7 Bahaya Obesitas pada Bayi, Bisa Picu Komplikasi Kesehatan
Tak hanya orang dewasa, obesitas juga bisa menyerang bayi
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Belum lama ini, ramai terkait balita asal Bekasi, Jawa Barat bernama Kenzie yang mengalami obesitas dini. Di usianya yang baru menginjak 16 bulan, Kenzie harus memiliki berat badan mencapai 27 kilogram akibat obesitas.
Obesitas pada bayi bukanlah sebuah masalah yang harus disepelekan. Ada banyak bahaya atau komplikasi yang bisa dialami jika bayi mengalami obesitas.
Kondisi tersebut dapat membuat anak harus berhadapan dengan berbagai masalah kesehatan, yang biasanya muncul saat di usia dewasa.
Melansir dari berbagai sumber, berikut Popmama.com telah rangkum sejumlah bahaya obesitas pada bayi.
1. Rentan terkena diabetes
Sebagian dari Mama mungkin sudah ada yang tahu bahwa obesitas merupakan salah satu faktor risiko utama diabetes. Kondisi ini dapat memengaruhi cara tubuh anak dalam menggunakan glukosa.
Diabetes merupakan kondisi yang membuat insulin tidak dapat bekerja secara maksimal. Akibatnya, tubuh mengalami penumpulkan gula di dalam darah. Salah satu ciri diabetes yang perlu diperhatikan adalah sering buang air kecil.
2. Tubuh mengalami nyeri persendian
Berat badan berlebih pada bayi dapat memberikan tekanan esktra di area pinggul dan lutut. Sehingga, kondisi diabetes mampu memicu rasa nyeri dan cedera pada beberapa bagian tubuh, seperti pinggul, lutut, dan punggung.
3. Kolesterol dan tekanan darah tinggi
Setelah memasuki waktu MPASI, pola makan yang buruk dapat membuat bayi mengalami kolesterol dan tekanan darah tinggi.
Faktor-faktor tersebut dapat memicu penumpulkan plak di bagian arteri. Sehingga, dapat berujung pada permasalahan jantung hingga stroke.
4. Asma dan sleep apnea
Masalah penapasan juga menjadi salah satu komplikasi yang bisa dialami bayi diabetes, seperti asma dan napas berhenti secara mendadak saat tidur (sleep apnea).
Sleep apnea adalah gangguan tidur yang dapat menyebabkan pernapasan seseorang berhenti sementara selama beberapa kali. Kondisi ini bisa ditandai dengan mengorok ketika tidur.
5. Penyakit perlemakan hati non-alkohol (NAFLD)
Penyakit perlemakan hati non-alkoholik (Non-alcoholic fatty liver disease, NAFLD) menyebabkan timbunan lemak di organ hati.
Kondisi ini dapat menyebabkan jaringan parut dan kerusakan hati. Sayangnya, NAFLD sering kali tidak menimbulkan gejala, sehingga sulit terdeteksi.
6. Mudah kelelahan dan rewel
Diabetes yang menyerang bayi akan menyebabkan mereka lebih mudah merasa kelelahan akibat kurangnya pasokan gula di dalam sel-sel tubuhnya.
Bayi yang merasa kelelahan juga cenderung akan mudah rewel lantaran sekujur tubuhnya merasa lelah.
7. Mudah mengalami depresi di usia dini
Selain gejala klinis, obesitas yang menyerang bayi dan anak bisa menyebabkan komplikasi mulai dari ujung kepala hingga ujung kaki. Mereka kemungkinan akan cepat depresi dan mengalami kepercayaan diri yang rendah akibat obesitas.
Itu dia sederet bahaya obesitas pada bayi. Sebagai bentuk pencegahan, Mama bisa melakukan pencegahan pada bayi 0-12 bulan dengan memberikan ASI, kemudian terapkan MPASI yang baik dan benar.
Baca juga:
- Tetap Waspada, Bayi Tabung Lebih Berisiko untuk Mengalami Obesitas
- Awas, Ini 5 Tanda Bayi Mengalami Obesitas yang Harus Diwaspadai
- Tetap Sehat hingga Dewasa, Ini 5 Tips Cegah Bayi Obesitas Sejak Dini