TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA

Mana yang Lebih Bahaya untuk Bayi, Kurang atau Overstimulasi?

Stimulasi yang tepat dapat membantu perkembangan bayi semakin optimal

freepik/shurkin_son

Bertambahnya kemampuan si Kecil di masa tumbuh kembangnya tentu momen yang ditunggu-tunggu oleh setiap orangtua. Nah, agar kemampuan si Kecil semakin pesat, penting untuk orangtua memberikan stimulasi.

Tentu stimulasi pada bayi penting dilakukan untuk merangsang kemampuan fisik hingga kognitifnya. Untuk itu, penting bagi orangtua memberikan stimulasi di masa tumbuh kembang bayi.

Kurang stimulasi tentu dapat berdampak buruk pada tumbuh kembangnya. Namun kelebihan stimulasi yang diberikan pada bayi juga tidak baik. Lantas, mana yang lebih bahaya untuk bayi, kurang atau overstimulasi

Berikut ini Popmama.com telah merangkum penjelasannya. Disimak, yuk, Ma!

Stimulasi untuk Tumbuh Kembang Bayi

Freepik

Stimulasi merupakan kegiatan yang dilakukan untuk merangsang tumbuh kembangnya. Bayi sebaiknya diberikan stimulasi agar si Kecil memiliki kemampuan dasar yang digunakan untuk berpikir, bersikap, hingga bersosialisasi.

Nah, stimulasi yang diberikan pada bayi juga perlu bertahap sesuai dengan usianya, Ma. Bayi dapat menyerap semua yang dilihat dan diketahuinya. Untuk itu dalam mengajarkan si Kecil harus perlahan-lahan dan sesuai tahapan usianya agar perkembangannya optimal.

Namun pemberian stimulasi yang tepat masih banyak kurang dipahami oleh orangtua. Tak sedikit orangtua yang acuh dengan pemberian stimulasi untuk bayi karena kurang mendapat edukasi. 

Bukan hanya itu, tak menutup kemungkinan ada juga orangtua yang ingin anaknya dapat tumbuh dengan pintar sehingga memberi terlalu banyak stimulasi yang tidak sesuai dengan usianya.

Padahal pemberian stimulasi yang optimal menunjang perkembangan si Kecil adalah pemberian stimulasi yang pas dan tepat, tidak kurang atau berlebihan.

Dampak Kurang Stimulasi pada Bayi

Freepik/freepik

Stimulasi memang sangat penting untuk diberikan pada bayi, bahkan sejak si Kecil baru lahir. Ternyata, jumlah stimulasi yang diberikan pada bayi juga berpengaruh dengan sel dan percabangan di otaknya, Ma.

Stimulasi yang diberikan pada bayi bisa bermacam-macam, namun harus sesuai dengan tahapan usianya. Sebaiknya stimulasi diberikan secara rutin dan konsisten, sebab ada beberapa dampak kurang stimulasi yang dapat terjadi pada bayi.

Kurang stimulasi akan berdampak membuat perkembangannya terhambat, misalnya bayi menjadi speech delay karena jarak diajak berbicara atau tidak mampu menyelesaikan masalah sederhana karena kurang dilatih.

Dampak Overstimulasi pada Bayi

Freepik

Stimulasi yang kurang tentu berakibat pada perkembangan bayi yang terhambat. Namun stimulasi yang terlalu berlebihan juga tidak baik untuk perkembangannya lho, Ma. 

Overstimulasi merupakan pemberian stimulasi pada bayi secara berlebihan dan tidak sesuai dengan usianya. Jika stimulasi yang diberikan terlalu banyak, bayi akan mudah lelah dan menjadi tertekan.

Tentu si Kecil akan merasa bingung dan dapat membebani baik secara fisik maupun kognitif bayi. Bayi yang sering rewel juga bisa disebabkan oleh adanya overstimulasi yang diberikan padanya.

Stimulasi berlebihan akan berdampak pada kesehariannya. Bayi yang stimulasinya berlebihan akan sulit tidur nyenyak karena terlalu banyak stimulasi yang didapat, sering rewel tiba-tiba, tidak suka dengan keramaian atau melihat orang banyak aktivitas, dan lainnya.

Mana yang Lebih Bahaya untuk Bayi, Kurang atau Overstimulasi?

Freepik/peoplecreations

Stimulasi yang tepat tentu sangat mendukung tumbuh kembang bayi agar lebih optimal dan si Kecil akan dengan mudah berpikir dan menyelesaikan masalah. Nah, sebelumnya juga telah dijelaskan apa dampak yang terjadi pada bayi dengan stimulasi yang kurang atau berlebihan.

Jadi, mana yang lebih bahaya? Kurang stimulasi atau overstimulasi? Hal yang paling terpenting dalam memberikan stimulasi pada bayi adalah sesuai dengan tahapan dan usianya.

Sebenarnya keduanya sama-sama tidak baik untuk perkembangan si Kecil sebab terdapat risiko masing-masing yang tidak baik untuk tumbuh kembangnya. Selain itu, perkembangan bayi juga menjadi kurang optimal jika stimulasi yang diberikan dengan kurang tepat.

Sebagai contoh, jangan memberi stimulasi cara menghitung matematika pada bayi yang baru menginjak 6 bulan. Selain tidak sesuai dengan tahapan usia, bayi sebaiknya diajarkan dasar-dasar berpikirnya terlebih dahulu sebelum diberikan stimulasi lanjutan.

Stimulasi yang Tepat untuk Bayi 6-12 Bulan

freepik/peoplecreations

Stimulasi yang diberikan pada bayi harus tepat agar bayi dapat memahami dan menerapkan dengan benar. Stimulasi yang diberikan juga akan optimal jika hal yang dipelajari sesuai dengan usianya.

Bagaimana stimulasi yang tepat untuk bayi berusia 6-12 bulan? Bayi usia ini sudah semakin responsif, interakti, dan cekatan. Melansir NCT UK, dapat memberinya stimulasi sebagai berikut:

  • Main ambil dan memberi barang,
  • Memberinya mainan dengan roda atau bola untuk didorong,
  • Mendorong bayi untuk merangkak ke satu titik,
  • Mengajarinya berenang di tepi kolam,
  • Bermain cilukba,
  • Mengenalkan macam-macam hewan lewat buku bacaan anak,
  • Menyusun mainan blok, dan
  • Memberi bayi MPASI.

Stimulasi yang diberikan pada bayi sebaiknya bertahap, jangan diberikan secara sekaligus dan buatlah bayi terbiasa lebih dahulu. Si Kecil akan dengan mudah merasa nyaman dengan stimulasi yang diberikan jika kondisinya baik dan tidak membuatnya tertekan hingga rewel.

Itu dia penjelasan mengenaikurang stimulasi atau overstimulasi pada bayi. Semoga informasi di atas bermanfaat.

Baca juga:

The Latest