TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA

Bahaya Penggunaan Baby Walker pada Anak, Bisa Berakibat Fatal

Baby walker tidak disaranakan untuk diberikan pada anak, Ma

Pexels/근형 김

Bayi biasanya mulai berjalan antara usia 10 dan 18 bulan. Sebelum mulai berjalan, bayi biasanya sudah merangkak (antara usia 7 dan 12 bulan) dan menarik diri untuk berdiri (biasanya antara usia 9 dan 12 bulan), mengutip pregnancy birth and baby.

Untuk menudukung proses tersebut, sebagian orangtua mungkin menggunakan baby walker untuk mempercepat kemampuan berjalan si Kecil.

Meskipun dianggap bisa memberikan kemudahan pada bayi untuk berjalan dan menjelajahi lingkungan sekitar, nyatanya penggunaan baby walker pada anak menjadi kontroversi di kalangan pakar kesehatan karena memiliki bahayanya tersendiri.

Lalu, apa saja bahaya penggunaan baby walker pada anak? Berikut Popmama.com telah merangkum informasinya untuk Mama.

Bahaya Penggunaan Baby Walker pada Anak

unsplash/jimmy conover

Sebuah penelitian pada 2018 yang dirilis dalam National Library of Medicine Amerika Serikat menunjukkan bahwa antara tahun 1990 dan 2014, ada lebih dari 230.000 anak di bawah usia 15 bulan yang dilarikan ke gawat darurat akibat cedera karena penggunaan baby walker.

Adapun bahaya penggunaan baby walker pada anak adalah sebagai berikut:

1. Ketidakseimbangan otot

Perkembangan otot kaki yang tidak tepat karena baby walker hanya mengandalkan jari-jari kaki agar bayi bisa bergerak dan berjalan.

Hal ini membuat bayi berkembang dengan tidak normal dan tidak seimbang karena meskipun tungkai atas kakinya tidak terlatih dengan baik meskipun tungkai kaki bawahnya kuat.

2. Menghambat kemampuan motorik

Berjalan adalah salah satu cara alami bayi melatih kemampuan motoriknya. Penggunaan baby walker sebagai alat bantu jalan pada bayi membuat mereka mengandalkan alat tersebut untuk bergerak, sehingga mengurangi kesempatan bayi untuk berjalan sendiri.

Selain itu, baby walker juga menghalangi pandangan bayi dalam melihat kakinya sendiri. Padahal hal ini penting agar bayi mengetahui bagaimana kakinya mampu menopang tubuhnya, menjaga keseimbangan tubuh, serta langka yang benar.

3. Meningkatkan risiko cedera

Tak sedikit bayi yang terjatuh dari tangga, menabrak tembok, tersandung, hingga jatuh ke dalam kolam renang saat menggunakan baby walker untuk membantunya dalam berjalan. Hal ini juga disebabkan oleh pengawasan orangtua yang sangat kurang terhadap anak.

Dan kini semakin banyak orangtua yang telah mengetahui bahaya atau risiko dari penggunaan baby walker dan tidak memberikan anak mereka alat bantu tersebut.

4. Meraih barang berbahaya

Baby walker biasanya memiliki roda di beberapa sisi agar memudahkan mobilisasi bayi, tetapi kondisi ini justru membahayakan mereka karena bayi bisa menuju tempat-tempat atau sudut rumah tertentu dengan lebih mudah. Pada beberapa situasi, bayi mungkin bisa meraih dispenser air panas, gunting, pisau, garpu, gelas atau piring berbahan kaca, dan lain-lain.

Melalui keempat kondisi tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa baby walker tidak boleh digunakan atas faktor keamanan untuk bayi yang berpotensi menimbulkan risiko keselamatan dan perkembangan anak dalam jangka panjang.

Alternatif Alat Bantu Jalan untuk Bayi

Pexels/mart production

American Academy of Pediatrics (AAP) menyatakan bahwa baby walker tidak aman untuk digunakan bahkan jika diawasi oleh orangtua atau orang dewasa lainnya di sekitar. Untuk mengganti baby walker, berikut adalah alat-alat yang bisa membantu anak untuk menstimulasi kemampuan berjalan si Kecil:

  • Baby jumper. Alat ini memiliki tempat yang didesain untuk bayi duduk dan melompat dengan nyaman. Tak hanya bisa belajar berjalan, bayi juga bisa melakukan lompatan-lompatan tinggi yang mampu membuat bayi merasa senang. Manfaat lainnya adalah otot kaki bayi menjadi lebih kuat karena menopang badan mereka ketika sedang mendarat di lantai.
  • Activity center. Desain dari activity center mirip dengan baby walker, tetapi tanpa roda. Alat ini memungkinkan bayi untuk berputar dan memantul dengan kaki mungilnya. Terdapat mainan di sekelilingnya yang membuat bayi betah menghabiskan waktu lama di activity center.
  • Push walker. Alat ini mengharuskan bayi untuk berdiri dan mendorongnya dari belakang. Hal ini membuat bayi menggerakan seluruh tubuhnya dan sangat baik untuk perkembangan otot. Terus awasi anak setiap kali memakai push walker agar tetap aman.
  • Playmats. Matras berbahan dasar busa empuk ini sangat baik untuk digunakan pada bayi yang baru ingin belajar merangkak serta berjalan. Mama bisa ajari bayi berjalan di atas playmats agar bayi tidak terluka atau cedera ketika terjatuh.

Itulah informasi mengenai bahaya penggunaan baby walker pada anak. Hindari penggunaan baby walker dan beralih ke alat lainnya yang bisa membantu bayi mama berjalan lebih lancar serta aman.

Baca juga:

The Latest