Hukuman 40 Tahun untuk Pemerkosa Bayi, Orangtua Merasa Puas
Menurut Mama, apakah hukuman itu telah sepadan?
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Ma, masih ingat dengan kasus dengan kasus bayi 11 bulan yang tewas diperkosa dan disodomi oleh suami pengasuhnya?
Sekedar mengingatkan kalau beberapa waktu lalu negara Malaysia sedang berduka karena bayi perempuan bernama Nur Muazara Ulfa Muhammad Zainal atau dipanggil Zara ini meninggal pada Sabtu (10/11) setelah berjuang di rumah sakit selama dua hari karena mengalami kondisi kritis. Anak kecil ini meninggal setelah mendapatkan kekerasan secara fisik dan seksual.
Dilansir dari The Star, Mama dari Zara yang bernama Noraihan Ab Aziz (22) mengatakan selama pelaku tidak dihukum sampai kapanpun dirinya tidak akan merasa tenang. Noraihan yang bekerja sebagai operator pabrik di Bandar Baru Bangi merasa sedih karena tidak pernah menduga tragedi memilukan seperti ini bisa menimpa keluarganya.
Kajang OCPD Asst Comm Ahmad Dzaffir Mohd Yussof mengatakan babysitter dan suaminya telah ditangkap. Yussof juga membenarkan bila ada tanda-tanda atas pelecehan fisik serta seksual secara jelas terjadi pada Zara.
Hazmi, pelaku pelecehan itu merupakan suami dari babysitter yang sempat mengasuh Zara ini bekerja sebagai tukang cukur. Di hari penangkapannya, Hazmi dijerat hukuman karena diduga membunuh berdasarkan Pasal 302 KUHP.
Ini diperkuat saat Zara mengalami kondisi kritis selama dua hari, kemudian meninggal dan diyakini karena telah terjadi pelecehan fisik dan seksual oleh suami babysitter pribadinya.
Ia divonis hukuman penjara selama 20 tahun dan hukum cambuk sebanyak 6 kali karena memasukan jarinya ke vagina si Bayi. Dan hukuman tambahan lainnya, 20 tahun penjara plus 6 kali cambuk dengan rotan karena memasukan jari ke anus si Bayi.
Hazmi yang berusia 36 tahun telah ditangkap pada tanggal 13 November lalu.
Hakim memutuskan hukuman tersebut karena alasan sebagai suami dari seorang babysitter yang mengurus Zara, Hazmi seharusnya ikut merawat dan menjaga, bukan justru melakukan tindakan pelecehan.
Dalam mitigasi, Hazmi ini mengatakan ia adalah pencari nafkah tunggal dan sangat diperlukan untuk mendukung istri serta ketiga anaknya.
Kehilangan Anak Tidak Mudah
Biasanya kesedihan akan membekas karena telah kehilangan seseorang yang berharga dalam hidup.
Setiap kali sedang berduka, tentu ada perasaan sedih yang sangat mendalam. Hal ini wajar terjadi dan harus segera dikeluarkan karena termasuk sebuah bentuk emosi. Cara seseorang menghadapi kedukaan terkadang berbeda dan memiliki strategi tersendiri untuk menjalani setiap tahapan yang ada.
Seperti yang dilansir dari Psycom, Dr. Elisabeth Kubler-Ross di dalam bukunya yang berjudul On The Death and Dying (1969) menyebutkan bahwa ada 5 stages of loss atau 5 tahapan kesedihan yang bisa dirasakan setiap manusia.
1. Denial
Denial atau penolakan menjadi bentuk reaksi pertama saat perasaan duka itu muncul.
Setiap orang termasuk Mama tentu tidak ingin dan hal buruk yang terjadi dalam hidup, termasuk saat harus kehilangan seseorang yang dicintai. Reaksi penolakan ini wajar terjadi karena belum bisa menerima segala kejadian yang sedang dialami.
Di tahap ini, seseorang yang sedang berduka akan bertanya-tanya mengenai kehidupannya kelak setelah masalah ini terjadi. Dirinya masih mengganggap kalau kejadian yang dialaminya sekarang tidak nyata atau sekedar mimpi.
2. Anger
“Kenapa masalah ini harus terjadi menimpaku?”
Fase ditinggal orang terkasih memang tidak mudah. Hidup seolah hancur, sehingga merasa tidak kuat lagi untuk dipertahankan. Setelah mengalami fase penolakan, tingkat emosinya akan meningkat dan muncul rasa marah.
Kenyataan terhadap permasalahan yang sedang dihadapinya seolah semakin nyata terlihat, sehingga membuatnya marah. Amarah ini bisa muncul karena merasa kejadian yang sedang menimpanya sangat tidak adil.
Para peneliti dan ahli kesehatan mental setuju bahwa kemarahan ini merupakan tahap kesedihan yang diperlukan. Setiap orang akan sedang berduka harus berhasil melewati fase yang satu ini.
3. Bargaining
“Tuhan tolong sembuhkan anak saya. Saya akan berusaha menjadi ibu terbaik dan tidak akan melakukan kesalahan lagi.”
Bargaining dikenal juga sebagai fase tawar menawar pada setiap fase kedukaan yang sedang dialami.
Fase tawar menawar bisa terjadi saat seseorang sedang berdoa dengan segala harapan yang diinginkan. Lalu berusaha berandai-andai kalau dirinya ingin menggantikan posisi orang yang dicintai. Namun, bila seseorang sudah sampai mengalami trauma biasanya akan sulit untuk berkompromi dengan fase yang satu ini.
4. Depression
Ma, sudah tahu belum kalau tahapan puncak dari fase kedukaan adalah sebuah rasa depresi?
Depresi menjadi bentuk kesedihan yang umum dan perlu diterima dengan lapang dada. Tahapan ini harus dilalui saat seseorang sudah terlalu berlarut-larut dalam tahap berduka.
Biasanya di fase ini kesedihan yang sedang dirasakan begitu mendalam, sehingga tidak lagi memiliki semangat hidup. Kehilangan seseorang membuat hidupnya seolah kosong dan tidak menyadari bahwa ada orang lain yang masih sayang kepadanya.
Di beberapa kasus, fase depresi bisa membuat seseorang cenderung menarik diri dari kehidupan sosialnya. Hanya mau berdiam diri dan larut dalam kesedihannya.
5. Acceptance
Tahapan terakhir dari fase berduka ini yaitu acceptance atau penerimaan. Memang tidak mudah untuk menerima kenyataan pahit yang ada. Namun, pelan-pelan hidup harus berjalan seperti biasa.
Bila Mama sudah berada dalam fase ini, cobalah untuk bisa menerima kenyataan yang ada. Belajar untuk ikhlas, tenang dan membuat emosi stabil kembali. Ingatkan diri sendiri bahwa kematian akan terjadi pada siapa saja dan tidak bisa ditentukan waktunya.
Pikirkan kalau setelah berhasil menjalani fase ini, Mama dapat menyesuaikan diri kembali dan menciptakan hari-hari baik ke depannya tanpa ada rasa duka.
Itulah 5 tahapan berduka yang perlu Mama kenali. Untuk yang sedang berduka, semoga ini bisa membantu ya!
Tetap semangat dalam menjalani hidup selanjutnya!
Baca juga: Sadis! Bayi 11 Bulan Tewas Diperkosa dan Disodomi Suami Pengasuhnya