Merangkak Bisa Mengurangi Risiko Bayi Terkena Asma, Ini Alasannya!
Ini hubungan antara merangkak dengan asma
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Merangkak merupakan salah satu fase tumbuh kembang seorang bayi yang dinanti-nanti prosesnya. Selain dapat menjadi pertanda anak tumbuh semakin besar, merangkak punya berbagai manfaat positif bagi bayi, seperti sebagai melatih koordinasi tubuh si Bayi.
Tidak hanya itu, ada penelitian yang menyebut kalau merangkak membuat bayi terhindar dari asma. Lho, kenapa itu bisa terjadi?
Bukankah ketika anak belajar merangkak, ia akan lebih sering terpapar bakteri, kuman, maupun virus yang ada di lantai?
Untuk penjelasan lengkapnya, yuk, sama-sama kita baca penjelasan kenapa merangkak bisa mengurangi risiko bayi terkena asma di Popmama.com berikut.
Benarkah Merangkak Bisa Mengurangi Risiko Bayi Terkena Asma?
Pada umumnya, bayi akan mulai merangkak pada usia 6 hingga 10 bulan. Ini merupakan tahapan awal bayi mampu menahan bobot tubuhnya sendiri, sebelum akhirnya otot-otot yang ia miliki cukup kuat untuk berjalan serta melakukan aktivitas fisik lainnya.
Namun, banyak Mama akan khawatir jika bayi merangkak. Mereka khawatir bayi akan terpapar dengan kotoran yang ada di lantai sehingga tidak sedikit mama yang over protektif pada si Kecil ketika fase merangkak.
Padahal, debu-debu yang ada di lantai maupun karpet tempat bayi merangkak bisa meningkatkan kekebalan tubuhnya sehingga ke depannya ia jadi lebih kebal terhadap beberapa masalah kesehatan tertentu.
Gerakan bayi merangkak dapat membuat partikel debu yang terkumpul di lantai atau karpet akan terlepas ke udara. Hal ini membuat ia bisa menghirup partikel empat kali lebih banyak dibandingkan orang dewasa, seperti dilaporkan dalam sebuah penelitian yang terbit dalam jurnal Environmental Science and Technology.
Paparan partikel debu ini tidak sepenuhnya berdampak negatif bagi pernapasan bayi. Dalam sebuah studi yang dirilis oleh Johns Hopkins Children's Center pada tahun 2014 menyatakan jika semakin sering bayi terpapar partikel atau pemicu alergi, maka sistem kekebalan tubuhnya akan semakin bagus.
Selain itu, bayi yang terpapar lebih banyak kotoran dengan berbagai jenis mikroba akan mempunyai risiko asma lebih rendah ketika usia dewasa.
Para peneliti bahkan menyebut kalau lingkungan rumah sebaiknya tidak perlu terlalu steril. Itu karena lingkungan yang sangat sterill dapat menyebabkan sistem kekebalan tubuh sulit untuk berkembang.
Meski Begitu, Tetap Jaga Kebersihan Rumah Sebaik Mungkin
Betul merangkak bisa mengurangi risiko bayi terkena asma ketika dewasa nanti. Akan tetapi, Mama tetap harus memperhatikan kebersihan rumah sebaik mungkin.
Tetap jaga kebersihan rumah dalam tingkat yang wajar, seperti rutin disapu, dipel dengan cairan antiseptik, atau bahkan di-vacuum jika bisa. Langkah-langkah tersebut penting untuk memastikan si Bayi tidak mudah tertular penyakit berbahaya ke depannya.
Tidak hanya itu, Mama tidak perlu khawatir saat bayi berada pada fase merangkak atau bahkan berguling-guling di karpet atau lantai rumah. Biarkan mereka belajar mengeksplorasi lingkungan sekitar dengan baik.
Jadi, sudah jelaskan, Ma, kenapa merangkak bisa mengurangi risiko bayi terkena asma. Jadi, luangkan waktu untuk menemani si Kecil saat merangkak agar ia lebih bersemangat untuk melewati salah satu fase ini dalam hidupnya.
Baca juga:
- 5 Fakta Tentang Penyakit Asma pada Bayi yang Perlu Mama Ketahui
- 5 Tips Mudah Bersih-bersih Rumah dalam Waktu Singkat
- Konsumsi Minuman Manis saat Hamil Tingkatkan Risiko Asma pada Bayi