit sebagai pengalih GTM selama makan untuk memudahkan Mama memberikan suapan berikutnya.
5. Mencari tahu makanan yang disukai anak
Perlu Mama ketahui bahwa memancing nafsu makan anak ketika GTM itu sangat diperlukan. Pancinglah dengan makan makanan yang paling disukai. Ardina Rasti pun melakukan hal ini kepada anak pertamanya saat mengalami fase GTM.
"Saat masak MPASI perbanyak bahan makanan yang paling dia sukai misalnya Anara doyan banget salmon dan kurang suka telur puyuh. Jadi pas masak, saya tetap masukkan kaldu salmon. Oiya, kalau bayi lebih doyan makanan instan dibanding makanan kita, campur aja. Pelan-pelan kita kurangi porsi makanan instannya dan perlahan mulai perbanyak masakan homemade," jelas Rasti.
Itulah beberapa cara unik yang dibagikana oleh Ardina Rasti melalui Instagram pribadinya. Semoga cara ini bisa diterapkan oleh Mama yang juga sedang menghadapi fase GTM pada si Kecil.
Tetap semangat ketika menghadapi fase-fase anak mengalami GTM ya, Ma!
Baca juga:
- Tedak Siten, Anak Ardina Rasti Mandi Pakai Air dari Bromo Hingga Mekah
- Arie Dwi Andika Takjub dengan Perjuangan Ardina Rasti Saat Melahirkan