Mengenal Cranial Helmet, Helm Khusus untuk Kepala Bayi Peang
Cranial helmet menjadi salah satu alat yang banyak digunakan untuk mempernbaiki bentuk kepala bayi
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Kepala peang atau flat head syndrome pada bayi menjadi salah satu masalah yang dihadapi oleh beberapa orangtua. Kondisi tersebut harus segera diatasi sedini mungkin agar tulang tengkorak si Kecil terbentuk dengan normal dan ideal. Ada beberapa cara yang bisa Mama lakukan untuk memperbaikinya, salah satunya dengan menggunakan cranial helmet.
Cranial helmet atau helm kranial sendiri adalah perangkat medis yang dirancang khusus untuk membentuk ulang atau remodeling kepala bayi secara bertahap. Alat tersebut juga direkomendasikan oleh banyak ortopedi kepada orangtua yang ingin memperbaiki bentuk kepala anak mereka.
Untuk mengetahui lebih banyak mengenai cranial helmet, helm khusus untuk kepala bayi peang, Popmama.com telah merangkum informasinya di bawah ini dengan lengkap untuk Mama. Yuk, disimak!
Mengenal Cranial Helmet, Helm Khusus untuk Kepala Bayi Peang
Berdasarkan informasi yang diunggah oleh dr. Citra Amelinda, Sp.A melalui Instagram pribadinya, cranial helmet telah banyak digunakan terutama di luar negeri. Durasi penggunaannya berlangsung selama tiga bulan atau lebih sesuai derajat keparahan. Cranial helmet harus digunakan selama 22 – 23 jam per hari dan dilepaskan saat bayi hendak mandi.
Helm tersebut memiliki cangkang yang keras dan lapisan busa di dalam yang nyaman dan tidak meimbulkan rasa sakit pada si Kecil. Cara kerja cranial helmet adalah dengan memberikan tekanan yang lembut pada kepala bayi di sisi yang asimetris atau peang serta mengarahkan pertumbuhan tulang ke arah yang ditujukan.
Selain itu, cranial helmet tetap bekerja pada saat bayi tertidur di satu posisi dalam waktu yang lama karena lapisan busanya berfungsi sebagai bantalan dan mencegah terjadinya kepala yang rata di sisi tersebut.
Mama tidak bisa mengenakan cranial helmet secara sembarangan dan harus berkonsultasi terlebih dahulu dengan dokter atau ahli pediatri hingga bayi dinyatakan perlu menggunakan helm tersebut.
Selama menjalani perbaikan bentuk kepala dengan helm kranial, dokter akan memantau kondisi dan perkembangan si Kecil hingga bentuknya berhasil berubah sesuai dengan yang diinginkan.
Kelebihan dan Kekurangan Cranial Helmet untuk Bayi
Terdapat beberapa kelebihan dan kekurangan penggunaan cranial helmet untuk bayi, di antaranya adalah sebagai berikut:
Kelebihan:
- Efektif dalam memperbaiki bentuk kepala karena didesain untuk memberikan tekanan lembut pada area kepala yang menonjol dan memberi ruang untuk pertumbuhan di area kepala yang datar.
- Cenderung aman untuk si Kecil karena bekerja secara alami tanpa prosedur bedah atau intervensi medis apapun.
- Mengembalikan bentuk kepala dengan simetris dan membenahi penampilan serta kepercayaan diri anak si masa yang akan datang.
- Membutuhkan pemantauan yang rutin dan konsisten dari dokter agar mendapat hasil yang diharapkan.
Sedangkan kekurangannya berupa:
- Pembuatan cranial helmet memakan biaya yang cukup mahal dengan kisaran harga yang berbeda.
- Durasi penggunaan helm yang panjang kerap kali membuat bayi dan orangtua merasa kurang nyaman.
- Di awal penggunaan, bayi mungkin akan merasa kepanasan, berkeringat, atau mengalami iritasi hingga akhirnya bisa beradaptasi dan terbiasa.
Cara Mengetahui Kepala Peang pada Bayi
Melansir Cranial Technologies, berikut adalah cara mengetahui kepala peang pada bayi yang bisa Mama lakukan di rumah.
1. Periksa bagian atas kepala bayi
Letakkan bayi dalam posisi berbaring dan lihatlah bagian atas kepala mereka dengan baik. Hal yang harus diperhatikan adalah kerataan pada satu sisi kepala, bentuknya menyerupai jajar genjang atau trapseium, telinga tidak sejajar satu sama lain, kepala yang lebih lebar, serta bagian belakang kepala tampak datar dibandingkan melengkung.
2. Periksa dari sisi samping
Ketika dilihat dari samping kanan atau kiri, kepala yang normal akan terlihat melengkung dengan simestris di bagian belakang.
Sedangkan kepala peang biasanya ditunjukkan dengan salah satu sisi kepala tampak lebih melengkung daripada sisi lainnya, bagian belakang kepala terlihat datar atau meninggi ke arah depan.
3. Telinga yang sejajar
Pada kepala yang normal, letak kedua telinga akan sejajar di sisi kanan dan kiri. Sedangkan, bayi dengan kondisi kepala plagiocephaly memiliki letak telinga yang tidak sejajar di kedua sisi.
4. Perhatikan dari sisi depan
Perhatikan wajah bayi dari depan dan bentuk kepala dan fitur wajah yang asimetris pun akan terlihat, seperti, satu mata yang lebih kecil, pipi yang lebih berisi dibandingkan sisi lainnya, tinggi kepala yang tidak sejajar, mulut yang miring, serta kepala tampak lebar.
5. Periksa dari sisi bawah
Melalui cara ini, Mama bisa memperhatikan bentuk dahi dan kepala bayi. Caranya adalah dengan membaringkan bayi dalam posisi telentang di permukaan yang datar dan menghadap langit-langit.
Pada anak dengan plagicephaly, dahinya akan terlihat lebih tinggi di satu sisi. Lalu, pada kondisi brachycephaly, dahi dan kepalanya berbentuk lebar ke samping. Kemudian pada scaphocephaly, dahi tampak maju ke depan.
Itu dia informasi mengenai cranial helmet, helm khusus untuk kepala bayi peang. Apakah Mama pernah melihat helm ini sebelumnya?
Baca juga:
- 6 Cara Pijat Bayi Kepala Peang akibat Leher Kaku
- Apakah Kepala Peang Bisa Kembali Normal?
- Bolehkah Bayi Mandi saat Demam? Ini Kata Dokter