Bronkopneumonia pada Bayi: Gejala dan Cara Mencegahnya
Bronkopneumonia adalah salah satu jenis pneumonia yang paling umum ditemukan pada bayi dan anak-anak
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Apakah Mama sudah pernah dengar istilah bronkopneumonia? Bagi Mama yang memiliki bayi sebaiknya waspada karena bronkopneumonia sering menyerang bayi dan anak-anak yang usianya di bawah 2 tahun.
Bronkopneumonia merupakan kondisi peradangan pada saluran pernapasan yang disebabkan oleh infeksi bakteri, virus, atau jamur. Bronkopneumonia lebih sering dijumpai pada anak kecil dan bayi karena sistem kekebalan tubuhnya masih cukup lemah untuk melawan infeksi.
Agar semakin memahami, berikut Popmama.com rangkum gejala dan cara mencegah bronkopneumonia pada bayi. Yuk, simak hingga tuntas, Ma!
1. Bronkopneumonia banyak menyerang bayi dan anak-anak
Bronkopneumonia atau yang juga dikenal dengan istilah pneumonia lobular adalah infeksi saluran pernapasan yang terjadi pada bronkus sampai dengan alveolus paru. Infeksi ini dapat disebabkan oleh berbagai jenis bakteri, virus, atau jamur.
Bronkopneumonia merupakan salah satu jenis pneumonia yang paling umum diderita bayi dan anak-anak. Penyakit ini bahkan kerap menjadi penyebab utama kematian akibat infeksi pada anak usia di bawah 5 tahun.
Dilansir dari Osmosis from Elsevier, bronkopneumonia menyumbang 85% dari seluruh penyakit sistem pernapasan pada anak di bawah usia dua tahun. Namun, penyakit ini juga banyak diderita orang lanjut usia, terutama yang telah berusia di atas 65 tahun.
2. Penyebab bronkopneumonia pada bayi
Bronkopneumonia sebagian besar disebabkan oleh infeksi bakteri, namun bisa juga disebabkan oleh infeksi virus atau infeksi jamur.
Beberapa patogen yang dapat menyebabkan bronkopneumonia antara lain staphylococcus aureus, klebsiella pneumoniae, haemophilus influenzae, streptococcus pneumoniae, pseudomonas aeruginosa, dan escherichia coli. Penyebab lain dari bronkopneumonia yang kurang umum di antaranya adalah virus seperti SARS-Cov-2 atau jamur seperti aspergillus fumigatus.
Bronkopneumonia lebih sering menyerang bayi dan anak-anak karena sistem kekebalan tubuh mereka masih belum sepenuhnya berkembang. Sistem kekebalan tubuh yang lemah membuat bayi dan anak-anak lebih rentan terhadap infeksi, termasuk infeksi yang menyebabkan bronkopneumonia.
3. Gejala bronkopneumonia pada bayi yang perlu diwaspadai
Setiap penyakit tentu ada gejala atau tanda-tanda yang bisa terlihat, begitupun dengan bronkopneumonia. Dikutip dari laman Kemenkes, berikut adalah gejala umum bronkopneumonia pada bayi dan anak-anak:
- Batuk berdahak
- Demam
- Sesak napas atau napas menjadi cepat
- Menggigil
- Rewel atau sulit tidur
- Kehilangan nafsu makan
- Gelisah
- Muntah
- Wajah terlihat pucat
- Bibir dan kuku menjadi kebiruan
- Napas berbunyi
4. Cara mencegah bronkopneumonia pada bayi
Orangtua tidak boleh menyepelekan kondisi bronkopneumonia karena bisa membahayakan bayi. Maka dari itu, sebaiknya lakukan tindakan pencegahan agar si Kecil bisa terhindar dari bronkopneumonia.
Berikut adalah cara yang bisa dilakukan untuk mencegah bronkopneumonia pada bayi:
Menjaga kebersihan, serta cuci tangan dengan sabun dan air bersih sebelum menyentuh bayi
Hindari bayi dari paparan polusi, termasuk debu dan asap rokok.
Jauhkan bayi dari penderita bronkopneumonia maupun pneumonia.
Lengkapi imunisasi atau vaksin untuk melindungi bayi dari bakteri dan virus penyebab infeksi bronkopneumonia.
5. Bentuk penanganan bronkopneumonia pada bayi
Bayi yang menderita bronkopneumonia harus mendapat perawatan tepat untuk menghindari kondisi yang lebih parah.
Berikut adalah beberapa penanganan yang mungkin dilakukan dokter untuk menyembuhkan bronkopneumonia pada bayi:
Terapi cairan (infus)
Saat mengalami bronkopneumonia, bayi dan anak-anak umumnya tidak berselera makan ataupun minum. Biasanya, dokter akan memberikan cairan infus untuk menggantikan asupan nutrisi dari cairan infus.
Pemberian obat
Bronkopneumonia pada bayi juga bisa ditangani dengan pemberian obat. Biasanya dokter memberikan antibiotik untuk infeksi bakteri dan obat antijamur jika bayi mengalami bronkopneumonia akibat infeksi jamur.
Obat lain yang mungkin diberikan kepada bayi penderita bronkopneumonia adalah obat penurun panas dan peningkat sistem imun supaya tingkat penyembuhannya semakin cepat.
Terapi oksigen
Salah satu gejala dari bronkopneumonia adalah sesak napas. Untuk mengatasinya, dokter biasanya memberikan terapi oksigen.
Untuk mempercepat penyembuhan, sebaiknya orangtua juga harus menjauhkan bayi dari asap rokok dan menjaga kebersihan lingkungan terutama dari debu dan polusi.
Demikian rangkuman mengenai gejala dan cara mencegah bronkopneumonia pada bayi. Jika si Kecil menunjukkan tanda-tanda bronkopneumonia, segera hubungi dokter untuk mendapat penanganan yang tepat.
Semoga membantu, ya, Ma!
Baca juga:
- Demam Berdarah pada Bayi: Gejala, Pengobatan, dan Risiko
- Gejala Pneumonia pada Bayi dan Cara Mencegahnya
- Rotavirus pada Bayi: Gejala, Pencegahan, dan Pengobatan