5 Hal yang Harus Mama Lakukan saat Bayi Kekurangan Zat Besi
Kekurangan zat besi dapat menyebabkan bayi mengalami anemia
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Pada bayi, zat besi berperan penting dalam pertumbuhan, perkembangan perilaku, dan kognitif. Hal ini karena zat besi sangat berperan dalam mielinisasi neuron dan pembentukan neurotransmitter yang terjadi sejak dalam kandungan hingga anak berusia dua tahun, Ma.
Zat besi juga membantu pembentukan sistem kekebalan tubuh bayi. Jadi, kecukupan zat besi sangat penting diperhatikan di dalam masa tumbuh kembang bayi, khususnya selama dua tahun kehidupannya.
Untuk kebutuhan zat besi bedasarkan Angka Kecukupan Gizi (AKG) tahun 2004, bayi usia 0-6 bulan membutuhkan 0,5 mg per hari, dan bayi usia 7-12 bulan membutuhkan 7 mg per hari.
Kekurangan zat besi dapat menyebabkan anemia yang merupakan suatu keadaan di mana kadar hemoglobin di bawah normal. Bayi yang kekurangan zat besi akan terlihat pucat, lesu, tidak bergairah, kurang nafsu makan atau menyusu, dan mudah lelah saat bermain.
Sehingga, jika si Kecil mengalami tanda-tanda tersebut, jangan ragu berkonsultasi dengan dokter untuk memastikan apakah benar si Kecil mengalami kekurangan zat besi atau mengalami masalah lainnya, Ma.
Jika memang benar si Kecil mengalami kekurangan zat besi, umummnya dokter akan memberikan suplementasi zat besi.
Selain pemberian suplementazi zat besi, Mama juga bisa melakukan hal-hal yang telah Popmama.com rangkum dari buku Sehat Lezat yang ditulis dr. I Gusti Ayu Nyoman Partiwi alias dr. Tiwi di bawah ini:
1. Tetap meneruskan pemberian ASI
Pemberian ASI eksklusif hingga usia bayi 6 bulan, lalu dilanjutkan pemberian ASI hingga si Kecil berusia dua tahun atau lebih, Ma.
Pemberian ASI setelah usia 6 bulan harus disertai dengan pemberian MPASI, karena asupan zat besi dari ASI saja tidak lagi dapat memenuhi kebutuhan bayi, Ma.
2. Jika harus memberi PASI, maka pilih susu formula yang diperkaya atau difortifikasi zat besi
Jangan memberikan susu sapi segar pada bayi di bawah satu tahun, Ma. Selain mengandung sedikit zat besi, susu sapi mengandung garam dan protein yang lebih besar dan lemak yang lebih rendah daripada susu formula, sehingga tidak dapat memenuhi kebutuhan energi, perkembangan otak, dan sistem saraf bayi, Ma.
Protein pada susu sapi juga bisa menyebabkan alergi pada bayi. Namun, penggunaan susu sapi dalam pembuatan makanan bayi, apalagi dalam jumlah kecil, tidak akan menyebabkan masalah serius.
3. Memberikan MPASI yang kaya akan zat besi
Jika si Kecil sudah mengonsumsi MPASI, maka berikan ia MPASI yang kaya akan zat besi, Ma.
Bahan makanan sumber zat besi adalah daging yang berwarna merah, telur, hati ayam atau hati sapi, ikan, sayuran hijau (bayam dan brokoli), labu kuning, kacang-kacangan (kacang hijau, kacang kedelai, dan kacang merah) tahu, kentang, sereal yang diperkaya zat besi, dan buah kering (kismis dan aprikot).
Penyerapan zat besi oleh tubuh bervariasi menurut jenis makanan. Zat besi heme yang berasal dari bahan makanan hewani lebih baik penyerapannya dibandingkan zat besi non-heme yang berasal dari bahan makanan nabati.
Mama disarankan menggunakan bahan makanan sumber zat besi heme bersama dengan bahan makanan sumber sat besi non-heme saat membuat MPASI untuk si Kecil.
4. Memberikan buah-buahan
Buah mengandung vitamin C yang dapat memicu penyerapan zat besi non-heme hingga 4 kali lipat, Ma.
Jadi, Mama sebaiknya memberikan makanan kaya zat besi dengan makanan yang kaya vitamin C, seperti jeruk, stroberi, pisang, tomat, dan brokoli.
5. Cermati hal-hal yang bisa menghambat penyerapan zat besi oleh tubuh bayi
Ma, coba perhatikan apa saja yang bias menghambat penyerapan zat besi oleh tubuh bayi. Misalnya, pemberian minum teh yang mengandung tanin dan polifenol, konsumsi serta yang berlebihan karena mengandung fitat dan oksalat, serta konsumsi MPASI yang kaya zat besi bersamaan dengan makanan atau minuman yang kaya kalsium.
Itu tadi hal yang harus lakukan saat bayi kekurangan zat besi. Jangan ragu berkonsultasi ke dokter untuk memastikan kondisi si Kecil, ya, Ma!
Baca juga:
- Super Praktis, Ini 8 Rekomendasi Abon untuk MPASI
- 5 Resep MPASI dari Pasta, Dijamin Nikmat dan Bergizi!
- Sebagai Lemak Tambahan, Ini 8 Rekomendasi Fat Oil untuk MPASI