Sawan pada Bayi Merupakan Mitos ataukah Fakta?
Ketahui juga dan cara mengatasai sawan pada bayi!
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Beberapa orang di Indonesia masih percaya bahwa bayi masih sangat sensitif terhadap makhluk astral.
Oleh karena itu, bagi masyarakat Indonesia, sawan diartikan sebagai suatu kondisi di mana bayi mendadak mengalami perubahan perilaku tanpa alasan yang jelas dan berkaitan dengan hal mistis.
Hal tersebut biasanya disebabkan oleh terlanggarnya berbagai mitos yang mungkin dilakukan oleh sang Mama.
Namun menurut medis, sawan atau serangan kejang tiba-tiba adalah proses pelepasan aliran elektrik secara tidak normal di dalam otak dan berakibat terjadinya guncangan pada bayi. Tingkat keparahan dari sawan ini berkisar dari hentakan beberapa otot di bagian tubuh hingga guncangan seluruh badan (grand mal seizure).
Lantas, mana yang benar? Sawan pada bayi merupakan mitos ataukah fakta?
Nah, untuk mengetahui informasinya lebih jelas, berikut Popmama.com telah merangkum ulasan lengkapnya.
1. Penyebab sawan pada bayi
Sebagian besar penyebab sawan pada bayi adalah akibat demam tinggi yang dialaminya.
Maka itu, sebagai orangtua, Mama harus selalu waspada jika si Kecil mengalami demam yang tinggi hingga mencapai 41 derajat Celcius.
Jika si Kecil sudah terlanjur demam, sebaiknya segeralah kendalikan demamnya agar suhu tubuh bayi tidak melonjak tinggi.
Jika tidak segera ditangani, bayi bisa saja mengalami sawan, kejang dan mengigau. Pasalnya, otak bayi yang belum sempurna bisa bereaksi terhadap fluktuasi temperatur yang mendadak terjadi.
Anak yang sedang sawan parah bahkan bisa sampai menggeliat-geliat di lantai, bola matanya bergerak ke atas, mulutnya berbusa, lidahnya tergigit dan kehilangan kesadaran sejenak.
Gejalanya sangat mirip dengan epilepsi. Biasanya bayi dan anak di bawah 5 tahun yang sering mengalami sawan.
2. Cara mengatasi sawan pada bayi
Dikutip dari The Baby Book karangan William Sears dan Martha Sears, jika terjadi sawan pada anak, berilah pertolongan pertama dengan melakukan beberapa hal berikut, seperti:
- Membaringkan anak dengan aman di atas lantai dengan posisi telungkup atau miring, agar lidahnya menjulur ke depan dan lendir bisa mengalir keluar, sehingga tidak menghalangi masuknya oksigen ke dalam tubuh.
- Jangan memberikan makanan atau minum selama anak sawan.
- Jangan cemas jika bibir anak tidak berwarna biru dan anak masih bisa bernapas dengan normal.
- Bila bibir anak berubah menjadi biru atau sesak napas, berikan napas buatan dari mulut ke mulut setelah saluran udaranya dibersihkan.
- Singkirkan barang-barang yang berbahaya jika anak masih menggeliat-geliat di lantai.
- Jika panas anak tetap tinggi, bukalah bajunya dan gosokkan badannya dengan menggunakan handuk yang dingin untuk mengurangi temperatur yang meningkat secara tiba-tiba. Karena demam yang semakin parah bisa mengakibatkan lebih banyak serangan tiba-tiba.
3. Sawan pada bayi, mitos atau fakta?
Merangkum dari beberapa informasi di atas, maka dapat disimpulkan bahwa sawan pada bayi adalah fakta kasus medis.
Namun, bukan karena hal mistis atau mitos yang dilanggar oleh sang Mama, melainkan akibat demam tinggi pada bayi hingga membuat tubuhnya bereaksi.
Oleh karena itu, sebagai Mama Milenial yang cerdas, sebaiknya Mama tidak langsung percaya dengan mitos yang beredar di masyarakat.
Alangkah lebih baik jika Mama mencari tahu faktanya terlebih dahulu melalui artikel-artikel terpercaya atau bahkan langsung dari dokter spesialis anak. Kalau masih ragu, tanyakan ke ahli di kolom Tanya Ahli.
Semoga bermanfaat ya, Ma!
Baca juga:
- Jitu! Ini 6 Cara Mencegah Bayi Rewel Saat Tumbuh Gigi
- Manfaat Mengajarkan Bahasa Isyarat kepada Bayi. Tak Ada Lagi Rewel!
- Kenali! Wonder Week, Ketika Bayi Lebih Sering Menangis dan Rewel